Kabupaten jurnalekbis.com/tag/bima/">Bima, Jurnalekbis.com – Bencana banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu malam, 2 Februari 2025, pukul 19.00 WITA. Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan luapan air dari pegunungan membawa material kayu dan batu, merendam pemukiman warga di beberapa desa di wera/">Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi. Delapan orang dilaporkan hanyut terseret arus bandang, dan satu korban berhasil ditemukan pada Senin pagi.
Menurut Ahmadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, bencana ini diawali dengan peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 29 Januari 2025. Peringatan tersebut berlaku hingga 3 Februari 2025, dengan prediksi curah hujan tinggi dan lama di dua wilayah NTB, termasuk Kabupaten Bima.
“Sejak 29 Januari hingga 2 Februari, hujan deras telah melanda beberapa wilayah di NTB, termasuk Lombok Utara dan Kabupaten Bima. Di Bima, khususnya di Kecamatan Wera yang terletak di dataran rendah dekat pantai, curah hujan mencapai puncaknya pada Minggu sore dan malam hari,” jelas Ahmadi.
Banjir bandang terjadi ketika bantaran sungai tidak mampu menahan luapan air, menyebabkan air meluap dengan kekuatan dahsyat. Beberapa rumah panggung di daerah tersebut hanyut terbawa arus, termasuk penghuninya yang sedang beristirahat.Hingga Senin pagi, delapan orang dilaporkan hilang, dan satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban yang ditemukan adalah Irma (40), sementara tujuh orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan. Daftar nama orang hilang antara lain Ibrahim (75),Yani (28),Juliani (32),Aisah (5),Irgi (4),One (10 bulan) dan Satu orang belum teridentifikasi.
“Karena kejadian terjadi pada malam hari, warga tidak sempat menyelamatkan diri. Banjir bandang memiliki daya rusak yang sangat kuat, berbeda dengan genangan air biasa yang surut secara perlahan. Rumah-rumah pun hanyut dengan cepat,” tambah Ahmadi.
Selain korban jiwa, kerusakan material juga cukup parah. Fasilitas umum dan rumah warga mengalami kerusakan berat akibat terjangan air dan material yang terbawa arus.Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian korban hilang serta evakuasi warga yang terdampak. BPBD NTB juga mengimbau warga di daerah rawan bencana untuk tetap waspada dan mengikuti arahan pihak berwenang, terutama mengingat peringatan cuaca ekstrem masih berlaku hingga 3 Februari 2025.