Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam upaya meningkatkan kesiapan lulusan perguruan tinggi menghadapi dunia kerja, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Aryadi, menjadi narasumber dalam kegiatan pembekalan soft skills bagi calon wisudawan dan wisudawati Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Acara ini berlangsung di Aula UMMAT dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang akan segera menyelesaikan studi mereka.
Dalam pemaparannya, Aryadi menekankan pentingnya keseimbangan antara hard skills dan soft skills dalam dunia kerja. Ia mengungkapkan bahwa kecerdasan akademik dan keahlian teknis memang penting, namun kemampuan berkomunikasi, komitmen, ketahanan mental, kerja tim, disiplin, serta kepemimpinan merupakan faktor utama yang menentukan kesuksesan seseorang di dunia profesional.
“Soft skills meliputi etika, disiplin, kemampuan komunikasi, serta public speaking agar ide dapat tersampaikan dengan jelas. Selain itu, kemampuan bekerja dalam tim dan membangun relasi kerja yang baik juga menjadi faktor utama dalam kesuksesan karier seseorang,” ujar Aryadi.
Sementara itu, hard skills mencakup penguasaan teknis sesuai bidang pekerjaan, kemampuan menggunakan teknologi yang relevan dengan industri, serta keterampilan problem-solving dalam menghadapi tantangan pekerjaan.
Aryadi juga memaparkan kondisi ketenagakerjaan di NTB, di mana setiap tahun jumlah pencari kerja terus meningkat dengan tambahan sekitar 216.000 tenaga kerja baru. Dari jumlah tersebut, hanya 30% yang terserap di sektor formal, sementara 70% lainnya bekerja di sektor informal seperti UMKM, pertanian, dan perdagangan.
“Mayoritas pekerja di sektor informal memiliki tingkat pendidikan SD ke bawah. Bahkan, masih ada yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Salah satu tantangan besar adalah mismatch kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri, yang mengakibatkan banyak posisi strategis tidak terisi,” ungkapnya.
Selain itu, lulusan SMK dan SMA yang sebenarnya memiliki potensi lebih besar justru masih banyak yang menganggur. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi link and match yang optimal antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Aryadi menyarankan para lulusan agar lebih fleksibel dan siap beradaptasi dengan kebutuhan industri. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
Meningkatkan Keterampilan Teknologi: Menguasai teknologi digital dan platform kerja online menjadi keharusan di era saat ini.

Menguasai Bahasa Asing: Kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, menjadi nilai tambah bagi pencari kerja.
Memanfaatkan Platform Ketenagakerjaan: Menggunakan aplikasi seperti SIAPKerja untuk membantu pencari kerja menemukan lowongan yang sesuai.
Terbuka terhadap Peluang di Luar Daerah: Kesempatan kerja tidak hanya ada di NTB, tetapi juga di luar daerah atau bahkan di luar negeri.
Disnakertrans juga mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan industri. Kurikulum di lembaga pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan yang relevan.
“Persiapkan diri dengan baik, tingkatkan keterampilan, dan jangan ragu untuk mengambil peluang yang ada. Kesuksesan tidak hanya bergantung pada gelar akademik, tetapi juga pada kesiapan mental dan kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja,” pungkas Aryadi.
Aryadi mengungkapkan bahwa Disnakertrans telah menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Mataram (Unram), Universitas Islam Negeri (UIN), dan Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES). Ia juga membuka peluang untuk bekerja sama dengan UMMAT di masa mendatang.
“Mungkin ke depannya Disnaker dapat bekerja sama dengan UMMAT,” tambahnya.
Selain itu, Disnakertrans mendukung program Skill Center yang diinisiasi oleh gubernur terpilih. Program ini bertujuan untuk fokus pada pengembangan keterampilan spesifik, seperti bahasa asing, agar tenaga kerja NTB lebih kompetitif di pasar global.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa bernama Ali menanyakan tentang ketersediaan pelatihan desain grafis printing. Menanggapi hal tersebut, Aryadi menjelaskan bahwa saat ini di Balai Latihan Kerja Dalam dan Luar Negeri (BLKDLN) NTB belum tersedia pelatihan tersebut. Namun, ia menyarankan untuk memeriksa ketersediaan pelatihan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur.
“Meski di BLKDLN belum tersedia, bisa juga cek ketersediaan pelatihan tersebut di BPVP Lombok Timur. Karena biasanya mereka memberikan informasi pelatihan apa saja yang akan diadakan,” katanya.
Pertanyaan lain datang dari Ummi, yang menanyakan tentang keamanan data saat mendaftar akun SIAPKerja, mengingat maraknya kasus kebocoran data pengguna. Aryadi menegaskan bahwa data pendaftar di akun SIAPKerja tidak dapat diakses sembarangan dan hanya admin yang memiliki akses.
“Memang penguasaan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi setiap tenaga kerja. Bahkan dalam proses melamar pekerjaan sekalipun, teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan. Keamanan siber memang menjadi kebutuhan utama bagi berbagai sektor industri. Jadi untuk akun SIAPKerja, tingkat keamanannya sangat terjamin,” tegasnya.