News

Produk Warga Binaan Jadi Sorotan di Ngabuburit Jeruji

×

Produk Warga Binaan Jadi Sorotan di Ngabuburit Jeruji

Sebarkan artikel ini
Produk Warga Binaan Jadi Sorotan di Ngabuburit Jeruji
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) lombok-barat/">Kelas IIA Lombok Barat turut meramaikan kegiatan “Ngabuburit Jeruji” yang diinisiasi oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Nusa Tenggara Barat. Acara ini berlangsung di Kampung PAS,  sebagai bagian dari semarak Ramadan sekaligus untuk mempromosikan produk unggulan warga binaan.

Dalam acara ini, warga binaan Lapas Kelas IIA Lombok Barat memamerkan beragam karya unggulan, termasuk Batik Tulis “Gembok,” kerajinan cukli khas Lombok, meubelair, hingga produk tata boga. “Ngabuburit Jeruji” menjadi momentum penting dalam menunjukkan kreativitas warga binaan sekaligus menjadi ajang unjuk gigi hasil program pemberdayaan.

Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya pameran semata, melainkan bagian dari proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi jembatan bagi warga binaan untuk membuka peluang baru setelah menyelesaikan masa hukumannya,” kata Fadli. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini adalah bukti nyata dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup warga binaan.

Baca Juga :  Quantum of the Seas, Kapal Pesiar Terbesar Sandar di Lombok Barat

“Ngabuburit Jeruji” sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam aspek penguatan dan pemberdayaan warga binaan untuk menghasilkan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini bertujuan untuk menyiapkan warga binaan agar dapat kembali berkontribusi secara positif di masyarakat pasca-pembebasan.

Produk-produk yang dihasilkan oleh warga binaan mencerminkan kualitas dan dedikasi mereka dalam memanfaatkan pelatihan yang diberikan selama masa tahanan. Dengan adanya pameran ini, harapannya adalah untuk mengubah stigma negatif yang selama ini melekat pada warga binaan.

Anak Agung Gde Krisna, Kepala Kanwil Ditjenpas NTB, menyampaikan bahwa Kampung PAS dirancang untuk menjadi ruang kreatif bagi warga binaan. “Kampung PAS ini akan menjadi wadah bagi warga binaan dan klien pemasyarakatan untuk menyalurkan bakat dan kreativitas mereka. Ini juga menjadi tempat mempromosikan karya-karya mereka kepada masyarakat luas,” jelasnya.

Baca Juga :  Penerbangan Perdana Jemaah Haji NTB, 386 Orang Menuju Madinah

Menurut Gde Krisna, kegiatan “Ngabuburit Jeruji” tak hanya menjadi sarana hiburan selama Ramadan, tetapi juga menguatkan peran Kampung PAS sebagai medium komunikasi antara warga binaan dengan masyarakat. Dengan mendekatkan karya warga binaan kepada publik, kepercayaan masyarakat terhadap proses rehabilitasi dapat semakin meningkat.

Lapas Kelas IIA Lombok Barat secara konsisten menjalankan program pelatihan dan pemberdayaan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan praktis. Program-program tersebut meliputi pelatihan produksi batik, seni kerajinan cukli, pembuatan meubelair, hingga pengolahan makanan. Semua upaya ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi warga binaan agar dapat hidup mandiri setelah keluar dari lapas.

Keberhasilan program ini tak lepas dari dukungan penuh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, serta keluarga warga binaan. Dengan adanya pemberdayaan yang efektif, diharapkan para warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan membawa dampak positif.

Baca Juga :  JDM Funday Mandalika Time Attack 2024 Sukses Digelar, Ahmad Fadillah Alam Catat Rekor Tercepat!

Kegiatan seperti “Ngabuburit Jeruji” menunjukkan bahwa warga binaan memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan. Dengan dukungan pelatihan dan pameran seperti ini, mereka dapat membangun kembali kepercayaan diri serta memperluas peluang untuk berkontribusi di masyarakat.

Semangat untuk terus mengembangkan program pemberdayaan menjadi salah satu pilar penting dalam reformasi pemasyarakatan indonesia/">di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa rehabilitasi sosial dapat diwujudkan melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.

Dengan optimalisasi program yang melibatkan kreativitas warga binaan, Lapas Kelas IIA Lombok Barat membuktikan bahwa proses rehabilitasi dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi. Di masa depan, diharapkan program-program seperti ini dapat terus berlanjut untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *