Mataram, Jurnalekbis.com – Menjelang bulan suci Ramadan 1446 H, kegiatan Intensifikasi Pengawasan Pangan Terpadu terus digencarkan. Kali ini, pengawasan dilakukan di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara pada tanggal 13 Maret 2025, dengan melibatkan Dinas Kesehatan, perdagangan/">Dinas Perdagangan, serta Gerakan Pramuka melalui SAKA POM.
“Dalam kegiatan Inwas Pangan selama Ramadan ini, kami senantiasa melibatkan peran Pemda karena mereka merupakan garda terdepan dalam mengawal keamanan pangan di daerah. Sehingga, jika ada temuan, harapannya dapat ditindaklanjuti secara lebih cepat dan efektif,” ujar Yosef dari BBPOM Mataram.
Tim terpadu melakukan pemeriksaan terhadap enam sarana retail pangan. Hasilnya, empat sarana memenuhi ketentuan, sementara dua sarana tidak memenuhi ketentuan. Temuan berupa pangan rusak (produk yogurt) dan kemasan penyok (produk susu kental manis) sebanyak 199 buah dengan nilai ekonomi Rp 446.400.
“Pangan rusak dilakukan pemusnahan oleh pemilik, sedangkan pangan dengan kemasan penyok diperintahkan untuk dikembalikan ke supplier dengan disertai bukti retur,” jelas Yosef.
Yosef mengimbau masyarakat untuk tidak membeli pangan kaleng yang rusak, meskipun dijual dengan harga diskon. “Pengemas kaleng yang sudah penyok pelapis bagian dalamnya dapat terkelupas dan dapat mengakibatkan karat pada bagian dalam sehingga mengakibatkan cemaran terhadap pangan tersebut,” katanya.

Selain itu, kaleng penyok juga berpotensi menyebabkan keracunan makanan serius, yaitu botulisme. “Botulisme diakibatkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang dapat tumbuh di dalam kaleng yang penyok, terutama pada bagian sambungan atas atau samping. Kita tidak dapat melihat, mencium, ataupun merasakan kandungan toksin ini, namun sedikit kandungan toksin ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian,” jelas Yosef.
Pedagang juga diingatkan untuk menyimpan produk pangan sesuai petunjuk dalam label. “Contohnya produk yogurt, seharusnya disimpan pada < 4 derajat Celcius, dalam lemari pendingin. Jika tidak, dapat mengakibatkan kerusakan produk dan keracunan pangan akibat tumbuhnya mikroba,” ujar Yosef.
Selain pemeriksaan sarana, tim juga melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) terhadap 41 sampel jajanan takjil. Hasilnya, ditemukan satu sampel mie basah yang positif mengandung boraks.
“Kami telah koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara untuk dapat menindaklanjuti temuan tersebut, karena temuan mie basah tersebut di tingkat pedagang. Harus ditelusuri sampai ke tingkat produksi untuk dilakukan pembinaan dan memutus mata rantainya,” lanjut Yosef.
Yosef mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lokasi jualan, kebersihan pedagang, makanan yang tertutup, dan penggunaan sarung tangan atau penjapit saat mengambil makanan. “Jika takjil nampak ada penyimpangan warna, bau, dan rasa, jangan dibeli. Jangan lupa untuk batasi konsumsi gula, garam, dan lemak, jangan berlebihan, agar puasa Ramadan aman dan nyaman,” tutup Yosef.
Guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan, tim melakukan edukasi langsung kepada pedagang dan konsumen melalui pemberian leaflet tentang keamanan pangan, Cek KLIK, dan aplikasi BPOM Mobile.
Masyarakat yang menemukan pelanggaran di bidang obat dan makanan dapat melaporkan langsung ke layanan informasi dan pengaduan masyarakat di nomor 087871500533 (7×24 jam) atau datang langsung ke kantor BBPOM di Mataram, Jl. Catur Warga – Kota Mataram.