Gaya HidupNews

Ekspedisi Mistis Mi6: Menguak Misteri Emas Bumi Gora

×

Ekspedisi Mistis Mi6: Menguak Misteri Emas Bumi Gora

Sebarkan artikel ini
Ekspedisi Mistis Mi6: Menguak Misteri Emas Bumi Gora
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com- Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 kembali menggemparkan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan rencana menghidupkan kembali program kontroversial namun menarik, “Ekspedisi Mistis”. Kali ini, ekspedisi ini tidak hanya sekadar mengungkap misteri sejarah, tetapi juga didesain sebagai gerakan budaya dan ekonomi yang diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. Fokus utama dari ekspedisi ini adalah menggerakkan masyarakat untuk menelusuri jejak harta berharga peninggalan kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Bumi Gora, julukan untuk Pulau Lombok dan Sumbawa.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, yang akrab disapa Didu, mengungkapkan bahwa inisiatif ini lahir dari keyakinannya akan kekayaan sejarah dan budaya yang terpendam di setiap sudut NTB. “Di setiap sudut daerah kita, ada banyak kisah yang menunggu untuk dipahami. Ekspedisi ini adalah cara kami mendengarkan dan menemukannya. Ini adalah perjalanan menuju dimensi yang terlupakan,” ujar Didu saat ditemui di Mataram, Sabtu (29/3/2025).

Didu, seorang analis kawakan yang memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan politik Bumi Gora, menegaskan bahwa pencarian harta peninggalan kerajaan bukan hanya sekadar nostalgia sejarah. Lebih dari itu, aktivitas ini menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar jika dikelola dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab.

“Sejarah dan ekonomi selalu berjalan beriringan. Manakala kita menemukan harta sejarah, itu berarti peluang besar bagi kita untuk membangkitkan kejayaan ekonomi daerah,” tandas Didu. Ia menyoroti tren global yang menunjukkan minat yang tinggi terhadap wisata sejarah dan budaya. Menurutnya, “Ekspedisi Mistis” ini dapat menjadi lokomotif penggerak ekonomi baru, tidak hanya bagi masyarakat NTB, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Didu kemudian memaparkan betapa kayanya Bumi Gora akan jejak sejarah dan peradaban kerajaan-kerajaan lokal yang sebagian besar masih belum sepenuhnya terungkap. Ia mencontohkan dahsyatnya letusan Gunung Tambora pada tahun 1815, sebuah peristiwa vulkanik terbesar dalam peradaban modern yang telah mengubur peradaban dan penduduk kerajaan-kerajaan di Pulau Sumbawa dalam timbunan abu vulkanik. Peristiwa tragis ini disebutnya memiliki kemiripan dengan kisah Pompeii di Italia yang lenyap akibat erupsi Gunung Vesuvius.

“Beberapa ekspedisi arkeologi telah menemukan sisa-sisa pemukiman, peralatan rumah tangga, perhiasan, dan benda-benda berharga lainnya yang menunjukkan peradaban yang maju di Pulau Sumbawa sebelum letusan Gunung Tambora,” jelas Didu, mengindikasikan potensi penemuan artefak berharga yang masih tersembunyi di bawah lapisan abu.

Baca Juga :  Hasil Pemetaan DPD, PDI Perjuangan NTB Usung Kepala Arpusda Sumbawa di Pilkada 2024

Tidak hanya di Sumbawa, Pulau Lombok juga menyimpan misteri sejarah yang menarik untuk diungkap. “Demikian halnya di Pulau Lombok. Sejumlah ekspedisi arkeologi telah menemukan emas dan perhiasan di makam-makam kuno yang diduga berasal dari kerajaan Sasak atau juga pengaruh Kerajaan Majapahit,” imbuh Didu. Penemuan-penemuan ini menjadi bukti adanya peradaban yang makmur dan memiliki kekayaan material di masa lampau.

Lebih lanjut, Didu menjelaskan bahwa hampir setiap kerajaan lokal di Nusantara pada masa lampau memiliki simpanan emas. Kerajaan-kerajaan di Bumi Gora pun tidak terkecuali. “Jejak peradaban sejarah membuktikan, bahwa hampir setiap kerajaan lokal di Nusantara pada masa lampau memiliki simpanan emas,” tegasnya.

Pada masa itu, emas bukan hanya sekadar logam mulia, tetapi juga memiliki berbagai fungsi penting. “Kala itu, emas adalah simbol kekayaan, status, dan juga digunakan sebagai alat tukar atau persembahan,” terang Didu. Ia menambahkan bahwa emas memegang peranan krusial dalam perdagangan internasional, menjadi simbol kekuasaan bagi raja dan bangsawan dalam bentuk mahkota dan perhiasan, serta berfungsi sebagai cadangan kekayaan yang aman dan tahan lama.

“Di samping itu, emas juga sebagai persembahan dalam ritual keagamaan. Itulah mengapa, berbagai ekspedisi arkeologi menemukan ada patung dewa, alat ritual yang terbuat dari emas, atau mas kawin yang berupa emas,” jelas Didu, menggambarkan betapa sentralnya peran emas dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat Nusantara di masa lalu.

Didu meyakini bahwa harta-harta berharga peninggalan kerajaan-kerajaan di Bumi Gora masih banyak yang tertimbun bersamaan dengan sejarah peradaban masa lalu. Inilah yang mendasari urgensi pelaksanaan “Ekspedisi Mistis” yang diinisiasi oleh Mi6. “Harta-harta berharga itu, kata Didu, banyak yang hingga kini masih tertimbun bersamaan dengan sejarah peradaban kerajaan-kerajaan masa lalu tersebut. Itulah mengapa, Ekspedisi Mistis yang diinisiasi Mi6 ini memiliki urgensi yang sangat besar,” katanya penuh semangat.

Pertanyaan mendasar yang ingin dijawab oleh ekspedisi ini adalah: di manakah sebenarnya harta karun berupa simpanan emas kerajaan-kerajaan di Bumi Gora tersebut terkubur? Inilah misi utama yang akan diemban oleh tim “Ekspedisi Mistis” Mi6.

Baca Juga :  Gus Miftah Mundur: Keputusan Pribadi yang Mengharukan

Untuk mencapai tujuannya, Didu menjelaskan bahwa “Ekspedisi Mistis” ini akan melibatkan berbagai pihak dengan keahlian yang berbeda. “Ekspedisi Mistis ini akan melibatkan para ahli arkeologi. Termasuk juga lembaga pemerintah yang membidangi hal ini seperti Balai Pelestarian Budaya atau Badan Arkeologi dan Purbakala,” ungkapnya. Keterlibatan lembaga pemerintah diharapkan dapat memberikan legitimasi ilmiah dan memastikan bahwa setiap penemuan ditangani sesuai dengan prosedur pelestarian cagar budaya. Didu berharap, dengan keterlibatan ini, lembaga-lembaga pemerintah dapat menjadi lebih proaktif dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya daerah.

Selain melibatkan para ahli di bidang arkeologi dan sejarah, “Ekspedisi Mistis” ini juga akan menggandeng para profesional di bidang yang dianggap “non-konvensional”. “Selain itu, Ekspedisi Mistis juga akan melibatkan mereka yang berprofesi sebagai paranormal. Sebab, kata Didu, ekspedisi ini sudah pasti memerlukan mereka untuk menembus dimensi lain,” jelasnya. Didu meyakini bahwa kemampuan paranormal dalam hal clairvoyance atau penglihatan jauh dapat membantu dalam “melihat” lokasi tersembunyi atau peristiwa masa lalu yang relevan dengan keberadaan harta karun. Kolaborasi antara pendekatan ilmiah dan intuitif ini menjadi daya tarik unik dari “Ekspedisi Mistis” Mi6.

Didu menyadari betul bahwa program “Ekspedisi Mistis” ini akan menimbulkan berbagai macam reaksi dan perdebatan di tengah masyarakat. Eksplorasi dan eksploitasi harta peninggalan kerajaan seringkali menjadi isu sensitif yang melibatkan aspek hukum dan budaya. Namun, mantan Eksekutif Daerah WALHI NTB dua periode ini menekankan bahwa potensi ekonomi yang sangat besar bagi daerah menjadi alasan kuat mengapa inisiatif ini perlu diwujudkan. “Potensi ekonomi yang sangat besar untuk daerah, menjadikan ekspedisi ini harus ada yang memulai,” tegasnya.

Didu kemudian memaparkan secara konkret potensi-potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari “Ekspedisi Mistis” ini. Salah satunya adalah potensi pariwisata sejarah. “Dia mengatakan, nantinya ekspedisi ini akan melahirkan situs arkeologi baru. Dan situs arkeologi tersebut akan bisa diubah menjadi destinasi wisata baru. Seperti halnya situs Kerajaan Majapahit di Trowulan di Jawa Timur, atau Situs Megalitikum di Gunung Padang, Jawa Barat,” jelas Didu. Ia membayangkan jika harta peninggalan kerajaan-kerajaan di Bumi Gora ditemukan dan dipamerkan dalam sebuah destinasi wisata khusus, hal ini akan menjadi daya tarik baru yang signifikan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus menghidupkan perekonomian daerah melalui sektor pariwisata.

Baca Juga :  NTB Sukses Tekan Inflasi! Angka Y-o-Y April 2024 Terendah Nasional!

Selain pariwisata, “Ekspedisi Mistis” ini juga diprediksi akan memicu pertumbuhan industri kreatif berbasis budaya. “Ekspedisi Mistis ini juga kelak akan melahirkan industri kreatif berupa replika dan produk budaya. Nantinya, artefak yang ditemukan selama ekspedisi, akan menginspirasi industri kreatif di NTB. Misalnya berupa pembuatan replika perhiasan emas, patung, kain wastra bercorak sejarah, dan lainnya,” papar Didu. Hal ini tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi para seniman dan pengrajin lokal, serta berpotensi mendorong ekspor produk budaya ke pasar global, memperkaya sektor ekonomi berbasis warisan budaya dan seni.

“Jika artefak peninggalan kerajaan Bumi Gora ditemukan dan dipromosikan. Masyarakat bisa memanfaatkan desainnya untuk menciptakan produk khas yang bernilai ekonomi tinggi,” imbuh Didu. Ia mencontohkan keberhasilan replikasi perhiasan khas Majapahit di Trowulan sebagai suvenir premium, serta popularitas kain wastra dengan motif kerajaan kuno seperti Pajajaran dan Sriwijaya di industri fashion.

Lebih jauh lagi, Didu melihat bahwa “Ekspedisi Mistis” ini akan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih luas, termasuk lapangan kerja di sektor penelitian dan restorasi. “Dengan begitu, kata Didu, pada akhirnya, program Ekspedisi Mistis ini kelak akan menghadirkan lapangan kerja baru dalam sektor penelitian dan restorasi. Berbagai profesi akan hidup. Arkeolog dan sejarawan. Pemandu wisata sejarah. Pengelola museum dan situs bersejarah. Pengrajin dan seniman yang mereplika artefak. Dan juga para teknisi konservasi benda bersejarah,” urainya.

Di akhir penjelasannya, Didu kembali menegaskan bahwa tujuan utama dari “Ekspedisi Mistis” ini jauh melampaui sekadar pencarian harta karun. “Mencari dan menemukan harta peninggalan kerajaan di masa lampau, sekali lagi bukan hanya tentang sejarah. Tetapi juga memiliki dampak ekonomi besar bagi masyarakat. Ekspedisi ini adalah investasi ekonomi masa depan Bumi Gora,” pungkas Didu, menutup perbincangan dengan optimisme akan potensi besar yang terkandung dalam warisan sejarah dan budaya NTB. Rencana “Ekspedisi Mistis” Mi6 ini tentu akan menjadi perhatian publik dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pelestarian sejarah dan pengembangan ekonomi kreatif di Nusa Tenggara Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *