Mataram, Jurnalekbis.com – Semangat solidaritas dan kepedulian kemanusiaan melintasi batas negara. Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), turut ambil bagian dalam upaya membantu korban gempa bumi yang melanda Myanmar. Dua personel terbaik dari Kantor SAR Mataram, yakni I Kadek Agus Ariawan dan Kurais, mendapatkan tugas mulia untuk bergabung dengan tim Indonesia Search And Rescue (INASAR) yang berjumlah total 73 personel.
Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, mengungkapkan rasa bangganya atas penugasan kedua rescuernya dalam misi kemanusiaan internasional ini. Beliau menegaskan bahwa I Kadek Agus Ariawan dan Kurais adalah personel pilihan yang telah melalui berbagai pelatihan dan teruji kompetensinya sesuai dengan standar INASAR (Indonesia Search And Rescue).
“Tentunya mereka merupakan personil pilihan yang sudah terlatih dan teruji sesuai dengan standar INASAR,” kata Muhamad Hariyadi dengan penuh keyakinan.
Pelepasan tim INASAR secara resmi dilakukan oleh Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Laksda TNI R. Eko Suyatno. Acara pelepasan yang berlangsung pada Selasa (1/4/2025) di Jakarta ini juga dihadiri dan didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, sebagai wujud dukungan penuh dari pemerintah Indonesia terhadap misi kemanusiaan ini.
Tim INASAR, termasuk dua rescuer dari Kantor SAR Mataram, memulai perjalanan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 4,5 jam, mereka akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Naypyidaw, ibu kota Myanmar.
Setibanya di Myanmar, waktu tidak banyak terbuang. Tim INASAR segera bergerak menuju Base of Operation (BoO) yang telah ditentukan. BoO ini akan menjadi pusat komando dan posko utama selama pelaksanaan misi pencarian dan pertolongan korban gempa bumi di wilayah terdampak. Dari BoO inilah, berbagai operasi penyelamatan dan bantuan akan dikoordinasikan.
Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, menyampaikan harapan besar agar keberangkatan tim INASAR, termasuk kedua personelnya, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mempercepat proses penyelamatan korban yang masih tertimbun reruntuhan akibat gempa bumi di Myanmar. Selain itu, kehadiran tim juga diharapkan dapat membantu dalam upaya pemulihan kondisi pasca-bencana di wilayah tersebut.
“Dengan keberangkatan tim INASAR ini, diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyelamatan dan pemulihan korban gempa di Myanmar,” tutup Hariyadi dengan nada optimis.

Pengiriman tim INASAR ke Myanmar merupakan wujud nyata dari komitmen dan peran aktif Indonesia dalam kancah kemanusiaan internasional. Ketika negara lain dilanda musibah, Indonesia tidak ragu untuk memberikan uluran tangan dan mengirimkan bantuan, baik berupa personel, logistik, maupun dukungan moril.
Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan gotong royong, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global. Keikutsertaan personel dari Kantor SAR Mataram semakin memperkuat citra NTB sebagai bagian integral dari upaya kemanusiaan Indonesia.
Data Regional Fiscal in Brief Februari 2025 menunjukkan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menghadapi berbagai tantangan fiskal. Dalam konteks ini, partisipasi aktif Kantor SAR Mataram dalam misi kemanusiaan internasional ini menunjukkan bahwa meskipun dengan keterbatasan sumber daya, semangat untuk membantu sesama tetap menjadi prioritas.
Pengiriman personel SAR yang terlatih tentu memerlukan alokasi anggaran, baik dari tingkat nasional maupun regional. Namun, nilai kemanusiaan dan solidaritas yang diwujudkan melalui tindakan ini memiliki dampak yang jauh lebih besar dalam membangun citra positif bangsa dan mempererat hubungan antar negara.
Sebagai wilayah yang juga memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang cukup tinggi, khususnya gempa bumi dan erupsi gunung berapi, masyarakat dan pemerintah NTB memiliki pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap bencana. Pengalaman menghadapi berbagai bencana di masa lalu telah membentuk budaya siaga bencana di NTB.
Keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh para rescuer dari Kantor SAR Mataram tentu menjadi modal berharga dalam membantu korban gempa di Myanmar. Mereka tidak hanya membawa keterampilan teknis dalam pencarian dan pertolongan, tetapi juga semangat pantang menyerah dan empati terhadap penderitaan sesama.
Partisipasi aktif dalam misi kemanusiaan internasional seperti ini memiliki dampak positif yang signifikan bagi citra Nusa Tenggara Barat dan Indonesia secara keseluruhan di mata dunia. Tindakan solidaritas ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang peduli terhadap isu-isu global dan siap membantu negara lain yang sedang mengalami kesulitan.
Citra positif ini dapat memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya dalam hubungan diplomatik, tetapi juga dalam menarik investasi dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB. Wisatawan cenderung lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah yang dikenal memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial yang tinggi.
Keberangkatan I Kadek Agus Ariawan dan Kurais dari Kantor SAR Mataram membawa serta pesan harapan dan dukungan dari masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk para korban gempa bumi di Myanmar. Di tengah duka dan kesulitan yang dialami, diharapkan kehadiran tim INASAR dapat memberikan semangat baru dan harapan akan adanya pertolongan.
Semoga misi kemanusiaan ini berjalan lancar, para rescuer diberikan keselamatan dalam bertugas, dan para korban gempa di Myanmar segera mendapatkan pertolongan dan pemulihan yang dibutuhkan. Solidaritas kemanusiaan tidak mengenal batas teritorial dan perbedaan, karena pada hakikatnya, kita semua adalah bagian dari keluarga besar umat manusia.