Olahraga

Lombok ‘Pamer’ Surga Paralayang di Piala Dunia

×

Lombok ‘Pamer’ Surga Paralayang di Piala Dunia

Sebarkan artikel ini
Lombok 'Pamer' Surga Paralayang di Piala Dunia

Mataram, B=Jurnalekbis.com – Langit Lombok bersiap menjadi saksi pertarungan para pilot paralayang terbaik dunia. Ajang bergengsi Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) Seri 3 akan segera digelar di lokasi ikonik Skylancing Lombok – Indonesia pada bulan Mei mendatang. Pihak panitia penyelenggara telah bergerak cepat melakukan serangkaian persiapan matang untuk menyambut kedatangan para atlet internasional dan memukau para penonton.

Kabar baik ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Pemprov NTB menunjukkan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan event tahunan berskala internasional ini.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Tribudi Prayitno, menegaskan bahwa eksistensi Skylancing yang kian populer di kalangan komunitas paralayang internasional semakin mengukuhkan posisi NTB sebagai destinasi unggulan untuk pengembangan sport tourism.

“Ini sebagai salah satu bukti bahwa NTB khususnya Lombok dan Skylancing telah menjadi lokasi kegiatan spot tourism. PGAWC ini kan event paralayang skala internasional yang punya gengsi di kalangan komunitas paralayang. Dan ini diikuti oleh peserta yang masuk rangking dunia. Ini kali ketiga Skylancing berkesempatan menjadi tuan rumah,” kata Tribudi Prayitno dengan bangga pada Selasa (8/4/2025).

Kadis yang akrab disapa Yiyit ini terus memantau perkembangan pesat olahraga paralayang di NTB. Ia mengungkapkan bahwa meskipun PGAWC kali ini kemungkinan menjadi yang terakhir digelar di Skylancing (karena pihak pengelola berencana menjajaki event dengan partisipasi yang lebih luas), namun hal ini justru membuka peluang baru bagi pengembangan sport tourism di NTB.

“Informasinya ini (PGAWC) kali terakhir, sebab pihak SkyLancing berencana mencoba menjelajah event lain yang sifatnya lebih banyak kepesertaan. Skylancing sudah tergabung dalam komunitas dan sedang menggagas event yang pesertanya umum. Ini sangat bagus untuk perkembangan sport tourism di NTB. Ini bagus sekali,” urai Yiyit dengan optimis.

Lebih lanjut, Yiyit mengungkapkan kabar menggembirakan lainnya. Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, Skylancing telah masuk dalam radar Pengurus Provinsi Federasi Aerosport Indonesia (Pengprov FASI) sebagai salah satu kandidat kuat venue untuk cabang olahraga (cabor) paralayang dalam perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, di mana NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT) didapuk menjadi tuan rumah bersama.

Baca Juga :  Kawasaki Eliminator: Motor Cruiser dengan Gaya Retro dan Teknologi Modern

“SkyLancing juga sudah dilirik oleh Pengprov FASI yang telah melakukan kunjungan pada bulan Februari kemarin. Informasinya, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 untuk cabor FASI yang terdiri atas enam cabor akan memohon kepada KONI agar venue-nya di NTB khususnya Skylancing,” bebernya dengan antusias. Potensi Skylancing menjadi tuan rumah cabor paralayang di PON 2028 tentu akan semakin memperkuat citra NTB sebagai destinasi sport tourism berkelas nasional.

Menjelang digelarnya PGAWC Seri 3 pada bulan Mei mendatang, Pemprov NTB telah menyiapkan sejumlah skema dukungan konkret. Mengingat prestisiusnya event ini dan masuknya dalam 58 Calender of Event yang telah dirilis Pemprov NTB untuk tahun 2025, dukungan maksimal menjadi prioritas.

“Kemarin saya sudah bertemu dengan salah satu panitia, kami sedang memfasilitasi agar ada dukungan dari BUMD yang ada di NTB dan sudah saya sampaikan ke Pak Sekda, Pak Sekda juga sudah membuat surat kepada sejumlah BUMD. Semoga nanti mendapat dukungan sebab ini sangat membantu daerah dalam pencitraan sebagai daerah sport tourism,” jelas Yiyit, yang juga merupakan mantan Pj Wali Kota Mataram. Dukungan dari BUMD diharapkan dapat melancarkan penyelenggaraan event dan memberikan dampak positif bagi promosi pariwisata NTB.

Kabar gembira bagi masyarakat NTB dan para pecinta olahraga paralayang. Yiyit secara eksplisit menyampaikan bahwa masyarakat yang ingin menyaksikan langsung keseruan dan ketegangan kompetisi PGAWC di Skylancing tidak akan dipungut biaya apapun alias gratis. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk lebih mendekatkan olahraga paralayang kepada masyarakat luas, khususnya di NTB, dan menumbuhkan minat serta apresiasi terhadap cabang olahraga yang memacu adrenalin ini.

“Memang jenis cabor ini menurut kebanyakan orang berbiaya tinggi. Tapi sebetulnya ketika ada keinginan atau kegemaran dalam menggemari hobi ini maka ada ruang yang bisa difasilitasi. Sebagai contoh teman-teman dari LANUD ZAM (Rembige) banyak sekali memfasilitasi termasuk komunitas-komunitas,” bebernya, menepis anggapan bahwa paralayang adalah olahraga eksklusif.

Baca Juga :  139 orang Karate NTB Ikuti GASHUKU dan Ujian DAN (Sabuk Hitam) INKANAS Regional 4

Yiyit juga mengakui bahwa penyelenggaraan event paralayang di Skylancing telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi pengembangan daerah, terutama di sektor olahraga dan pariwisata.

“Ketika ini sudah beralih kepada selain olahraga misalnya bisnis ini sangat menjanjikan, dan itu larinya (mohon maaf) sudah ke industri olahraga. Sebagai contoh apa yang dilakukan oleh teman-teman di SkyLancing. Banyak hal yang bisa digerakkan dari event di Skylancing ini,” sambungnya, menyoroti potensi ekonomi yang dapat tumbuh dari sport tourism.

Ke depan, Pemprov NTB bersama dengan berbagai stakeholder terkait akan terus berupaya untuk lebih memasyarakatkan olahraga paralayang di NTB.

“Ke depan, dengan adanya kolaborasi kita harapkan semakin banyak orang yang menggemari olahraga ini. Kita sudah diskusi dengan Pengprov FASI juga dengan pegiat, akan banyak program yang akan dilakukan dalam mensosialisasikan olahraga semacam ini,” pungkas Yiyit.

Sementara itu, Ketua Panitia PGAWC 2025, Roy Rahmanto, menyampaikan antusiasme tinggi dari para atlet paralayang mancanegara untuk berpartisipasi dalam gelaran PGAWC di Skylancing pada bulan Mei mendatang. Hingga awal April, tercatat sebanyak 95 atlet dari 17 negara telah resmi mendaftarkan diri.

Para atlet yang telah memastikan kehadirannya berasal dari berbagai penjuru dunia, termasuk China, Indonesia, Saudi Arabia, Hongkong, Korea Selatan, UAE, Iraq, Prancis, Spanyol, Malaysia, Turki, Mongolia, Serbia, Kosovo, China Taipei, Algeria, dan Nepal. Keberagaman negara peserta menunjukkan daya tarik dan prestise event PGAWC di mata komunitas paralayang internasional.

Roy menerangkan bahwa saat ini fokus utama panitia adalah mempersiapkan lokasi acara secara maksimal untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi para atlet maupun penonton.

“Untuk saat ini kita sedang pelebaran area take off untuk lokasi opening dan closing ceremony. Kita ingin tahun ini agar masyarakat bisa ikut menikmati di area take off. Kalau kemarin belum memungkinkan karena luas areal terbatas. Akses ke masyarakat umum masih terbatas,” jelas Roy.

Baca Juga :  Pemrov NTB Optimis 20 Emas Bisa teraih Pada Pelatda PON XXl 2024

Pihak Skylancing juga telah membuka area kawasan baru seluas setengah hektare untuk menunjang kelancaran event dan memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat.

“Kita buka lahan setengah hektare untuk akses masyarakat. InsyaAllah nyaman, termasuk tempat parkir,” ujarnya.

Roy kembali menegaskan bahwa masyarakat tidak akan dipungut biaya untuk menonton dan menikmati secara langsung keseruan PGAWC 2025 di Skylancing. Pihak panitia telah mempersiapkan berbagai fasilitas penunjang kenyamanan penonton, termasuk toilet gratis.

“Betul (gratis). Masyarakat tidak dipungut biaya masuk, fasilitas toilet kita siapkan, tanpa membayar. Jadi masyarakat kita buat nyaman. Itu semua free,” bebernya dengan antusias.

Meskipun demikian, Roy menjelaskan bahwa akses masyarakat ke area-area khusus atlet akan tetap dibatasi demi menjaga keamanan dan kelancaran kompetisi.

Terkait partisipasi atlet lokal, Roy mengungkapkan bahwa hingga saat ini tercatat dua atlet NTB telah mendaftarkan diri untuk berlaga di PGAWC 2025. Pendaftaran akan ditutup pada minggu kedua bulan Mei.

“Dari NTB sejauh ini seingat saya baru dua (atlet). Ini berkaitan dengan seleksi, yang bisa ikut event ini harus masuk di rangking tertinggi, bukan like and dislike. Kalau mau jujur, sebetulnya belum ada atlet NTB yang layak tampil di PGAWC, berdasarkan standarisasi PGWAC,” bebernya jujur.

Namun, pihak penyelenggara memberikan wild card sebanyak lima slot sebagai hak prerogatif untuk memberikan kesempatan kepada atlet (yang belum memasuki ranking dunia) untuk berpartisipasi. Prioritas wild card ini akan diberikan kepada atlet asal Indonesia, khususnya NTB, sebagai upaya pembinaan dan pengembangan atlet paralayang lokal.

“Penyelenggara diberikan wild card untuk lima peserta, yang tidak lolos seleksi maka dia bisa ikut dengan wild card. Tujuan kita kan ingin mengembangkan dan mendorong teman-teman di NTB untuk ikut,” pungkas Roy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *