Mataram, Jurnalekbis.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) sebagai agenda tahunan organisasi. Rakerprov yang sedianya dilaksanakan sebelum bulan Ramadan ini akhirnya terlaksana pada Kamis (11/4/2025) di Mataram. Ketua KONI NTB, H. Mori Hanafi, mengungkapkan bahwa terdapat tiga agenda utama yang menjadi fokus pembahasan dalam forum penting ini, yang semuanya bermuara pada kesuksesan NTB sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028.
Agenda pertama yang menjadi sorotan utama adalah desain pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB tahun 2026. Mori Hanafi menjelaskan bahwa Porprov mendatang akan dirancang secara khusus untuk bersinergi dan menjadi ajang pemanasan menuju PON 2028. Strategi ini akan diimplementasikan dengan mempertimbangkan venue atau lokasi pertandingan cabang olahraga (cabor) yang telah ditetapkan untuk PON 2028.
“Rakerporprov NTB ini sebenarnya kegiatan tahunan kita, tadinya kita mau menyelenggarakannya sebelum puasa, namun bisa terlaksana hari ini. Dalam rakeporpov ini ada tiga agenda yang dibahas, salah satunya agenda Porprov 2026 adalah nanti akan didesain untuk menyesuaikan dengan PON 2028,” terang Mori Hanafi dalam keterangannya usai membuka Rakerprov.
Lebih lanjut, Mori Hanafi memberikan contoh konkret terkait sinkronisasi venue. Jika cabang olahraga panahan pada PON 2028 direncanakan akan dipertandingkan di Sumbawa, maka Porprov 2026 juga akan menggelar pertandingan panahan di Sumbawa. Tujuannya adalah agar para atlet dan perangkat pertandingan di Sumbawa memiliki pengalaman dan terlatih dalam menyelenggarakan event olahraga berskala besar.
“Misalnya, venue panahan itu akan ada di Sumbawa, maka Porprov itu panahannya di Sumbawa supaya teman-teman di Sumbawa terlatih dalam setiap event,” imbuhnya.
Selain venue, Rakerprov juga akan membahas secara detail jumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam Porprov 2026 serta lokasi pertandingan di masing-masing kabupaten/kota. Mori Hanafi mengungkapkan bahwa Porprov kali ini akan memiliki skala yang lebih luas dibandingkan sebelumnya. Jika pada edisi sebelumnya tuan rumah terpusat di Mataram, maka pada Porprov 2026, seluruh kabupaten/kota di NTB akan menjadi bagian dari strategi pemerataan dan pemanasan menuju PON 2028.
“Nanti di Porprov ini berapa jumlah cabor dan di mana akan dipertandingkan, biasanya porprov itu volumenya satu sebelumnya tuan rumahnya hanya Mataram, tapi sekarang semua kabupaten kota itu strategi kita,” jelasnya.
Agenda kedua yang tak kalah penting dalam Rakerprov kali ini adalah pembahasan mengenai persiapan NTB secara keseluruhan sebagai tuan rumah PON 2028. Mori Hanafi menegaskan bahwa segala persiapan yang dilakukan, termasuk melalui Porprov 2026, memiliki tujuan akhir untuk menjadikan NTB tuan rumah yang baik dan sukses dalam penyelenggaraan PON. Lebih dari itu, KONI NTB juga memiliki target ambisius untuk meraih prestasi yang membanggakan di kandang sendiri, yakni menembus posisi 15 besar dalam perolehan medali.

“Kedua, semua persiapan-persiapan ujung-ujungnya kita menjadi tuan rumah PON 2028, menjadi tuan rumah yang baik dan juga dengan prestasi kita bisa meraih di posisi 15 besar, itu targetnya,” tegas Mori Hanafi.
Mori Hanafi menyadari bahwa PON 2028 akan menjadi momen bersejarah bagi NTB karena ini merupakan kali pertama provinsi ini ditunjuk sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di Tanah Air. Oleh karena itu, KONI NTB akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk meraih prestasi setinggi-tingginya di hadapan publik sendiri.
Selain fokus pada prestasi olahraga, Mori Hanafi juga menyinggung aspek promosi NTB sebagai destinasi wisata. Ia menekankan pentingnya mengangkat potensi NTB ke kancah nasional dan internasional, sejalan dengan tema yang diusung oleh Gubernur NTB, “NTB Mendunia”. Mori Hanafi berharap NTB tidak lagi berada di bawah bayang-bayang popularitas pariwisata Bali, melainkan mampu menunjukkan keunikan dan daya tarik tersendiri.
“Karena PON ini mungkin pertama kalinya NTB sebagai tuan rumah, jadi kita akan memanfaatkan ini dalam rangka meraih prestasi setinggi-tingginya sebagai tuan rumah. Selain itu untuk mempromosikan NTB sesuai dengan temanya Gubernur NTB mendunia, jangan kita dibayang-bayangi dengan wisata Bali,” ujarnya.
Agenda ketiga yang menjadi perhatian dalam Rakerprov kali ini adalah pembahasan terkait Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI NTB untuk pemilihan ketua umum periode berikutnya. Mori Hanafi menjelaskan bahwa sesuai dengan aturan yang berlaku, pemilihan ketua KONI dapat dilaksanakan tiga hingga enam bulan sebelum masa kepengurusan berakhir, tergantung pada situasi dan kesepakatan seluruh anggota.
Menariknya, Mori Hanafi secara terbuka mempersilakan siapapun yang memiliki minat dan kemampuan untuk maju sebagai calon ketua KONI NTB. Namun, ia menegaskan bahwa untuk menjadi orang nomor satu di organisasi olahraga tertinggi NTB ini, akan diterapkan persyaratan yang cukup tinggi, terutama terkait dengan kemampuan finansial.
“Ketiga, kita akan membahas terkait dengan musyawarah KONI untuk pemilihan ketua KONI, sesuai dengan aturan biasanya tiga bulan sebelum berakhir bisa juga enam bulan tergantung situasi kita semua. Kalau saya terbuka saja, siapa yang mau jadi ketua silakan saja,” kata Mori Hanafi.
Lebih lanjut, Mori Hanafi mengungkapkan bahwa calon ketua KONI NTB mendatang akan diwajibkan memiliki kemampuan finansial yang kuat. Sebagai gambaran, ia menyebutkan bahwa persyaratan minimal pendaftaran calon ketua adalah antara Rp 300 juta hingga Rp 500 juta. Persyaratan ini diberlakukan karena KONI NTB tidak memiliki sumber pendanaan yang besar dan tidak dapat hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Oleh karena itu, diharapkan ketua terpilih nantinya memiliki komitmen dan kesediaan untuk membiayai sebagian besar kegiatan KONI NTB secara mandiri.
“Tapi untuk jadi ketua KONI, kita akan menerapkan syarat tinggi sekarang, minimal pendaftaran Rp 300 juta sampai Rp 500 juta. Karena memang KONI ini bukan uang yang besar, tidak bisa hanya mengandalkan APBD, otomatis calon-calon ketua ini akan membiayai sendiri,” pungkas Mori Hanafi.