Mataram, Jurnalekbis.com – Di tengah riuhnya isu lokal yang mendominasi ruang publik, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mengangkat isu kemanusiaan global yang mendesak: tragedi yang terus terjadi di Palestina. Melalui pernyataan sikap terbarunya, KAMMI NTB dengan tegas menyatakan bahwa kepedulian terhadap Palestina bukanlah semata-mata persoalan keagamaan, melainkan sebuah panggilan nurani yang seharusnya menyentuh hati seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang keyakinan.
Ketua Umum KAMMI NTB, Irwan, menyampaikan keprihatinannya yang mendalam terhadap situasi di Gaza. Ia menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan paling brutal yang terjadi di abad ke-21 ini. Menurutnya, tragedi ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian serius dan respons nyata dari seluruh elemen bangsa Indonesia, terutama dari kalangan generasi muda yang memiliki peran penting sebagai agen perubahan.
“Kita hidup di zaman digital, di mana tragedi kemanusiaan bisa kita lihat langsung lewat ponsel kita. Maka jangan pura-pura tidak tahu. Genosida di Gaza adalah realitas yang harus kita respons. Peduli Palestina adalah bentuk kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Irwan dengan nada penuh penekanan.
Data terkini per April 2025 yang dirilis oleh El Pais pada 9 April 2025, menjadi landasan kuat bagi seruan KAMMI NTB. Lebih dari 50.800 warga Palestina dilaporkan telah kehilangan nyawa akibat konflik yang berkepanjangan. Ironisnya, sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan, kelompok yang seharusnya mendapatkan perlindungan maksimal. Situasi kemanusiaan semakin diperparah dengan adanya blokade total terhadap bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, pasokan air bersih yang semakin menipis, hingga pemutusan aliran listrik yang melumpuhkan berbagai aspek kehidupan.
Kepala Bidang Kebijakan Publik KAMMI NTB, Yudis, turut memperkuat pernyataan Irwan. Ia menegaskan bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual dan calon pemimpin bangsa tidak boleh kehilangan rasa empati terhadap penderitaan sesama manusia, di manapun mereka berada.
“Mahasiswa itu agen perubahan. Kalau kita bisa ramai-ramai protes kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), kenapa kita tidak bisa bersuara lantang soal Palestina? Kepedulian terhadap Palestina bukan soal jarak geografis, tapi soal keberpihakan terhadap nilai keadilan dan kemanusiaan universal,” tegas Yudis.
KAMMI NTB menyoroti adanya fenomena minimnya perhatian dari sebagian masyarakat Indonesia terhadap isu Palestina. Padahal, Indonesia memiliki landasan konstitusional yang kuat untuk menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi. Oleh karena itu, KAMMI NTB menyerukan tiga langkah konkret yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak di NTB, khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Pertama, KAMMI NTB mendorong seluruh institusi pendidikan tinggi atau kampus-kampus di NTB untuk membuka ruang edukasi dan diskusi yang konstruktif mengenai isu Palestina. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan civitas akademika secara keseluruhan mengenai akar permasalahan, dampak kemanusiaan, dan pentingnya solidaritas global.
Kedua, KAMMI NTB meminta Pemerintah Daerah Provinsi NTB serta para tokoh masyarakat untuk secara resmi menyuarakan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina. Pernyataan sikap dari para pemimpin daerah dan tokoh berpengaruh diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat luas dan menunjukkan komitmen NTB terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Ketiga, KAMMI NTB mengajak seluruh generasi muda, khususnya di NTB, untuk ikut serta dalam gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Langkah ini dipandang sebagai salah satu bentuk tekanan non-kekerasan yang dapat memberikan dampak ekonomi dan menunjukkan penolakan terhadap kebijakan yang dianggap melanggar hak asasi manusia.
“Peduli Palestina bisa dimulai dari hal kecil: ikut edukasi, ikut boikot, atau sekadar sebarkan informasi yang benar. Jangan biarkan algoritma media sosial membuat kita mati rasa,” pungkas Irwan, menyerukan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat.
Kepedulian terhadap Palestina adalah cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan universal yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Seruan KAMMI NTB diharapkan dapat menggugah kesadaran seluruh elemen masyarakat untuk tidak apatis terhadap tragedi yang terjadi di belahan dunia lain dan mengambil langkah nyata untuk menunjukkan solidaritas.