DaerahNews

Puluhan Truk Sapi Tertahan di Gili Mas, Dua Ekor Tewas Kepanasan

×

Puluhan Truk Sapi Tertahan di Gili Mas, Dua Ekor Tewas Kepanasan

Sebarkan artikel ini
Puluhan Truk Sapi Tertahan di Gili Mas, Dua Ekor Tewas Kepanasan
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat,Jurnalekbis.com  – Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, kebutuhan kurban/">hewan kurban di wilayah Jabodetabek meningkat tajam. Namun, kelangkaan armada kapal pengangkut hewan ternak dari Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi persoalan tahunan yang belum juga terselesaikan. Di Pelabuhan Gili Mas, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, puluhan truk tronton pengangkut sapi dari Bima menumpuk menunggu giliran keberangkatan menuju pelabuhan tujuan di Pulau Jawa.

Antrean panjang ini tidak hanya menimbulkan kerugian waktu dan biaya, tetapi juga berdampak pada kesehatan hewan. Dua ekor sapi dilaporkan tewas karena tidak kuat menahan panas dan stres akibat terlalu lama berada di dalam truk dalam kondisi cuaca yang terik. Beberapa ekor lainnya mulai menunjukkan gejala sakit, meskipun upaya preventif dari petugas kesehatan hewan terus dilakukan.

Menurut keterangan Muziburrahman, Ketua Gabungan Pengusaha Hewan Indonesia (GPHI) Kabupaten Bima, kondisi ini terjadi setiap tahun menjelang Idul Adha, terutama saat puncak pengiriman sapi dari NTB ke Pulau Jawa.

Baca Juga :  Tambang Ilegal Merajalela, KAMMI NTB Desak Pemerintah Bertindak!

“Yang sudah mati ada dua ekor karena mungkin cuaca panas dan terlalu lama mengantri di luar. Beberapa peternak juga mengeluh sapinya mulai sakit. Untungnya, tim dokter hewan sudah berkeliling untuk melakukan pemeriksaan dan antisipasi,” kata Muziburrahman saat ditemui di Pelabuhan Gili Mas, Sabtu (19/4/2025).

Ia menambahkan bahwa setiap tahun pihaknya menghadapi kendala serupa. Armada kapal yang tersedia sangat terbatas, dan belum ada koordinasi yang baik antar instansi pemerintah untuk memastikan kelancaran pengiriman hewan kurban.

“Armada kapal hanya tiga atau empat unit saja yang secara khusus memuat sapi. Itu pun masih mengutamakan penumpang umum dan kendaraan seperti bus. Truk sapi hanya bisa ikut jika ada sisa ruang di kapal,” tambahnya.

Para pengusaha ternak mendesak pemerintah pusat dan daerah agar lebih serius dalam menyiapkan armada laut khusus untuk pengangkutan hewan kurban selama musim Idul Adha. Kondisi kekurangan kapal telah berulang kali terjadi, menyebabkan antrean panjang dan risiko kesehatan terhadap hewan ternak.

Baca Juga :  Inflasi NTB Februari 2024 Tembus 3 Persen, Didorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

“Kami butuh kapal khusus untuk sapi. Kalau hanya mengandalkan kapal penumpang, truk sapi bisa tertahan berhari-hari. Semalam saja, hanya sekitar 45 truk tronton yang bisa diberangkatkan, sisanya terpaksa menunggu giliran berikutnya. Bahkan banyak yang hanya bisa mengangkut 10 sampai 15 truk fuso,” ungkap Muziburrahman.

Ia juga mengungkapkan bahwa di bulan April ini, volume pengiriman sapi dari NTB sedang berada di puncaknya. Ini membuat tekanan terhadap infrastruktur pelabuhan dan armada pengangkut semakin besar.

Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhammad Riadi, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim dokter hewan untuk memantau kondisi sapi secara berkala.

“Kami memantau truk-truk pengangkut sapi dari Bima untuk memastikan semua dalam kondisi sehat. Sampai tadi malam, sudah sekitar 91 truk yang diberangkatkan. Masih ada sekitar 90 truk lagi yang menunggu,” jelas Riadi.

Ia menyebutkan bahwa jenis sapi yang dikirim mayoritas merupakan sapi Bali, dan seluruhnya telah mendapatkan surat keterangan kesehatan hewan. Petugas kesehatan juga memberikan suplemen dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh hewan selama masa tunggu.

Baca Juga :  Audi R8 GT4 Absolute Racing Tiba di Mandalika, Persiapan GT World Challenge Asia 2025 Dimulai

“Tim kami melakukan pemeriksaan fisik, memberikan obat dan vitamin. Ini penting untuk menghindari dehidrasi dan kelelahan. Bahkan, Polres Lombok Barat juga membantu menyalurkan air bersih untuk ternak di lokasi pelabuhan,” tambah Riadi.

Permasalahan kekurangan armada kapal pengangkut hewan ternak bukan hal baru di NTB. Setiap tahun, terutama menjelang Idul Adha, keluhan serupa muncul dari para pengusaha dan peternak. Meskipun NTB dikenal sebagai salah satu lumbung ternak nasional, namun distribusi ke wilayah-wilayah konsumen utama seperti Jabodetabek selalu menemui hambatan logistik.

Minimnya koordinasi lintas instansi dan tidak adanya kapal khusus pengangkut ternak menjadi isu utama. Pihak pelabuhan kerap kali memprioritaskan penumpang umum dan kendaraan non-peternakan, sehingga truk sapi menjadi prioritas terakhir dalam setiap pemberangkatan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *