Lombok Barat, Jurnalekbis.com — Kegigihan, ketekunan, dan keikhlasan dalam menjalani profesi sederhana membawa Zaenudin, seorang pedagang telur gulung keliling asal Dusun Jerneng Mekar, Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, menuju perjalanan suci. Setelah hampir 20 tahun menabung dari hasil berjualan, Zaenudin tahun ini mendapat panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji.
Zaenudin, yang sehari-hari akrab dengan rutinitas menjajakan telur gulung keliling, membuktikan bahwa mimpi besar bisa terwujud dari usaha kecil. Dengan penuh rasa syukur, ia mengungkapkan bahwa perjalanan panjangnya menabung sedikit demi sedikit akhirnya membuahkan hasil.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, Zaenudin menceritakan kisah panjang perjuangannya. Ia mulai berjualan telur gulung pada tahun 2008. Lokasi pertama yang ia pilih adalah Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, setelah sebelumnya sempat berjualan di Mataram. Namun, karena satu dan lain hal, ia harus berhenti berjualan di sana dan memulai dari nol di tempat baru.
“Saya mulai jualan telur gulung ini sejak 2008, dulu pertama jual di Mataram, tapi dikeluarkan. Akhirnya pindah ke Sekotong. Dari jualan ini, Alhamdulillah bisa nabung untuk naik haji,” ujar Zaenudin.
Modal awal berjualannya tidak besar, hanya sekitar Rp125.000 per hari. Dari modal tersebut, ia bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp225.000 pada hari biasa, dan bisa mencapai Rp300.000 jika ada acara pesta di daerah tempatnya berjualan.
Namun, bukan soal besar kecilnya pendapatan yang menjadi fokus utama Zaenudin, melainkan konsistensinya dalam menabung.
“Kalau dapat Rp100.000, saya sisihkan Rp10.000 untuk tabungan. Kalau dapat Rp125.000, saya tabung Rp15.000. Kalau cuma Rp50.000, saya tidak bisa nabung,” tambahnya sambil tersenyum.
Keputusan Zaenudin untuk mendaftar haji dimulai sekitar tahun 2012. Saat itu, ia sudah mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji, meski sadar harus menunggu bertahun-tahun.
“Saya daftar haji tahun 2012. Namanya baru keluar tahun ini, saya kaget sekali, tidak menyangka. Menunggu hampir 19 tahun. Sempat keluar nama juga sebelumnya, tapi belum ada biaya untuk melunasi,” ungkap Zaenudin.

Rutinitas Zaenudin dimulai setiap pagi pukul 06.30 WITA. Ia keluar rumah membawa dagangan telur gulung buatan istrinya, menyusuri daerah-daerah pelosok dan terpencil di Kecamatan Sekotong. Tidak kenal lelah, ia tetap berjualan hingga dagangannya habis.
Istrinya berperan penting dalam perjalanan ini. Setiap hari, istrinya yang menyiapkan adonan dan menggulung telur, sedangkan Zaenudin bertugas menjualkan.
Kepala Dusun Jerneng Mekar, Fahmi, membenarkan perjuangan Zaenudin. Ia menuturkan bahwa sebagian besar warga di Dusun Jerneng memang berprofesi sebagai pedagang kecil yang berjualan keliling di sekolah-sekolah maupun kampung-kampung.
“Alhamdulillah, untuk masyarakat di dusun Jereneng ini hampir 50 persen berprofesi sebagai pedagang kecil. Mereka banyak yang keliling berjualan,” ujar Fahmi.
Lebih lanjut, Fahmi memberikan apresiasi khusus kepada Zaenudin.
“Alhamdulillah tahun ini ada warga kami yaitu Pak Zaenudin yang setiap harinya berjualan telur gulung, mulai dari kecil hingga sekarang. Dari usaha kecil ini, Allah memanggil beliau untuk menunaikan ibadah haji. Beliau termasuk sosok yang gigih, istiqomah, dan pantang menyerah,” tambah Fahmi.
Perjalanan spiritual Zaenudin tahun ini semakin spesial karena ia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama asal Lombok Barat. Ia dijadwalkan masuk Asrama Haji Mataram pada tanggal 1 Mei 2025, dan akan diberangkatkan ke Tanah Suci pada 2 Mei 2025.
Keberangkatan Zaenudin bukan hanya menjadi kebahagiaan pribadi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi seluruh warga Dusun Jereneng. Banyak tetangga dan keluarga yang ikut mengantarkan dan memberikan doa restu agar perjalanan hajinya lancar.
Zaenudin menjadi cerminan nyata bahwa konsistensi, ketekunan, dan niat baik akan selalu menemukan jalannya. Ia tidak bergantung pada keberuntungan instan, melainkan pada kerja keras sehari-hari dan niat suci yang terus dipupuk.
Berjualan telur gulung keliling, profesi yang bagi sebagian orang dianggap sederhana, ternyata menjadi wasilah untuk memenuhi salah satu rukun Islam kelima, yaitu haji. Zaenudin membuktikan bahwa sekecil apa pun rezeki yang didapatkan, jika dikelola dengan baik dan disisihkan dengan niat ibadah, akan membawa keberkahan luar biasa.
Bagi masyarakat luas, kisah ini bisa menjadi inspirasi bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Tidak ada profesi yang terlalu kecil untuk mencapai tujuan besar, asalkan dilakukan dengan keikhlasan dan kesungguhan.
Zaenudin sendiri berharap agar perjalanannya ke Tanah Suci berjalan lancar dan bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan sempurna.
“Saya hanya minta doa, semoga saya sehat, kuat, dan bisa melaksanakan semua rangkaian haji dengan sempurna,” ujarnya penuh haru.