Lombok Barat, Jurnalekbis.com– Dunia olahraga pertarungan Indonesia mendapatkan energi baru lewat sebuah gebrakan kreatif dari Lombok. Bertajuk Punchline Volume 1, ajang ini mempertandingkan cabang olahraga Muaythai dan tinju dengan menghadirkan 32 petarung dari berbagai kategori, mulai dari profesional, amatir, hingga influencer. Acara ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara yang memadati arena pertandingan.
Digagas oleh Andrean, seorang putra daerah Lombok, Punchline Volume 1 menjadi bukti nyata bahwa NTB mampu menghasilkan event olahraga bertaraf internasional. Andrean, yang juga bertindak sebagai Chief Organizer (CO) Punchline Volume 1, menyampaikan bahwa tujuan utama ajang ini adalah untuk memperkenalkan potensi olahraga pertarungan Lombok ke dunia.
“Untuk Punchline Volume satu ini, kami anggap sebagai langkah kecil untuk menduniakan olahraga. Hari ini, Punchline Volume 1 menghadirkan sekitar 32 fighter yang bertarung di berbagai kategori, mulai dari profesional, amatir hingga influencer,” ujar Andrean. Minggu (27/4).
Andrean mengungkapkan bahwa ide untuk menggelar Punchline lahir dari perubahan gaya hidup generasi muda saat ini, khususnya millennial dan Gen Z. Menurutnya, gaya hidup anak muda kini sudah bergeser, lebih aktif, sporty, dan mencari ajang aktualisasi diri yang positif.
“Melihat gaya hidup millennial dan Gen Z yang sudah berubah banget, saya merasa kalau orang luar bisa membuat kompetisi sport di NTB, kenapa saya, putra daerah, tidak bisa? Karena itu, saya berkolaborasi dengan masyarakat dan pejabat terkait,” tutur Andrean.
Kolaborasi ini terbukti membuahkan hasil positif. Dukungan masyarakat lokal menjadi kunci sukses terselenggaranya Punchline Volume 1. Andrean pun tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya.
“Alhamdulillah, dengan dukungan masyarakat, Punchline Volume satu ini bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Salah satu hal yang cukup mengejutkan adalah tingginya animo wisatawan asing terhadap ajang ini. Andrean menyebutkan bahwa sekitar 50 persen pembelian tiket VIP Punchline Volume 1 dilakukan oleh turis mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa Punchline tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga berhasil menarik perhatian wisatawan global.
“Antusiasmenya luar biasa. Rata-rata, 50 persen tiket VIP dibeli oleh wisatawan mancanegara. Ini membuktikan bahwa event ini memiliki daya tarik internasional,” jelasnya.
Melihat respon yang begitu positif, Andrean mengaku sudah mulai mempersiapkan Punchline Volume 2. Untuk lokasi, saat ini masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah daerah, dengan dua opsi yang sedang dipertimbangkan: Mandalika dan GOR.
“Untuk Volume 2, kami ingin menampung lebih banyak orang lagi. Ada dua opsi lokasi: di Mandalika atau di GOR,” tambah Andrean.

Punchline Volume 1 juga menghadirkan fighter-fighter bertalenta dari tingkat nasional hingga internasional. Sejumlah nama besar turut berlaga dalam event ini, termasuk Adrian, atlet Muaythai yang telah dikenal luas di kancah nasional, serta Warian, atlet cabang Muaythai yang juga piawai berlaga di ring tinju.
“Yang ikut di Punchline Volume 1 ini bukan sembarang fighter. Mereka adalah atlet level nasional dan internasional, baik dari Muaythai maupun Boxing,” terang Andrean.
Keikutsertaan para fighter papan atas ini sekaligus menjadi ajang pembuktian kualitas dan daya saing event lokal NTB dengan event-event besar lain di Indonesia.
Lebih jauh, Andrean menegaskan bahwa Punchline bukan sekadar ajang kompetisi semata. Ia menaruh perhatian besar terhadap pengembangan bibit unggul dari Lombok.
“Tujuan awal kami adalah mencari bibit unggul para fighter lokal untuk kita kenalkan ke dunia luar,” tegasnya.
Dengan membuka peluang bertarung di event besar seperti Punchline, para fighter muda Lombok diharapkan mampu menembus ajang-ajang internasional di masa depan.
Dukungan terhadap Punchline Volume 1 tidak hanya datang dari masyarakat dan wisatawan, tetapi juga dari kalangan profesional. Salah satunya, Shlan Coral, petinju nasional yang kini juga aktif sebagai pelatih, menyambut baik kehadiran event ini.
“Ini sangat bagus sekali untuk Lombok NTB. Ini pertama kalinya ada event seperti ini yang membangkitkan olahraga tinju dan Muaythai,” kata Shlan Coral.
Menurut Shlan, keberadaan event seperti Punchline sangat penting untuk membangkitkan kembali gairah olahraga pertarungan di NTB. Ia berharap promotor dapat terus mengembangkan acara ini ke skala yang lebih besar, meniru kesuksesan event-event boxing yang saat ini sedang booming di Bali.
“Untuk ke depan, mungkin promotor bisa membuat event yang lebih besar lagi, seperti event-event di Bali yang lagi populer dengan Boxing,” ujarnya.
Tidak hanya memuji, Shlan Coral juga mengingatkan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah. Ia menyoroti minimnya fasilitas latihan bagi para petarung muda di Lombok.
“Saya berharap pemerintah mau mensupport. Soalnya banyak anak-anak di sini hanya latihan di lapangan seadanya, tanpa fasilitas lengkap. Padahal mereka sudah cukup bagus sekali di event ini,” kata Shlan.
Menurutnya, kehadiran fasilitas pendukung seperti ring tinju yang memadai akan sangat membantu perkembangan para fighter lokal.
“Kalau punya ring tinju sendiri, itu akan sangat bagus sekali. Fighter di Lombok ini potensinya luar biasa,” imbuh Shlan Coral.
Kesuksesan Punchline Volume 1 membuka mata banyak pihak akan potensi besar Lombok dalam mengembangkan sport tourism. Kombinasi keindahan alam, keramahan masyarakat, serta semangat juang para atlet lokal menjadi modal kuat untuk mengangkat nama Lombok ke tingkat dunia.
Mandalika, yang sudah memiliki infrastruktur bertaraf internasional, menjadi lokasi strategis untuk menggelar event olahraga skala besar di masa depan. Jika Punchline Volume 2 benar-benar digelar di Mandalika, ini akan semakin mengukuhkan NTB sebagai destinasi utama sport tourism di Indonesia.
