Mataram, Jurnalekbis.com – Penasihat Khusus Presiden RI Prabowo Subianto untuk Urusan Haji, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, angkat bicara mengenai isu keterlambatan penerbitan visa bagi sebagian Jemaah Calon Haji (JCH) Indonesia. Ditemui usai menghadiri peresmian Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Mataram pada Sabtu (3/5/2025), Muhadjir menegaskan bahwa keterlambatan tersebut murni disebabkan oleh kendala teknis.
“Itu soal teknis aja itu, saya kira dalam waktu yang tidak lama nanti akan selesai,” ujarnya dengan nada optimis.
Meskipun belum mendapatkan informasi detail mengenai akar permasalahan keterlambatan visa ini, mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) tersebut mengungkapkan bahwa isu serupa memang seringkali mewarnai persiapan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. Kendati demikian, ia meyakini bahwa kendala teknis ini akan segera teratasi sebelum para calon jemaah bertolak ke Tanah Suci.
“Saya belum mendapatkan masukan secara lengkap mengenai masalah visa, tapi setiap tahun ini terjadi dan biasanya bisa diatasi pada waktu-waktu yang terdekat saat penyelenggaraan haji,” jelas Muhadjir.
Menyikapi situasi ini, Prof. Muhadjir mengimbau seluruh JCH untuk tetap tenang dan tidak terpancing kepanikan. Ia mengingatkan bahwa kondisi emosional yang terganggu dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
“Tidak usah khawatirlah, kita akan berusaha keras. Saya kira dari pemerintah, baik Kementerian Agama maupun penyelenggara ibadah haji, sudah bekerja keras. Nanti saya akan coba cek juga bagaimana perkembangan yang terjadi,” tambahnya, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani isu ini.
Lebih lanjut, Muhadjir Effendy memberikan pesan khusus kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) di berbagai daerah. Ia menekankan pentingnya proaktif dalam menyampaikan informasi yang valid dan terbaru kepada para calon jemaah haji. Langkah ini dianggap krusial untuk mencegah timbulnya kepanikan akibat kurangnya informasi yang jelas.
“Harus proaktif, jangan menunggu perintah atau informasi dari atas. Cari informasi sevalid mungkin, lalu segera disampaikan kepada jemaah supaya tidak ada kepanikan. Karena kalau panik, kesehatan bisa terganggu dan ibadah jadi tidak optimal,” tegasnya.
Terkait dengan komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi dalam persiapan penyelenggaraan haji tahun ini, Muhadjir memastikan bahwa hubungan kedua negara berjalan dengan sangat baik dan lancar.
“Selama ini baik-baik saja dan lancar,” ujarnya singkat namun meyakinkan.
Selain itu, Muhadjir juga menyoroti komitmen pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. Ia menegaskan bahwa kebijakan pengurangan biaya haji yang telah ditetapkan tidak akan mengorbankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para jemaah. Bahkan, ia memiliki harapan agar pelayanan haji tahun ini dapat menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau bisa justru pelayanannya lebih baik,” pungkasnya dengan penuh harap.
