Jurnalekbis.com – Di tengah padatnya aktivitas belajar, bermain, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kebutuhan tidur anak seringkali terabaikan. Padahal, tidur yang cukup bukan hanya sekadar istirahat biasa. Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, tidur memiliki peran krusial dalam perkembangan fisik, kognitif, hingga emosional. Kurang tidur pada anak bukan hanya membuatnya rewel dan sulit berkonsentrasi, tetapi juga membuka pintu bagi berbagai masalah kesehatan yang tidak boleh disepelekan.
Para ahli sepakat bahwa durasi tidur yang ideal berbeda-beda tergantung usia anak. Bayi membutuhkan waktu tidur paling banyak, sekitar 12-16 jam sehari. Balita memerlukan 11-14 jam, anak usia prasekolah sekitar 10-13 jam, dan anak usia sekolah membutuhkan sekitar 9-11 jam tidur setiap malam. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi secara konsisten, berbagai penyakit dapat mengintai kesehatan buah hati Anda.
Lantas, penyakit apa saja yang berisiko menyerang anak yang seringkali kurang tidur? Berikut ulasannya:
1. Gangguan Kekebalan Tubuh (Imunitas Menurun)
Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri dan memproduksi berbagai zat penting, termasuk sitokin, yaitu protein yang membantu melawan peradangan dan infeksi. Ketika anak kurang tidur, produksi sitokin ini dapat terganggu, mengakibatkan sistem kekebalan tubuhnya melemah. Akibatnya, anak menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit infeksi seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, hingga infeksi saluran pernapasan lainnya. Pemulihan saat sakit pun bisa menjadi lebih lambat pada anak yang kurang tidur.
2. Obesitas dan Masalah Metabolisme
Kurang tidur dapat mengganggu hormon-hormon yang mengatur nafsu makan, seperti ghrelin (hormon peningkat nafsu makan) dan leptin (hormon penekan nafsu makan). Pada anak yang kurang tidur, kadar ghrelin cenderung meningkat, sementara kadar leptin menurun. Kondisi ini dapat memicu peningkatan nafsu makan, terutama pada makanan tinggi kalori dan tidak sehat, yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi metabolisme glukosa dalam tubuh, meningkatkan risiko resistensi insulin yang merupakan cikal bakal diabetes tipe 2 di kemudian hari.
3. Gangguan Konsentrasi dan Perilaku (ADHD-like Symptoms)

Tidur yang cukup sangat penting untuk fungsi kognitif yang optimal. Saat tidur, otak memproses informasi, memperkuat ingatan, dan memulihkan diri. Anak yang kurang tidur akan mengalami kesulitan berkonsentrasi, fokus, dan mengingat pelajaran di sekolah. Mereka juga cenderung lebih impulsif, hiperaktif, dan mudah marah, yang seringkali disalahartikan sebagai gejala Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Padahal, dalam banyak kasus, perilaku tersebut membaik signifikan setelah anak mendapatkan tidur yang cukup.
4. Masalah Kesehatan Mental (Cemas dan Depresi)
Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk juga dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kecemasan dan depresi pada anak-anak dan remaja. Anak yang tidak cukup istirahat cenderung lebih mudah stres, suasana hatinya tidak stabil, dan kurang memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan. Tidur yang cukup membantu regulasi emosi dan menjaga kesehatan mental secara keseluruhan.
5. Gangguan Pertumbuhan
Saat tidur nyenyak, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan (growth hormone), yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Kurang tidur secara kronis dapat menghambat pelepasan hormon ini secara optimal, yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan fisik lainnya. Meskipun faktor genetik juga berperan, tidur yang cukup adalah salah satu faktor lingkungan yang penting untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.
Mengingat betapa pentingnya tidur bagi kesehatan anak, orang tua perlu proaktif menciptakan kebiasaan tidur yang sehat. Beberapa langkah yang bisa diterapkan antara lain:
- Tetapkan jadwal tidur dan bangun yang konsisten, bahkan di akhir pekan.
- Ciptakan rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, seperti membaca buku, mandi air hangat, atau mendengarkan musik lembut.
- Pastikan kamar tidur nyaman, gelap, tenang, dan memiliki suhu yang sejuk.
- Batasi paparan layar (gadget, TV) setidaknya satu jam sebelum tidur karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin (hormon tidur).
- Hindari memberikan makanan atau minuman yang mengandung kafein menjelang waktu tidur.
Dengan memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas, Anda tidak hanya membantu mereka merasa lebih segar dan bersemangat, tetapi juga melindungi mereka dari berbagai risiko penyakit yang mengintai akibat kurang tidur. Jangan sepelekan pentingnya “isi ulang baterai” alami ini bagi kesehatan dan masa depan buah hati Anda.