IndustriNews

BRIDA NTB Rombak Struktur, Pacu Riset Solutif untuk Masyarakat

×

BRIDA NTB Rombak Struktur, Pacu Riset Solutif untuk Masyarakat

Sebarkan artikel ini
BRIDA NTB Rombak Struktur, Pacu Riset Solutif untuk Masyarakat
Kepala BRIDA NTB, I Gde Putu Ariadi
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kini memasuki babak baru di bawah kepemimpinan I Gde Putu Ariadi. Sejak dilantik oleh Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, Ariadi bergerak cepat melakukan pembenahan fundamental, dimulai dari restrukturisasi kelembagaan hingga penggarapan program riset dan inovasi yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan potensi daerah. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran BRIDA sebagai motor penggerak kemajuan NTB melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

Langkah awal yang diambil Ariadi adalah merombak struktur organisasi BRIDA. Jika sebelumnya BRIDA terbagi dalam beberapa bidang, kini struktur yang diterapkan lebih ramping dan fokus, terdiri dari Kepala, Sekretaris, dan Kepala Tata Usaha (KTU). Fungsi-fungsi lainnya dikelompokkan dalam empat Kelompok Kerja (Pokja) yang lebih spesifik dan terarah.

“Tugas pertama saya adalah menata Sumber Daya Manusia (SDM) beserta pendukung lainnya, termasuk struktur kelembagaan,” ujar Ariadi di Mataram, menunjukkan keseriusannya dalam membangun fondasi yang kuat bagi BRIDA.

Keempat Pokja yang dibentuk memiliki fokus yang jelas dan strategis untuk NTB: yaitu pokja pertama ini akan fokus pada riset yang menghasilkan produk pengetahuan untuk mendukung Good Governance. Salah satu gagasan utamanya adalah melakukan penelitian terhadap regulasi daerah, seperti Peraturan Gubernur (Pergub), untuk mengidentifikasi mana saja yang memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan mana yang perlu dievaluasi.

Baca Juga :  Gubernur NTB Dorong Optimalisasi Peran BRIDA sebagai Inkubator UMKM dan Peningkat PAD

“Terdapat indikator di BRIDA bagaimana menciptakan Indeks Good Government tadi,” jelas Ariadi. Riset ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pakar hukum, organisasi non-pemerintah (NGO) yang bergerak di bidang anti-korupsi, dan pihak terkait lainnya, untuk memastikan hasil penelitian yang komprehensif dan aplikatif.

Di bidang sosial dan kesehatan, BRIDA melihat peran yang sangat luas untuk diintervensi. Salah satu fokus utama adalah penanganan stunting, sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ariadi menekankan bahwa penanganan stunting tidak hanya terbatas pada pemberian susu. Ia mencontohkan potensi air daun kelor yang kaya protein dan jika dikombinasikan dengan rumput laut, dapat menghasilkan kandungan protein setara dengan susu.

“Ini harus ada riset dan kita inovasikan untuk diolah,” tegasnya, menunjukkan komitmen BRIDA untuk mencari solusi lokal yang inovatif dan efektif.

Pokja ekonomi memiliki cakupan yang luas, dan salah satu ide menarik yang diangkat adalah bagaimana mengemas air aren (tuak manis) sebagai oleh-oleh khas Lombok yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Ariadi mengungkapkan bahwa Lombok memiliki potensi besar dalam produksi air aren, namun selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam bentuk kemasan yang menarik dan tahan lama.

Baca Juga :  Bandara Lombok Tambah Rute Penerbangan Internasional Kuala Lumpur-Lombok

“Ini kalau diinovasikan bisa menghasilkan ekonomi yang tidak hanya menyentuh ke atas, melainkan sampai hilir pelaku UMKM,” jelasnya, menggarisbawahi pentingnya inovasi yang inklusif dan memberdayakan ekonomi kerakyatan. “Ini menjadi salah satu atensi penting kami,” tambahnya.

Selain itu, BRIDA juga berencana memanfaatkan kendaraan dinas (randis) mangkrak yang ada di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ide inovatifnya adalah mengkonversi randis tersebut menjadi listrik/">kendaraan listrik. Ariadi melihat bahwa banyak randis yang rusak dibiarkan terbengkalai. Konversi menjadi motor listrik dipandang sebagai peluang inovasi yang dapat mendukung pariwisata, terutama di kawasan seperti Gili Trawangan yang hanya memperbolehkan kendaraan listrik.

“Misalnya di Gili Tramena. Hanya kendaraan listrik yang bisa dimanfaatkan di sana,” katanya. Ia juga membuka peluang kerjasama dengan lembaga penelitian, perusahaan, maupun UMKM untuk merealisasikan ide ini.

Baca Juga :  13 Saksi Diperiksa, Polisi Buru Provokator Keributan di Dusun Montong

Pokja terakhir ini memiliki peran krusial dalam menindaklanjuti hasil riset dan inovasi yang dihasilkan oleh Pokja lainnya. Tugas utamanya adalah memastikan bahwa produk riset dan inovasi dapat diproduksi secara massal dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

“Kalau sudah ada hasil risetnya, kita buat legalitasnya dan memproduksinya. Kita siapkan kelembagaan dengan kemitraannya. Kita lepas ke masyarakat supaya ada hasil riset itu bisa dinikmati masyarakat,” terang Ariadi.

Ia menekankan bahwa pemanfaatan teknologi yang dihasilkan harus relevan dengan kebutuhan masyarakat, sebagai wujud kehadiran pemerintah yang responsif.

Di awal masa jabatannya, Ariadi juga tengah fokus menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) BRIDA, yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ada. Renstra ini akan menjadi roadmap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di NTB, dengan orientasi yang kuat pada riset dan inovasi yang sesuai dengan potensi daerah.

Lebih lanjut, Ariadi menegaskan bahwa BRIDA sangat terbuka untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam mengembangkan riset dan inovasi di daerah.

“Kita welcome dengan semua pihak yang ingin mengembangkan riset dan inovasi di daerah,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *