Mataram, Jurnalekbis.com – Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan komitmen kuat dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah dengan bertumpu pada potensi lokal. Hal ini terungkap dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian NTB Triwulan I Tahun 2025 yang berlangsung di Gedung Serbaguna Bank Indonesia, Mataram, pada Senin (19/5/2025). Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi NTB turut mendampingi Wakil Gubernur NTB, Ummi Dinda, dalam forum penting yang menggarisbawahi arah kebijakan strategis pembangunan ekonomi NTB ke depan.
Wakil Gubernur Ummi Dinda dalam kesempatan tersebut memaparkan lima pilar utama yang akan menjadi fokus kebijakan strategis Pemerintah Provinsi NTB dalam mendongkrak perekonomian daerah. Kelima arah kebijakan tersebut meliputi hilirisasi industri lokal, peningkatan investasi pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan digitalisasi ekonomi, penguatan pangan/">ketahanan pangan dan energi, serta penciptaan kolaborasi multipihak yang inklusif.
“Kita memiliki kekayaan sumber daya alam dan potensi UMKM yang luar biasa. Kebijakan kita ke depan akan fokus pada bagaimana mengoptimalkan potensi ini melalui hilirisasi agar nilai tambah produk lokal meningkat. Selain itu, UMKM sebagai tulang punggung ekonomi juga akan kita dorong investasinya, didukung dengan SDM yang kompeten dan pemanfaatan teknologi digital,” ujar Wagub Ummi Dinda dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Wagub menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media (pentahelix) untuk mencapai visi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. “Tidak ada satu pihak pun yang bisa bekerja sendiri. Kolaborasi yang kuat adalah kunci keberhasilan kita,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, dalam paparannya menyampaikan analisis mendalam terkait kondisi perekonomian NTB pada triwulan pertama tahun 2025. Meskipun terjadi kontraksi ekonomi sebesar -1,47% secara year-on-year, Berry menyoroti kinerja gemilang sektor pertanian yang tumbuh signifikan sebesar 10,28%. Sektor ini juga memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB, yakni mencapai 21,45%.
“Di tengah tantangan ekonomi global dan nasional, sektor pertanian NTB mampu menunjukkan resiliensinya. Ini adalah modal yang sangat berharga bagi kita,” kata Berry. BI sendiri mendorong penguatan ekosistem pertanian di NTB melalui berbagai inisiatif, termasuk pengembangan varietas unggul seperti Gamagora 7, mendorong hilirisasi komoditas pertanian agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi, memperkuat UMKM di sektor pertanian, serta melakukan ekspansi pasar untuk produk-produk pertanian NTB.

Strategi jangka panjang yang diusung BI untuk sektor pertanian NTB mencakup inovasi agroindustri, fasilitasi sertifikasi ekspor bagi produk pertanian unggulan, serta pemetaan komoditas pertanian berbasis teknologi. Berry juga menekankan bahwa sinergi pentahelix akan menjadi kunci dalam upaya pengentasan kemiskinan, terutama di wilayah-wilayah rentan di NTB yang sebagian besar masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian.
Sementara itu, Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTB, Ratih Hapsari Kusumawardhani, menyoroti peran krusial kebijakan fiskal dalam upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem di NTB, yang saat ini masih berada di angka 2,04%. Ratih menjelaskan bahwa dukungan dari pemerintah pusat terus disalurkan melalui berbagai mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Dana Alokasi Khusus (DAK), program-program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, serta pembangunan infrastruktur pendukung sektor pertanian.
“Kebijakan fiskal memiliki peran yang sangat signifikan dalam upaya kita mengentaskan kemiskinan ekstrem. Pemerintah pusat terus memberikan dukungan melalui berbagai program dan alokasi anggaran yang kita harapkan dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Ratih.
Namun demikian, Ratih juga mengakui adanya beberapa tantangan yang perlu diatasi secara bersama, seperti masalah irigasi yang masih menjadi kendala bagi produktivitas pertanian, serta minimnya data spasial yang akurat untuk perencanaan pembangunan yang lebih efektif. “Ini menjadi fokus kita bersama untuk mencari solusi yang terpadu,” tegasnya.
Secara keseluruhan, diseminasi laporan perekonomian NTB triwulan I tahun 2025 ini menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi NTB untuk membangun ekonomi daerah yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis pada kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Dengan mengandalkan potensi lokal, terutama di sektor pertanian, serta mendorong hilirisasi, digitalisasi, dan pengembangan SDM, NTB optimis dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan berkeadilan.
Kehadiran Kepala BRIDA NTB dalam acara ini juga mengindikasikan bahwa riset dan inovasi akan menjadi landasan penting dalam perumusan kebijakan-kebijakan ekonomi NTB ke depan. Data dan analisis yang akurat akan menjadi panduan dalam pengambilan keputusan strategis untuk memajukan daerah.
Fokus Kebijakan Strategis NTB:
- Hilirisasi Industri Lokal: Meningkatkan nilai tambah produk unggulan NTB melalui pengolahan dan industrialisasi.
- Peningkatan Investasi UMKM: Mendorong pertumbuhan dan daya saing UMKM sebagai penggerak utama ekonomi daerah.
- Pengembangan SDM dan Digitalisasi Ekonomi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memanfaatkan teknologi digital untuk efisiensi dan perluasan pasar.
- Ketahanan Pangan dan Energi: Memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan.
- Kolaborasi Multipihak yang Inklusif: Membangun sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media.
Meskipun demikian, dengan potensi yang dimiliki dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah serta dukungan dari berbagai pihak, NTB diyakini mampu mengatasi tantangan tersebut dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan. Sektor pertanian yang resilien menjadi modal awal yang kuat, dan fokus pada hilirisasi serta digitalisasi diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Langkah-langkah konkret seperti pengembangan varietas unggul, penguatan UMKM, dan ekspansi pasar untuk produk lokal akan terus didorong. Selain itu, sinergi pentahelix akan terus dioptimalkan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh masyarakat NTB.