Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam lanskap pendidikan yang semakin kompleks dan menantang, sebuah inisiatif dari pelosok Lombok Timur justru menunjukkan semangat luar biasa dalam membangun peradaban bangsa. Adalah Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi, sebuah lembaga pendidikan non-formal yang didirikan oleh sekelompok pemuda di Desa Mamben, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, yang berhasil menjadi lokomotif perubahan sosial berbasis pendidikan.
Dipimpin oleh Ust. Ahmad Asdaruddin, S.Sos, Majelis Ta’lim ini bukan sekadar tempat belajar agama. Ia telah menjelma menjadi pusat pemberdayaan dan transformasi generasi muda yang sebelumnya terpinggirkan secara ekonomi dan sosial.
Dalam wawancara khusus, Ust. Ahmad mengungkapkan bahwa pendirian Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi berangkat dari kegelisahan para pemuda setempat yang merasa tidak memiliki akses setara dalam pendidikan tinggi. Banyak dari mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi namun terbentur keterbatasan finansial.
“Kami mendirikan Majelis Ta’lim dalam rangka mengangkat derajat kami sendiri selaku para pemuda yang selama ini terkesan tersampingkan,” jelas Ust. Ahmad. Rabu (4/6)
Menurutnya, keinginan kuat untuk belajar tetap ada meski tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Dari situlah muncul pemahaman baru bahwa proses pembelajaran tidak harus terjadi di ruang kelas formal. “Kami membangun persepsi bahwa pendidikan bisa kami dapatkan dari berbagai lini kehidupan. Kami hadirkan tokoh-tokoh inspiratif dan membangun ruang belajar mandiri,” tambahnya.
Gagasan tersebut menjadi fondasi utama dari lahirnya Majelis Ta’lim ini. Para pemuda setempat mulai rutin berkumpul, mengaji, berdiskusi, dan memperluas wawasan mereka. Kegiatan yang awalnya hanya sekadar pengajian biasa kini berkembang menjadi forum intelektual dan tempat pembinaan karakter.
Tidak hanya itu, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi juga telah berhasil memberikan beasiswa pendidikan kepada pemuda-pemuda Lombok Timur yang ingin melanjutkan studi ke jenjang Strata 1 (S1).
“Selama dua tahun terakhir, kami setiap tahunnya memberikan beasiswa kepada sepuluh orang untuk melanjutkan pendidikan tinggi, khususnya ke Pulau Jawa,” terang Ust. Ahmad.
Untuk mendukung misi mulia tersebut, Majelis Ta’lim telah menjalin kerja sama resmi dengan Yayasan Lembaga Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, salah satu lembaga pendidikan Islam ternama indonesia/">di Indonesia. Kolaborasi ini memungkinkan para penerima beasiswa dari Lombok Timur untuk belajar di perguruan tinggi Islam di Surabaya dengan dukungan pembiayaan dan pembinaan.

Bahkan dalam jangka panjang, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi telah merencanakan untuk memperluas program beasiswanya ke jenjang Strata 2 (S2). Ini menunjukkan adanya roadmap pendidikan yang jelas dan berkelanjutan.
“Insyaallah ke depan kami juga akan melanjutkan beasiswa hingga jenjang S2. Kami ingin mereka yang semula jenuh terhadap pendidikan formal kembali bersemangat. Dan kami siap memfasilitasi siapa saja yang punya niat belajar,” tegasnya.
Salah satu hal yang menjadi kekuatan Majelis Ta’lim ini adalah keterbukaannya terhadap siapa saja yang ingin belajar. Ust. Ahmad menegaskan bahwa lembaganya tidak membatasi pelayanan hanya kepada warga Mamben atau Lombok Timur, tetapi siapa pun dari seluruh NTB bahkan Indonesia dapat bergabung.
“Kami tidak menutup diri. Siapa saja yang ingin berpendidikan, kami sambut. Kami menjadikan diri kami sebagai fasilitator bagi siapa pun yang mau maju,” ujarnya.
Dengan pendekatan inklusif ini, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi tidak hanya menjadi milik satu komunitas, tetapi telah tumbuh sebagai aset pendidikan bersama.
Tahun 2025 menjadi tahun istimewa bagi lembaga ini. Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi akan merayakan Milad ke-10 pada malam 1 Muharram 1447 H, yang diperkirakan jatuh pada malam Kamis, 25 Juni 2025. Momen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan organisasi yang telah melewati berbagai tantangan dan dinamika.
Dalam rangka menyambut dasawarsa kedua, Ust. Ahmad menyampaikan harapan besar untuk memperkuat tata kelola kelembagaan dan menambah berbagai program yang lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Kami ingin Majelis Ta’lim ini menjadi kendaraan bagi generasi bangsa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, gratis, dan mampu mengangkat derajat kaum muda serta menurunkan angka pengangguran,” paparnya.
Dalam visi jangka panjangnya, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi ingin menjawab permasalahan serius yang melanda banyak daerah di Indonesia, yaitu pengangguran. Melalui pendidikan dan pelatihan berbasis karakter dan keterampilan, Ust. Ahmad optimis bahwa gerakan kecil dari Mamben ini bisa menginspirasi daerah lain.
“Walau baru sebatas wacana, tapi kami yakin gerakan kecil yang kami mulai ini bisa menarik minat pihak lain untuk melakukan hal serupa. Semakin banyak yang punya visi misi yang sama, insyaallah bangsa ini akan lebih baik,” pungkasnya.
Di tengah sorotan terhadap ketimpangan akses pendidikan, keberadaan Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi menjadi contoh nyata bahwa inisiatif masyarakat bisa menjawab masalah struktural pendidikan. Dengan modal semangat, solidaritas, dan ketulusan, para pemuda di Mamben mampu menghadirkan alternatif pendidikan yang merangkul semua kalangan.
Keberhasilan lembaga ini bukan semata pada berapa banyak orang yang berhasil dikuliahkan, tetapi pada dampak sosial yang ditimbulkan—yakni tumbuhnya semangat belajar, berdaya, dan berkarya dari bawah.
Dengan slogan “Dari Mamben untuk Indonesia”, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi mengusung semangat lokal yang berdampak nasional. Mereka ingin membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari kampung kecil, dari tangan-tangan pemuda yang mau berpikir dan bertindak.
Milad ke-10 bukan hanya perayaan usia, tetapi penegasan komitmen untuk terus mengabdi dalam dunia pendidikan. Dengan program-program nyata, kerja sama lintas daerah, serta semangat pengabdian yang tinggi, Majelis Ta’lim ini terus menanam benih-benih harapan bagi masa depan generasi Indonesia yang lebih baik.