Olahraga

Kiper Dibantai Jepang, Ribuan Warga Lombok Malah Semakin Cinta Timnas

×

Kiper Dibantai Jepang, Ribuan Warga Lombok Malah Semakin Cinta Timnas

Sebarkan artikel ini
Kiper Dibantai Jepang, Ribuan Warga Lombok Malah Semakin Cinta Timnas
Suasana Nobar di Mapolres Lombok Tengah
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Tengah, Jurnalekbis.com – Skor telak 6-0 yang terpampang di layar raksasa mungkin terasa menyesakkan dada, namun di halaman Markas Polres Lombok Tengah, Selasa (10/6/2025) malam, semangat ribuan warga tak pernah padam.  kekalahan Timnas Indonesia dari raksasa Asia, Jepang, dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026, menjadi saksi bisu sebuah potret loyalitas tanpa batas.

Di tengah lautan manusia yang memadati areal nonton bareng (nobar), seorang figur menjadi pusat perhatian. Dia adalah Edi Mulyadi, ayah dari sang penjaga gawang andalan Timnas Indonesia, Emil Audero Mulyadi. Dengan mata yang tak lepas dari layar, ia merasakan setiap debaran, setiap penyelamatan, dan setiap gol yang bersarang di gawang yang dikawal putranya, bersama ribuan tetangga dan kerabatnya di tanah kelahirannya.

Meski hasil akhir tak berpihak pada Skuad Garuda, acara nobar ini lebih dari sekadar menonton pertandingan. Ini adalah sebuah pernyataan, sebuah penegasan bahwa dukungan untuk Timnas, dan untuk putra daerah yang berlaga di kancah dunia, tidak akan pernah surut oleh sebuah kekalahan.

Sejak sore hari, halaman Polres Lombok Tengah telah disulap menjadi stadion mini. Ribuan warga dari berbagai penjuru kabupaten berbondong-bondong datang, mengenakan jersey merah kebanggaan, membawa bendera, dan menyanyikan yel-yel penyemangat. Euforia dan optimisme terasa begitu kental di udara. Mereka datang bukan hanya untuk sepak bola, tetapi untuk menjadi bagian dari perjuangan kolektif bangsa.

Baca Juga :  Ajang Track Day RIT & Yamaha di Mandalika Hadirkan Sensasi Balap Internasional

Polres Lombok Tengah, sebagai fasilitator, berhasil menciptakan ruang komunal yang aman dan meriah bagi masyarakat untuk menyalurkan dukungannya. Namun, saat peluit kick-off dibunyikan dan dominasi Jepang mulai terlihat, atmosfer perlahan berubah. Gol demi gol yang dicetak tim Samurai Biru membuat banyak wajah tertunduk lesu.

Namun, yang luar biasa adalah tak ada yang beranjak pergi. Setiap kali Emil Audero melakukan penyelamatan gemilang, tepuk tangan dan teriakan “Emil! Emil! Emil!” membahana, seolah memberi kekuatan dari jarak ribuan kilometer. Di tengah kekecewaan kolektif, ada kebanggaan yang terus menyala. Mereka kalah di papan skor, tetapi mereka menang dalam menunjukkan semangat persatuan dan sportivitas.

Duduk di antara kerumunan, Edi Mulyadi menampilkan ketegaran seorang ayah. Wajahnya merefleksikan emosi yang campur aduk: kesedihan atas hasil, namun juga kebanggaan luar biasa melihat putranya berjuang di bawah mistar gawang melawan salah satu tim terbaik dunia.

Baca Juga :  Persiapan Matang! MGPA Gelar Pelatihan Jelang GT World Challenge Asia 2025

“Jujur ya, agak sedikit sedih, meskipun dia (Emil) mencoba untuk memberikan yang terbaik, dan kita lihat beberapa kali dia melakukan penyelamatan penting, tapi secara keseluruhan tim kita harus banyak belajar lagi dari Jepang. Ini pelajaran berharga untuk persiapan play-off nanti ,” ucapnya.

Pernyataannya bukanlah keluhan, melainkan sebuah analisis matang dari seseorang yang memahami betul kerasnya dunia sepak bola profesional. Ia tidak menyalahkan siapa pun, tetapi mengajak untuk melihat kekalahan ini sebagai sebuah cermin untuk berbenah. Baginya, dukungan sejati tidak datang saat tim menang saja, tetapi justru diuji saat tim sedang terpuruk.

“Jadi, kalah menang tetap kita dukung. Itu harga mati. Insyaallah, kita harus tetap optimis bisa lolos ke Piala Dunia,” tegasnya.

Kekalahan dari Jepang memang menutup pintu lolos otomatis dari grup, namun perjuangan belum berakhir. Timnas Indonesia masih memiliki satu kesempatan emas melalui babak play-off yang menegangkan. Inilah yang menjadi fokus utama Edi Mulyadi dan seluruh pendukung Timnas saat ini.

Baca Juga :  ITDC Sambut Penyelenggaraan Porsche Sprint Challenge Round-2 di Pertamina Mandalika International Circuit 

“Mudah-mudahan hasil di play-off nanti bisa lebih memberikan hasil yang maksimal. Pelajaran dari laga melawan Jepang ini harus menjadi modal,” lanjutnya.

Harapan personalnya sebagai seorang ayah pun tak luput ia sampaikan. Posisi sebagai penjaga gawang utama di tim nasional adalah sebuah tanggung jawab besar yang menuntut konsistensi dan kondisi fisik prima.

“Saya berharap secara pribadi, sebagai orang tua, dia selalu dalam kondisi yang terbaik, fit seratus persen, sehingga selalu mendapatkan kepercayaan dan posisi sebagai starter di laga-laga penentuan nanti,” ungkapnya.

Di tengah perbincangan mengenai strategi dan harapan untuk Timnas, Edi Mulyadi juga membagikan kabar yang disambut hangat oleh warga Lombok. Sosok Emil Audero Mulyadi, kiper yang meniti karir di kerasnya kompetisi Serie A Italia, ternyata tidak pernah melupakan akarnya.

Kerinduan masyarakat Lombok untuk menyambut langsung pahlawan mereka akan segera terobati. Edi Mulyadi memberikan sinyal kuat bahwa putranya akan pulang kampung dalam waktu dekat.

“Insyaallah, Emil akan datang ke Lombok. Mungkin selepas agenda bersama Timnas melawan Jepang ini selesai, dia akan menyempatkan diri untuk pulang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *