EkonomiKesehatan

BBPOM Gandeng Mahasiswa Unram Bantu UMKM Naik Kelas di Lombok

×

BBPOM Gandeng Mahasiswa Unram Bantu UMKM Naik Kelas di Lombok

Sebarkan artikel ini
BBPOM Gandeng Mahasiswa Unram Bantu UMKM Naik Kelas di Lombok
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam perekonomian nasional sekaligus aset bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan. Dalam upaya pemberdayaan UMKM, dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, menjadi krusial. Salah satu tantangan signifikan yang masih dihadapi pelaku UMKM saat ini adalah perizinan, akses terhadap permodalan, serta promosi dan pemasaran produk. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Balai Besar POM (BBPOM) di Mataram menghadirkan inovasi program SAPA Kampus sebagai solusi strategis menjawab tantangan tersebut.

Saat ini, sistem perizinan edar produk pangan olahan yang dikelola oleh BPOM sejatinya telah berbasis elektronik. Proses perizinan dapat diakses kapan pun dan dari mana pun, mencerminkan prinsip transparency, akuntabilitas, dan percepatan layanan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pelaku UMKM yang telah memanfaatkan layanan ini.

Literasi digital yang masih rendah di kalangan pelaku usaha, ditambah dengan keterbatasan sumber daya manusia BPOM di daerah, menjadi penghambat utama. Di Pulau Lombok, hanya tiga orang petugas dari BBPOM yang harus membina dan mengawasi ratusan hingga ribuan UMKM di berbagai wilayah, dari kota hingga pelosok desa. Kondisi inilah yang kemudian mendorong munculnya Program SAPA Kampus.

Baca Juga :  MBG Hadir di NTB, Siap Cetak Generasi Sehat dan Produktif 2045

Program SAPA Kampus (Sapa Masyarakat melalui Perguruan Tinggi) merupakan inisiatif BPOM dalam menjalin kemitraan aktif dengan perguruan tinggi, untuk mengatasi hambatan literasi digital dan memberikan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM. Melalui program ini, mahasiswa ditugaskan sebagai agent of change yang membantu UMKM dalam memahami dan memproses izin edar BPOM serta penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).

Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menegaskan pentingnya peran mahasiswa dalam program ini. “Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Universitas Mataram melalui keterlibatan aktif para mahasiswa kepada UMKM dalam program SAPA Kampus,” ujarnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Mentor Supervisor dari Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan Badan POM, Mentor Perguruan Tinggi, Mentor BBPOM Mataram, dan 19 mahasiswa Universitas Mataram yang telah menjalankan pendampingan terhadap UMKM selama dua bulan terakhir.

Lebih jauh, Yosef menyoroti peran penting mahasiswa dalam menjangkau pelaku usaha yang tersebar di seluruh pelosok Lombok. “SDM BBPOM di Mataram yang bertugas untuk mendampingi UMKM sangatlah terbatas. Hanya tiga orang harus meng-cover seluruh Pulau Lombok, tentu sangat sulit menjangkau semuanya. Program SAPA Kampus menjadi strategi yang sangat tepat,” tegasnya.

Baca Juga :  Berikut Hotel-Hotel Terdekat di Sirkuit Mandalika untuk Menyaksikan MotoGP

Yosef juga mendorong para mahasiswa untuk menjadikan pengalaman ini sebagai batu loncatan dalam membangun jiwa wirausaha. “Melalui program SAPA Kampus, adik-adik mahasiswa menjadi penyambung pendampingan BPOM bagi UMKM. Selain dampak langsung kepada UMKM, mahasiswa juga belajar menjadi entrepreneur,” katanya.

Ia juga menyampaikan harapan agar mahasiswa tidak hanya berhenti sebagai pendamping, tetapi kelak bisa menjadi pengusaha mandiri. “Jadilah pengusaha setelah lulus nanti. Ciptakan lapangan kerja, berdiri di atas kaki sendiri. Dengan pengalaman mendampingi UMKM, kalian tahu bagaimana mudah dan cepatnya pengurusan izin edar BPOM. Termasuk berbagai insentif seperti pengujian gratis dan diskon 50% untuk tarif PNBP pendaftaran produk,” terang Yosef.

Supervisi SAPA Kampus merupakan bagian penting dari proses evaluasi program. Pada batch ke-7 ini, mahasiswa Universitas Mataram telah melakukan pendampingan pada 19 UMKM pangan olahan terpilih di berbagai wilayah Lombok, dari April hingga Mei 2025. Proses ini bertujuan memastikan pelaksanaan pendampingan sesuai standar dan meningkatkan kualitas pelaksanaan di masa depan.

Salah satu tantangan yang dihadapi mahasiswa adalah lokasi UMKM yang cukup terpencil, seperti wilayah Sembalun di Lombok Timur. “Saya dengar ada yang mendampingi sampai ke Sembalun. Ini membutuhkan komitmen luar biasa. Tetap jaga integritas dan profesionalitas, karena adik-adik dalam program SAPA Kampus juga merupakan bagian dari BPOM,” ujar Yosef dalam penutup sambutannya.

Baca Juga :  Pabrik Batako Plastik Dipastikan Beroperasi Akhir Juni, Membuat Rumah Makin Mudah Seperti Permainan LEGO

Program SAPA Kampus memberikan manfaat langsung dan tidak langsung kepada tiga sektor utama: mahasiswa, UMKM, dan BBPOM itu sendiri,

Dalam lanskap ekonomi yang semakin kompetitif, penguatan UMKM menjadi agenda strategis nasional. Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga, termasuk BPOM, berperan penting dalam membangun ekosistem usaha yang sehat, aman, dan produktif.

Program SAPA Kampus menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antar lembaga pendidikan dan pemerintah dapat memberikan solusi terhadap keterbatasan sumber daya sekaligus mempercepat transformasi digital di kalangan UMKM. Literasi digital, pemahaman regulasi, dan penerapan standar keamanan pangan merupakan kunci bagi UMKM untuk naik kelas.

Kolaborasi seperti ini harus terus diperluas, tidak hanya di NTB tetapi juga di seluruh Indonesia. Terlebih, jika pemerintah daerah ikut mengambil peran lebih aktif dalam mendukung pembiayaan, fasilitas pelatihan, dan pemberian insentif tambahan bagi UMKM yang berkomitmen memperbaiki mutu usahanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *