Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam rangka memerangi masalah gizi buruk yang masih membayangi banyak wilayah indonesia/">di Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat (NTB), Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Mataram, Rabu (18/6/2025).
Kegiatan ini menjadi bentuk nyata implementasi visi besar Prabowo-Gibran menuju Indonesia Emas 2045, yang menjadikan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama.
Acara sosialisasi yang digelar di Aula PT Cipta Rezeki Utama, Mataram ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari masyarakat setempat. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 WITA dan berlangsung penuh antusiasme.
Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar, Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN Lalu Muhammad Iwan Mahardan, Anggota DPRD Kota Mataram Ahmad Azhari Gufron, dan Camat Ampenan Muzakir Walad.
Mereka kompak menyuarakan pentingnya dukungan masyarakat terhadap program strategis ini agar implementasinya berjalan optimal hingga ke akar rumput. Target utama dari MBG ini tidak hanya peserta didik di sekolah, tetapi juga kelompok rentan seperti ibu hamil dan menyusui.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif nasional di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden Tahun 2024, program ini ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan gizi harian masyarakat sekaligus meningkatkan literasi gizi, terutama di kalangan anak-anak dan remaja sekolah.
Dalam jangka panjang, MBG diharapkan dapat menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi sehat, produktif, dan kompetitif menyongsong Indonesia Emas 2045.
Program ini mencakup: Penyediaan makanan bergizi secara gratis bagi siswa-siswi di sekolah, Dukungan gizi bagi ibu hamil dan menyusui,Pembentukan dan penguatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur sehat rakyat dan Keterlibatan pelaku usaha lokal dan masyarakat dalam rantai pasok pangan sehat.
Muazzim Akbar, Anggota Komisi IX DPR RI yang menjadi inisiator kegiatan ini, menegaskan pentingnya pelibatan aktif masyarakat dalam pelaksanaan program MBG. Ia menyoroti bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi lokal yang konkret.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh sekitar 30.000 dapur SPPG di seluruh Indonesia. Ini harus dibangun bersama rakyat dan oleh rakyat. Mereka bisa menjadi mitra kerja BGN secara langsung,” ujar Muazzim di hadapan peserta.
Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat dalam membangun SPPG sesuai SOP akan membawa manfaat berlapis. Selain memperbaiki gizi, juga membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan lokal, dan memperkuat kemandirian pangan daerah.
Menurut data yang disampaikan Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN Lalu Muhammad Iwan Mahardan, saat ini telah berdiri 54 dapur SPPG di NTB. Setiap dapur mendapat dukungan anggaran hingga Rp1 miliar. Dengan demikian, total suntikan dana yang telah masuk ke NTB mencapai Rp54 miliar.

Target berikutnya adalah 400 dapur SPPG di seluruh wilayah NTB. Jika target ini tercapai, NTB berpotensi mendapatkan aliran dana pembangunan hingga Rp400 miliar, yang akan memperkuat perekonomian lokal dan ketahanan pangan masyarakat.
“Ini bukan sekadar program makan gratis, tetapi sebuah ekosistem ekonomi rakyat. Kita harap warga NTB bisa menyambut peluang ini,” tegas Iwan Mahardan.
Salah satu keunggulan dari program MBG adalah pendekatannya yang holistik. Selain berdampak pada perbaikan gizi masyarakat, program ini juga diharapkan menstimulasi pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan UMKM pangan.
Dapur-dapur SPPG yang akan dibangun diharapkan menyerap bahan baku lokal seperti: Beras dari petani sekitar,Sayur dan buah dari kebun masyarakat,Ikan segar dari nelayan lokal, dan Produk olahan rumah tangga dari UMKM.
Model ini secara tidak langsung akan menciptakan sirkulasi ekonomi lokal yang sehat dan mandiri. Jika diterapkan dengan benar, MBG tidak hanya menyehatkan masyarakat, tetapi juga memutar roda ekonomi desa secara berkelanjutan.
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional menempatkan program MBG sebagai pilar strategis menuju Indonesia Emas 2045, yakni visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia berbasis pada bonus demografi.
Riset menunjukkan bahwa pada 2045, Indonesia akan memiliki populasi usia produktif yang dominan, mencapai lebih dari 65% dari total populasi. Tanpa kualitas gizi yang baik, bonus ini justru bisa menjadi beban sosial.
“Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh cerdas dan kuat. Kalau gizinya baik, prestasinya juga akan baik, produktivitas meningkat,” kata Ahmad Azhari Gufron, anggota DPRD Kota Mataram yang turut menghadiri acara.
Ia menyebut bahwa MBG adalah jawaban konkret terhadap berbagai tantangan seperti stunting, anemia, serta kurang energi kronik yang masih ditemukan pada siswa dan ibu hamil di daerah-daerah pelosok.
Dalam kesempatan itu, para pejabat dari BGN juga menyampaikan bahwa program MBG telah dirancang untuk memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang ketat. Setiap dapur SPPG akan diawasi secara berkala, termasuk dari segi kualitas makanan, penggunaan anggaran, serta pelibatan tenaga kerja lokal.
Untuk memastikan efektivitas program, BGN juga bekerja sama dengan: Pemerintah daerah setempat (pemda),Puskesmas dan Dinas Kesehatan,Sekolah dan komite orang tua siswa, dan Pelaku usaha dan koperasi lokal.
Camat Ampenan Muzakir Walad menambahkan bahwa pihak kecamatan siap mendukung penuh program ini di tingkat kelurahan. Ia juga berharap bahwa partisipasi masyarakat akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Program MBG bukan hanya tentang makan gratis, tapi tentang membangun masa depan bangsa melalui peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sosialisasi di Mataram menjadi langkah awal dari perluasan jangkauan program ini di seluruh wilayah NTB dan Indonesia.
“Kalau anak-anak kita makan bergizi setiap hari, otaknya segar, belajarnya semangat, prestasinya meningkat. Ini investasi jangka panjang,” pungkas Muazzim Akbar.
DPR RI bersama BGN berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan afirmatif yang mendukung pembangunan gizi masyarakat, dengan harapan setiap anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di era global.