Mataram, Jurnalekbis.com— Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya menjadi ajang silaturahmi pegiat olahraga masyarakat, tetapi juga menjadi panggung unjuk kesiapan dan profesionalisme penyelenggaraan. Salah satu yang paling menonjol adalah gelaran kompetisi airsoft yang bertajuk CQB CUP 2 “Save Deer Ops”, yang mendapat apresiasi luar biasa dari pengurus nasional Federation indonesia/">Airsoft Indonesia (FAI).
Ketua Komisi Marshal Nasional PB FAI, Muhammad Ridho Hamzah, menyebut venue pertandingan di Fornas kali ini sebagai yang terbaik sepanjang sejarah Fornas. Komentar ini menjadi catatan penting, mengingat FAI telah berpartisipasi dalam berbagai edisi Fornas sebelumnya di berbagai provinsi.
“Venue kali ini betul-betul tinggal pakai. Tidak perlu lagi membenahi sana-sini. Semua sudah siap dan sangat maksimal. Ini salah satu penyelenggaraan terbaik sepanjang sejarah Fornas,” tegas Ridho saat ditemui di sela-sela persiapan, Jumat (25/7).
Venue pertandingan yang digunakan oleh FAI pada Fornas VIII 2025 berlokasi di kawasan strategis dengan fasilitas lengkap dan aksesibilitas yang memadai. Ridho menyebut, hal ini menjadi salah satu faktor penting yang membuat penyelenggaraan kali ini lebih unggul dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dukungan penuh dari Pengda FAI NTB dan KORMI NTB terbukti mampu memberikan jaminan kesiapan maksimal, bahkan dalam waktu persiapan yang relatif singkat. “Kami sangat berterima kasih kepada panitia lokal dan KORMINAS. Walaupun waktu singkat, mereka bisa total mempersiapkan semuanya,” ucap Ridho.
Kegiatan ini menjadi bukti konkret bahwa NTB siap menjadi tuan rumah event nasional, khususnya dalam olahraga rekreasi berbasis komunitas seperti airsoft.
Turnamen CQB CUP 2 Fornas VIII 2025 “Save Deer Ops” akan digelar selama dua hari penuh, yakni Sabtu dan Minggu, dengan menghadirkan sekitar 170 hingga 200 pegiat airsoft dari 12 provinsi di Indonesia.
Kategori pertandingan yang diperlombakan mencakup delapan jenis, mulai dari skenario Close Quarter Battle (CQB), speed shooting, tactical movement, hingga simulated hostage rescue. Seluruh peserta akan mengikuti sistem pertandingan dengan rotasi efisien yang dijadwalkan ketat.

“Kami ingin pertandingan berlangsung tepat waktu, tidak molor, dan efisien. Maka kami akan fokus pada manajemen rotasi yang rapi,” ujar Ridho.
Kompetisi ini menjadi magnet bagi pegiat airsoft dari berbagai penjuru Indonesia. Berdasarkan laporan panitia, kontingen telah tiba dari daerah seperti:
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Sumatera Selatan
- Papua Barat
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
Kedatangan peserta secara bertahap dilakukan sejak awal pekan, dan panitia memastikan bahwa hingga malam sebelum pembukaan, seluruh kontingen sudah berada di NTB. “Kloter ketiga dari Sulawesi Tengah juga sudah masuk hari ini. Artinya semua peserta sudah ready,” ujar Ridho.
Sebagai olahraga berbasis simulasi militer, airsoft memiliki karakteristik permainan dengan intensitas fisik tinggi. Untuk itu, panitia mewajibkan semua peserta menjalani serangkaian persyaratan administratif dan medis, termasuk:
- Medical check-up sebelum bertanding
- Kepemilikan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan
- Pemeriksaan fisik mandiri
- Edukasi soal dehidrasi dan stamina
“Karena ini pertandingan dengan adrenalin tinggi, potensi dehidrasi juga besar. Jadi semua harus siap secara fisik dan administratif,” tegas Ridho.
Langkah ini diapresiasi karena menunjukkan komitmen panitia terhadap keselamatan, sekaligus menambah kredibilitas penyelenggaraan.
Menjelang dimulainya pertandingan, technical meeting digelar pada Jumat sore. Agenda utama pertemuan ini adalah validasi data peserta, pengecekan kelengkapan administrasi, serta pengundian nomor pertandingan. Ridho mengatakan bahwa semua dokumen peserta telah diverifikasi hingga Rabu malam (23/7), dengan hasil yang sangat baik.
Langkah ini penting untuk menjaga transparansi dan profesionalisme pertandingan, mengingat turnamen ini bukan sekadar ajang rekreasi, tapi juga tempat bertemunya komunitas-komunitas airsoft terbaik di Indonesia.
Pujian yang diberikan kepada NTB bukan tanpa alasan. Dengan kesiapan venue, akomodasi, pelayanan peserta, hingga sistem pertandingan yang rapi, Ridho berharap model penyelenggaraan Fornas kali ini bisa dijadikan standar ideal oleh tuan rumah Fornas IX mendatang di Sulawesi Tengah.
“Kami berharap Sulawesi Tengah sebagai tuan rumah selanjutnya bisa mencontoh kesiapan NTB. Ini jadi pelajaran berharga,” katanya.
Ia menilai bahwa Fornas seharusnya tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga ajang pembelajaran antarprovinsi dalam menyelenggarakan event skala besar yang terorganisir dan berdampak luas.