Jakarta, Jurnalekbsi.com – Berakhir sudah polemik yang sempat menghebohkan publik. Setelah melalui proses yang panjang dan penuh sorotan, hasil tes DNA yang melibatkan mantan jurnalekbis.com/tag/gubernur/">Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan selebgram Lisa Mariana akhirnya diumumkan. Kepastian ini menjadi titik terang bagi kedua belah pihak, sekaligus menjawab berbagai spekulasi yang telah beredar luas di media sosial.
Pada Rabu (20/8/2025), Bareskrim Polri secara resmi mengumumkan hasil tes DNA yang menyatakan bahwa tidak ada kecocokan atau non-identik antara DNA Ridwan Kamil dengan anak Lisa Mariana. Hal ini sekaligus mematahkan klaim yang sebelumnya dilontarkan oleh Lisa Mariana bahwa Ridwan Kamil adalah ayah biologis dari anaknya yang berinisial CA. Pengumuman ini menjadi klimaks dari kasus yang bermula dari unggahan media sosial pada Maret 2025 dan sempat memicu laporan pencemaran nama baik.
Kronologi Kasus yang Membelit Dua Nama Populer
Kasus ini bermula saat Lisa Mariana mengunggah tangkapan layar percakapan pribadi di akun Instagram-nya, yang diduga merupakan percakapan dengan Ridwan Kamil. Dalam unggahan tersebut, Lisa mengklaim dirinya sedang mengandung anak dari pria yang diduga Ridwan Kamil. Klaim ini sontak menjadi viral dan memicu perdebatan sengit di dunia maya. Menanggapi tuduhan tersebut, Ridwan Kamil langsung membantah dan menegaskan bahwa klaim tersebut adalah fitnah keji bermotif ekonomi. Ia kemudian melaporkan Lisa Mariana ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik.
Untuk membuktikan kebenaran dan mencari titik terang, Ridwan Kamil berinisiatif mengajukan permohonan tes DNA kepada pihak penyidik. Proses pengambilan sampel DNA dilakukan pada Kamis (7/8/2025) di Bareskrim Polri. Tes ini melibatkan Ridwan Kamil, Lisa Mariana, dan anaknya, dengan mengambil dua sampel, yaitu air liur dan darah. Keduanya bahkan tidak hadir langsung saat tes dilakukan, melainkan diwakili oleh tim kuasa hukum masing-masing. Langkah ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah melalui jalur hukum dan pembuktian ilmiah.
Reaksi Beragam Setelah Hasil Tes DNA Diumumkan
Pengumuman hasil tes DNA yang membuktikan bahwa Ridwan Kamil bukan ayah biologis dari anak Lisa Mariana memicu reaksi yang beragam. Pihak Ridwan Kamil menyambut baik hasil ini. Kuasa hukumnya menyatakan bahwa hasil ini menjadi bukti kuat untuk membersihkan nama baik kliennya. Di sisi lain, Lisa Mariana terlihat menangis dan mengamuk saat mengikuti pengumuman tersebut melalui siaran langsung di media sosial TikTok-nya. Meskipun hasilnya negatif, Lisa tetap bersikeras menuntut tanggung jawab Ridwan Kamil. Ia bahkan menyebut akan membongkar hal lain dan menantang Ridwan Kamil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat.
Sikap Lisa yang tetap menuntut tanggung jawab meski hasil ilmiah telah berbicara, menunjukkan bahwa kasus ini mungkin memiliki lapisan lain yang tidak hanya sebatas persoalan DNA. Ini juga memunculkan pertanyaan mengenai motif di balik klaim yang ia sampaikan, seperti yang sebelumnya dituduhkan oleh Ridwan Kamil.
Implikasi Hukum dan Dampak Bagi Keduanya
Dengan diumumkannya hasil tes DNA, kasus ini kini memasuki babak baru. Laporan pencemaran nama baik yang diajukan Ridwan Kamil terhadap Lisa Mariana kini memiliki dasar yang semakin kuat. Pihak kepolisian menyatakan bahwa penyidikan akan terus berlanjut. Tidak menutup kemungkinan, Lisa Mariana akan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat luas bahwa klaim yang tidak berdasar, apalagi yang bersifat fitnah, dapat memiliki konsekuensi hukum yang serius.
Bagi Ridwan Kamil, hasil tes DNA ini menjadi validasi atas integritas dan kejujurannya. Nama baiknya yang sempat tercoreng akibat tuduhan tersebut kini perlahan pulih. Kasus ini juga memperlihatkan bagaimana ilmu pengetahuan—dalam hal ini tes DNA—berperan penting dalam menyelesaikan sengketa hukum dan mencari kebenaran yang objektif.
Di sisi lain, publik kini juga menyoroti bagaimana media sosial bisa menjadi platform yang sangat rentan terhadap penyebaran informasi palsu. Kasus ini menjadi contoh nyata bahwa informasi yang viral belum tentu benar, dan penting untuk menunggu konfirmasi dari sumber terpercaya sebelum mempercayai atau menyebarkannya.
