[ytplayer id='15931']
News

BMKG Peringatkan Banjir Rob di NTB 9–15 September, Warga Pesisir Diminta Waspada

×

BMKG Peringatkan Banjir Rob di NTB 9–15 September, Warga Pesisir Diminta Waspada

Sebarkan artikel ini
BMKG Peringatkan Banjir Rob di NTB 9–15 September, Warga Pesisir Diminta Waspada
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di wilayah pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai 9 hingga 15 September 2025. Fenomena ini dipicu oleh pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, kilat, dan angin kencang.

Menurut BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir Lombok, Sumbawa, dan Bima diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob, terutama saat air pasang maksimum. Waktu pasang diperkirakan terjadi antara pukul 08.00 hingga 15.00 WITA, dengan ketinggian mencapai lebih dari 1,9 meter.

“Fenomena banjir rob ini berpotensi menggenangi permukiman di pesisir, jalan raya, hingga lahan tambak dan pertanian di wilayah rendah,” kata Kepala Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi, dalam keterangannya, Selasa (9/9/2025).

Baca Juga :  Ini Aksi Ganjar Borong Dagangan PKL di Udayana

Wilayah Rawan Terdampak

BMKG merinci sejumlah titik rawan yang berpotensi terdampak banjir rob. Di Lombok, meliputi Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok. Untuk wilayah Sumbawa, meliputi Sumbawa dan Labuhan Badas. Sementara di Bima, kawasan yang perlu waspada antara lain Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota

Selain banjir rob, BMKG juga mengingatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada 9–10 September di hampir seluruh kabupaten/kota NTB, termasuk Mataram, Lombok, Sumbawa, Dompu, hingga Bima.

Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

Hasil analisis menunjukkan adanya faktor atmosfer yang memicu cuaca ekstrem di NTB. Beberapa di antaranya adalah aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby, kelembapan udara yang basah hingga 90 persen di lapisan 850–700 mb, serta labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif skala lokal.

Baca Juga :  Polres Loteng Tindak 553 Pelanggar dalam Sepekan Operasi Zebra Rinjani

Selain hujan, potensi gelombang tinggi juga perlu diwaspadai. Pada 9–11 September, tinggi gelombang di perairan Selat Lombok bagian selatan bisa mencapai 4–6 meter, sementara Samudera Hindia selatan NTB diperkirakan mencapai 2,5–4 meter. Kondisi ini dinilai berbahaya bagi aktivitas pelayaran maupun nelayan tradisional.

Imbauan dan Antisipasi

BMKG menghimbau masyarakat pesisir, terutama yang bermukim di daerah rendah, untuk menjauhi lokasi rawan genangan saat pasang air laut maksimum. Pihak terkait juga diminta menyiapkan langkah antisipasi, seperti memastikan sistem drainase berfungsi, tidak membuang sampah sembarangan, serta melakukan pemangkasan pohon rapuh untuk mencegah pohon tumbang saat angin kencang.

“Koordinasi antarinstansi dan pemantauan informasi cuaca perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa lebih siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” tegas Satria.

Baca Juga :  BRIDA NTB Dorong SDM Unggul Lewat Seminar Beasiswa LPDP dan Program Desa Binaan

BMKG menegaskan masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai perkembangan cuaca melalui kanal resmi seperti website Stasiun Meteorologi NTB, media sosial Instagram @infobmkgntb, serta akun Twitter @infobmkgntb.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *