[ytplayer id='15931']
News

Kerja Keras dan Doa Orang Tua, Anak Petani Miskin Berhasil Jadi Prajurit TNI AD

×

Kerja Keras dan Doa Orang Tua, Anak Petani Miskin Berhasil Jadi Prajurit TNI AD

Sebarkan artikel ini
Kerja Keras dan Doa Orang Tua, Anak Petani Miskin Berhasil Jadi Prajurit TNI AD
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Timur, Jurnalekbis.com – Kisah inspiratif datang dari seorang pemuda asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. M. Taufikurrahman, anak seorang petani sederhana, berhasil mewujudkan mimpinya menjadi prajurit TNI Angkatan Darat (AD) tanpa melalui jalur calo maupun biaya sogokan.

Perjuangannya membuahkan hasil setelah ia resmi dilantik sebagai prajurit TNI AD pada 13 September 2025 di Rindam Jaya, Jakarta Selatan. Keberhasilan ini mendapat sorotan karena menjadi bukti nyata bahwa tekad, doa orang tua, dan kerja keras dapat mengalahkan keterbatasan ekonomi.

Rektor IAI Al-Manan NU Lombok Timur, Dr. (C). Mahsur, M.Pd., menilai kisah Taufikurrahman layak dijadikan teladan bagi generasi muda, khususnya anak-anak desa yang kerap terkendala biaya.

“Dia membuktikan bahwa anak petani miskin pun bisa menjadi prajurit TNI AD dengan cara yang terhormat. Tidak ada sogokan, tidak ada calo, hanya doa orang tua, kerja keras, dan kejujuran,” ujar Mahsur, Selasa (16/9/2025).

Baca Juga :  Penerbangan Perdana Jemaah Haji NTB, 386 Orang Menuju Madinah

Sejak kecil, Taufikurrahman hidup dalam keterbatasan. Sawah kecil milik orang tuanya hanya cukup untuk makan sehari-hari, bahkan sering kali tidak mencukupi. Namun, kondisi tersebut tidak mematahkan semangatnya.

Ia mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah, tempat yang membentuk bukan hanya pengetahuan umum, tetapi juga nilai agama, disiplin, dan keteguhan hati. Di sanalah tumbuh tekad untuk mengubah nasib tanpa meninggalkan akar kesederhanaan.

Di tengah cerita maraknya percaloan seleksi TNI, Taufikurrahman memilih jalannya sendiri. Ia berlatih fisik setiap hari di pematang sawah, berlari di jalan desa, dan belajar tekun di malam hari hanya dengan penerangan lampu seadanya.

Menurut Mahsur, doa orang tua menjadi senjata utama dalam perjuangan Taufikurrahman. “Dia tidak pernah tergoda jalan pintas. Ia hanya bersandar pada doa orang tua, dukungan keluarga, dan ketekunan melatih diri. Hasilnya, ia lolos seleksi murni,” jelasnya.

Baca Juga :  Tukang Gorden Keliling Naik Haji Setelah Menabung Puluhan Tahun

Keberhasilannya resmi terwujud ketika namanya tercatat sebagai prajurit baru TNI AD. Momen itu bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga bukti bahwa jalan lurus bisa ditempuh dengan hasil gemilang.

Selain menjadi prajurit, Taufikurrahman juga berperan sebagai ayah yang berhasil mendidik anak-anaknya hingga sarjana. Meski kondisi ekonomi pas-pasan, ia menanamkan nilai kejujuran, kerja keras, dan pantang menyerah kepada keluarganya.

“Semua anaknya berhasil sarjana. Dari rumah kecil di desa, lahirlah generasi baru yang berpendidikan tinggi. Ini bukti nyata bahwa kemiskinan bukan penghalang untuk meraih cita-cita,” tutur Mahsur.

Kisahnya kini menjadi inspirasi di kalangan masyarakat Lombok Timur. Banyak yang menilai, Taufikurrahman telah membuka mata bahwa peluang menjadi prajurit TNI bisa diraih tanpa harus membayar calo, asalkan disertai latihan serius, doa, dan keberanian.

Baca Juga :  Pulau Sumbawa Siap Mekar, Mori Hanafi: Sudah Penuhi Syarat Sejak 2014

Cerita hidup Taufikurrahman kini terus diceritakan di kampung halamannya. Ia dianggap sebagai bukti nyata bahwa mimpi besar dapat terwujud jika dijalani dengan iman, kejujuran, dan keteguhan hati.

“Ini pelajaran berharga bagi anak-anak desa lain. Jangan takut bermimpi, jangan mudah menyerah. Taufikurrahman adalah contoh bahwa dengan niat tulus, anak petani miskin pun bisa menjadi prajurit TNI yang terhormat,” pungkas Mahsur.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *