Lombok Timur, Jurnalekbsi.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Muhamad Kahar (31), pekerja migran asal Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, yang menjadi korban kecelakaan tabrak lari di Batu Pahat, Johor, Malaysia.
jurnalekbis.com/tag/gubernur/">Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal turut berbelasungkawa atas insiden tragis yang menimpa warganya tersebut. Ia meminta agar proses pemulangan jenazah almarhum berjalan lancar dan jenazah dapat tiba dengan selamat di rumah keluarga untuk dimakamkan secara layak.
“Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Kami berharap almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran,” ujar Iqbal dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).
Berdasarkan Bukti Pencatatan Kematian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur dengan nomor surat 01689/SBPM-KL/1025/04, Muhamad Kahar dinyatakan meninggal dunia akibat cedera berat di bagian kepala (severe head injury). Ia mengalami luka parah setelah terlibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Kebun Kelapa Sawit, Batu Pahat, Johor, Malaysia.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu, 28 September 2025, saat korban mengendarai sepeda motor seorang diri. Menurut laporan otoritas setempat, Kahar ditabrak mobil yang melarikan diri dari lokasi kejadian. Akibat benturan keras, korban terlempar sejauh sekitar 40 meter, sementara sepeda motornya rusak berat di bagian belakang.

Korban sempat dilarikan ke Hospital Sultanah Nora Ismail, Batu Pahat, dalam kondisi koma. Namun, setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari, ia dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 09.24 waktu setempat.
Sebelum proses pemulangan dilakukan, pihak rumah sakit melaksanakan otopsi terhadap jenazah. Atas permintaan majikan tempat korban bekerja, Kerk Chee Wee, jenazah dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan oleh keluarga.
Jenazah diberangkatkan dari Kuala Lumpur menggunakan penerbangan Air Asia QZ 462 pada pukul 15.00 waktu setempat, dan tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, pada pukul 18.05 Wita. Jenazah kemudian diterima langsung oleh pihak keluarga, diwakili oleh kakak korban, Ishak.
Rencananya, almarhum akan dimakamkan pada Minggu, 12 Oktober 2025, pukul 13.00 Wita di kampung halamannya, Belanting, Lombok Timur.
Kabar duka ini membuat masyarakat setempat berduka. Warga mengenang Kahar sebagai sosok pekerja keras dan bertanggung jawab yang dikenal ramah oleh lingkungan sekitar.
“Kahar orang baik, rajin bekerja. Kami semua tidak menyangka dia pergi dengan cara seperti ini,” ujar salah satu warga Belanting.
Masyarakat juga berharap agar pemerintah Malaysia dan aparat kepolisian setempat mengusut tuntas kasus tabrak lari yang merenggut nyawa pekerja migran tersebut. Mereka meminta pelaku dapat segera ditemukan dan dimintai pertanggungjawaban hukum.
Pemerintah daerah bersama pihak BP2MI dan KBRI Kuala Lumpur dikabarkan terus melakukan koordinasi agar keluarga korban mendapat pendampingan dan hak-hak almarhum bisa terpenuhi.
Tragedi ini kembali menjadi pengingat bahwa keselamatan pekerja migran Indonesia di luar negeri masih menjadi persoalan serius yang memerlukan perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun lembaga perlindungan tenaga kerja.