Lombok, Jurnalekbis.com – Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan kegiatan bertajuk “Polisi Penolong” di sejumlah wilayah pesisir pada Kamis (24/10/2025). Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kehadiran polisi di tengah masyarakat, khususnya bagi para nelayan dan warga pesisir yang membutuhkan bantuan.
Direktur Polairud Polda NTB, Kombes Pol Boyke F.S. Samola, S.I.K., M.H., mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Polri untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui tindakan nyata di lapangan.
“Kami ingin membuktikan bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga penolong bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Kombes Boyke.
Dalam kegiatan itu, Kapal Polisi XXI-1001 Ditpolairud Polda NTB diterjunkan langsung untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) kepada para nelayan di beberapa titik pesisir NTB. Paket bantuan berisi kebutuhan pokok dan perlengkapan dasar untuk mendukung aktivitas para nelayan di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kombes Boyke menjelaskan, bantuan sosial tersebut diharapkan bisa meringankan beban masyarakat pesisir sekaligus memberikan semangat baru bagi mereka untuk terus berjuang mencari nafkah di laut.
“Kami berharap bantuan ini dapat memberikan dorongan moral dan membantu masyarakat tetap optimistis dalam bekerja,” ujarnya.
Program “Polisi Penolong” tidak hanya sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga menjadi sarana komunikasi antara aparat kepolisian dan masyarakat pesisir. Dalam kegiatan itu, anggota Ditpolairud turut memberikan edukasi keselamatan laut, seperti pentingnya menggunakan alat keselamatan saat melaut, menjaga kebersihan laut, serta melaporkan aktivitas mencurigakan di wilayah perairan.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pendekatan humanis Polri untuk membangun kepercayaan masyarakat. Ditpolairud Polda NTB menilai bahwa kedekatan emosional antara polisi dan warga menjadi kunci utama menjaga stabilitas keamanan di wilayah perairan yang luas dan rawan pelanggaran hukum seperti penyelundupan atau pencurian ikan.
“Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan di seluruh wilayah pesisir NTB. Kami ingin masyarakat tahu bahwa Polri selalu hadir untuk melindungi, mengayomi, dan menolong,” tegas Kombes Boyke.
Program “Polisi Penolong” yang dilaksanakan Ditpolairud Polda NTB disambut positif oleh masyarakat pesisir. Sejumlah nelayan mengaku terbantu dengan bantuan yang diberikan, terutama di tengah fluktuasi hasil tangkapan dan meningkatnya biaya operasional akibat harga bahan bakar.
Bagi Ditpolairud, kegiatan seperti ini juga menjadi momentum memperkuat semangat gotong royong dan solidaritas sosial antara aparat penegak hukum dan masyarakat. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, diharapkan potensi gangguan keamanan laut dapat diminimalisasi, sementara kesejahteraan masyarakat pesisir terus meningkat.
Program ini menjadi bukti bahwa Polri tidak hanya hadir ketika menegakkan hukum, tetapi juga ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan. Melalui “Polisi Penolong”, Ditpolairud Polda NTB menegaskan bahwa wajah polisi modern adalah yang humanis, dekat dengan rakyat, dan tanggap terhadap persoalan sosial di akar rumput.












