Mataram, Jurnalekbis.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi mulai menempati sekretariat barunya yang berlokasi di Jalan Mahoni, belakang Kantor Imigrasi Mataram. Penggunaan kantor baru tersebut ditandai dengan acara tasyakuran yang digelar Jumat pagi (19/12/2025), dihadiri jajaran Dewan Kehormatan Daerah (DKD) serta seluruh pengurus PWI NTB.
Peresmian sekretariat ini menjadi penanda babak baru bagi organisasi wartawan tertua di Indonesia itu di NTB. Setelah sekian lama menanti, PWI NTB kini memiliki kantor representatif yang diharapkan mampu menunjang aktivitas organisasi, pembinaan profesi, hingga advokasi wartawan di daerah.
Acara tasyakuran diawali dengan pembacaan Yasin, zikir, dan doa bersama. Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan pemberian santunan kepada anak yatim dan kaum duafa yang tinggal di sekitar lingkungan sekretariat, sebagai bentuk kepedulian sosial PWI NTB kepada masyarakat.
Ketua PWI NTB, Ahmad Ikliludin, mengatakan keberadaan sekretariat baru ini merupakan wujud rasa syukur atas terealisasinya cita-cita panjang organisasi. Menurutnya, kantor PWI NTB bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol persatuan dan pusat pergerakan wartawan di daerah.
“Ini adalah wujud rasa syukur kita bersama. Akhirnya PWI NTB memiliki sekretariat yang selama ini diidam-idamkan. Kantor ini adalah rumah besar bagi seluruh anggota PWI,” ujar Ikliludin dalam sambutannya.
General Manager Harian Radar Lombok itu juga mengapresiasi kerja kolektif pengurus yang telah berupaya mewujudkan pembangunan sekretariat. Meski demikian, ia mengakui bahwa proses pembangunan belum sepenuhnya rampung dan masih terus berjalan.
“Pembangunan masih berlangsung. Insya Allah akhir Desember ini bisa selesai seluruhnya. Mudah-mudahan sekretariat ini menjadi bekal penting untuk membawa PWI NTB ke arah yang lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI NTB, H. Abdus Syukur, menyambut positif kehadiran kantor baru tersebut. Ia menilai sekretariat ini memiliki peran strategis dalam memperkuat kelembagaan PWI serta meningkatkan profesionalisme wartawan di tengah tantangan dunia pers yang semakin kompleks.
“Kantor ini harus menjadi rumah besar wartawan NTB, tempat menjaga marwah profesi, menegakkan kode etik jurnalistik, dan memperkuat peran pers sebagai salah satu pilar demokrasi,” tegas Abdus Syukur.
Ia juga mengingatkan bahwa di era disrupsi digital dan derasnya arus informasi, PWI memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan anggotanya bekerja secara profesional, independen, dan beretika. Menurutnya, tantangan tersebut menuntut peran organisasi yang lebih aktif dalam pembinaan dan pengawasan.
“Kami berharap sekretariat ini tidak hanya ramai oleh kegiatan seremonial, tetapi benar-benar menjadi pusat pembinaan wartawan, advokasi profesi, serta penyelesaian persoalan etik secara bermartabat,” ujarnya.
Dengan hadirnya sekretariat yang lebih representatif, PWI NTB diharapkan mampu meningkatkan kualitas karya jurnalistik anggotanya. Ke depan, kantor ini juga diharapkan menjadi ruang konsolidasi wartawan untuk berkontribusi dalam mendorong pembangunan daerah yang transparan, berkeadilan, dan berpihak pada kepentingan publik.
