Mataram, jurnalekbis.com – Gelombang solidaritas dan kemarahan atas genosida yang terus mengguncang Gaza kian meluas, merambah hingga Nusa Tenggara Barat. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB tampil sebagai garda terdepan menyuarakan kecaman keras terhadap tindakan brutal Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Tak hanya retorika, KAMMI NTB menyerukan aksi nyata kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melawan dengan cara yang efektif dan bermartabat: boikot produk-produk yang secara terang-terangan mendukung atau memberikan keuntungan kepada Israel.
Data dan fakta yang mengerikan terus mengalir dari Gaza. Berdasarkan laporan terbaru, lebih dari 50.600 nyawa warga Palestina telah melayang, dan lebih dari 115.000 lainnya mengalami luka-luka mengerikan sejak agresi Israel kembali memuncak pada Oktober 2023. Bahkan, serangan udara terbaru yang terjadi pada 9 April 2025 di lingkungan Shijaiyah, Gaza City, kembali merenggut nyawa setidaknya 23 orang tak berdosa, termasuk di antaranya 8 wanita dan 8 anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan.
Ketua Umum KAMMI NTB, Irwan, dengan nada tegas menyatakan bahwa sikap diam dan acuh tak acuh di tengah kebiadaban yang terjadi adalah bentuk dukungan tidak langsung terhadap kejahatan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza. Menurutnya, sebagai bagian dari umat manusia, tidak ada alasan bagi siapapun untuk menutup mata terhadap penderitaan yang dialami saudara-saudara di Palestina.
“Kami tidak bisa tinggal diam saat anak-anak, perempuan, dan warga sipil dibantai tanpa ampun. Ini bukan sekadar isu agama, ini adalah isu kemanusiaan. Sudah saatnya kita, sebagai anak muda dan mahasiswa, bersuara dan mengambil sikap,” tegas Irwan dalam keterangannya pada Jumat (11/4/2025).
KAMMI NTB melihat aksi boikot sebagai salah satu bentuk perlawanan yang paling efektif dan bermartabat yang dapat dilakukan oleh masyarakat sipil, terutama di tengah keterbatasan akses fisik untuk memberikan bantuan langsung ke wilayah konflik. Irwan menjelaskan bahwa dengan secara sadar memilih untuk tidak membeli produk-produk yang secara finansial mendukung atau memberikan keuntungan kepada Israel, masyarakat dapat memberikan tekanan ekonomi yang signifikan dan menunjukkan keberpihakan yang jelas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Senada dengan Irwan, Kepala Bidang Kebijakan Publik KAMMI NTB, Yudis, menekankan pentingnya kesadaran konsumen, terutama bagi kalangan mahasiswa dan pemuda. Menurutnya, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli suatu produk memiliki implikasi yang lebih luas dari sekadar transaksi ekonomi.
“Setiap rupiah yang kita keluarkan untuk produk tertentu bisa jadi mengalir untuk mendukung penjajahan di Palestina. Kalau kita peduli, maka aksi boikot ini bukan sekadar simbolis, tapi bentuk keberpihakan yang nyata. Ini bentuk jihad ekonomi yang bisa kita lakukan dari kampus dan rumah kita masing-masing,” ujar Yudis dengan penuh semangat.
KAMMI NTB tidak hanya menyerukan aksi boikot, tetapi juga mengajak seluruh organisasi kepemudaan, lingkungan kampus, komunitas mahasiswa, hingga masyarakat umum di Nusa Tenggara Barat untuk aktif mengedukasi diri dan orang-orang di sekitar mereka tentang urgensi aksi boikot dan pentingnya solidaritas terhadap Palestina. Sebagai langkah konkret, KAMMI NTB tengah mempersiapkan kampanye digital yang masif serta program edukasi publik yang akan menyajikan daftar produk-produk yang perlu diwaspadai oleh konsumen, sekaligus memberikan alternatif produk lokal dan produk dari negara-negara yang memiliki komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
“Kita harus lawan genosida ini dengan semua cara yang kita punya. Suara kita, pilihan konsumsi kita, bahkan unggahan di media sosial kita, semua bisa jadi senjata untuk membela kemanusiaan,” tutup Irwan.
Situasi kemanusiaan di Gaza sendiri semakin hari semakin memprihatinkan. Blokade total yang diterapkan telah menyebabkan kelangkaan akut berbagai kebutuhan pokok, mulai dari makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar yang krusial untuk operasional rumah sakit dan infrastruktur vital lainnya. Lebih dari 2,1 juta penduduk Gaza kini terjebak dalam kondisi yang sangat sulit, tanpa akses yang memadai terhadap bantuan kemanusiaan yang seharusnya menjadi hak setiap manusia.
Melalui pernyataan sikap yang tegas ini, KAMMI NTB sekali lagi menegaskan bahwa keberpihakan terhadap Palestina bukanlah sekadar wacana emosional sesaat yang muncul karena sentimen keagamaan. Lebih dari itu, ini adalah sebuah komitmen jangka panjang untuk melawan segala bentuk ketidakadilan global dan berdiri teguh di sisi kebenaran serta kemanusiaan. Aksi boikot produk pro Israel menjadi salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut, sebuah bentuk perlawanan sipil yang damai namun memiliki potensi dampak yang signifikan jika dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah yang terencana dan semangat yang membara, KAMMI NTB berharap dapat menggerakkan lebih banyak masyarakat di Nusa Tenggara Barat untuk turut serta dalam aksi boikot produk pro Israel sebagai wujud nyata kepedulian dan perlawanan terhadap genosida di Gaza.