Daerah

Patah Tulang dan Perdarahan Hebat, Ini Hasil Otopsi Juliana oleh RS Bali Mandara

×

Patah Tulang dan Perdarahan Hebat, Ini Hasil Otopsi Juliana oleh RS Bali Mandara

Sebarkan artikel ini
Patah Tulang dan Perdarahan Hebat, Ini Hasil Otopsi Juliana oleh RS Bali Mandara
Kunjungi Sosial Media Kami
jurnalekbis.com/tag/denpasar/">Denpasar,Jurnalekbis.com– Jenazah Juliana, warga negara Brasil yang meninggal dalam insiden tragis di Bali, telah resmi diserahkan kepada pihak keluarga dan dipulangkan ke negara asalnya. Hal tersebut dikonfirmasi oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara, yang sebelumnya melakukan proses autopsi terhadap tubuh korban.
Dokter Forensik RS Bali Mandara, dr. I Gusti Ayu Putu Alit, menyampaikan bahwa proses autopsi dilakukan pada Rabu malam, 26 Juni 2025, pukul 22.05 WITA. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mencakup pemeriksaan luar tubuh serta autopsi internal guna menentukan penyebab kematian Juliana secara ilmiah.
“Kami memang melakukan otopsi forensik yang merupakan bagian dari informasi publik, meskipun ada pula informasi yang bersifat dikecualikan. Prosedur ini kami laksanakan di RS Bali Mandara dengan standar medis forensik,” ungkap dr. Putu Alit. Jumat (27/6).
Dari hasil autopsi, tim forensik menemukan sejumlah luka lecet dan memar yang tersebar di seluruh tubuh korban. Luka-luka tersebut diduga kuat akibat gesekan dengan benda tumpul, termasuk luka lecet geser yang menjadi indikasi kuat bahwa tubuh korban bergesekan keras dengan permukaan kasar atau keras saat insiden terjadi.
“Luka lecet geser itu menjadi indikasi bahwa korban mengalami benturan keras. Kami juga menemukan beberapa patah tulang, terutama di bagian dada belakang, tulang punggung, serta tulang paha,” ujar Putu Alit.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa patah tulang tersebut menimbulkan kerusakan serius pada organ-organ dalam tubuh, termasuk perdarahan hebat yang menjadi penyebab utama kematian korban.
“Dari kerusakan organ dalam yang kami temukan, dapat kami simpulkan bahwa kematian disebabkan oleh kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan kerusakan masif dan perdarahan di dalam tubuh,” jelasnya.
Dalam hasil pemeriksaan forensik, tim medis memastikan bahwa kematian Juliana terjadi dalam waktu yang relatif singkat setelah luka dialami. Tidak ditemukan tanda-tanda bahwa korban telah meninggal dalam jangka waktu yang lama sebelum autopsi dilakukan.
Misalnya, pada luka di kepala, tidak ditemukan adanya herniasi otak — kondisi yang biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah trauma kepala berat. Hal serupa juga diamati di area dada dan perut, di mana perdarahan masif terlihat jelas tanpa indikasi pendarahan lambat atau organ yang menyusut akibat proses berlangsung lama.
“Kami tidak menemukan organ seperti limpa yang menunjukkan proses pendarahan lambat. Artinya, kematian korban terjadi dengan cepat pasca luka dialami,” terang dr. Putu Alit.
Meski terdapat potensi manipulasi kondisi tubuh pascakejadian, seperti penyimpanan dalam freezer yang bisa memperlambat proses pembusukan dan memengaruhi analisis waktu kematian, tim forensik tetap berupaya memberikan estimasi seakurat mungkin.
“Kami perkirakan kematian terjadi antara 12 hingga 24 jam sebelum proses autopsi dilakukan. Estimasi ini kami dapatkan berdasarkan tanda-tanda luka dan kaku mayat yang diamati,” ujar dr. Putu Alit.
Namun demikian, ia menekankan bahwa estimasi tersebut harus mempertimbangkan faktor eksternal, termasuk upaya pengawetan tubuh yang bisa memengaruhi akurasi hasil pemeriksaan postmortem.
Setelah proses forensik selesai dan hasil autopsi diserahkan, pihak RSUD Bali Mandara secara resmi menyerahkan jenazah Juliana kepada perwakilan keluarga dan otoritas kedutaan Brasil indonesia/">di Indonesia. Proses pemulangan dilakukan pada Kamis, 27 Juni 2025, dengan pengawalan ketat sesuai prosedur internasional.
Pihak rumah sakit mengaku telah melaksanakan seluruh tahapan forensik dan administrasi sesuai dengan standar internasional dan etika kedokteran forensik
Baca Juga :  Mandalika Child Learning Center Kembali Dibuka, Berikan Peluang Pendidikan Bagi Anak-Anak Pedagang Asongan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *