[ytplayer id='15931']
DaerahNews

Puncak Musim Kemarau, BMKG NTB Peringatkan Potensi Kekeringan Ekstrem di Sumbawa dan Bima

×

Puncak Musim Kemarau, BMKG NTB Peringatkan Potensi Kekeringan Ekstrem di Sumbawa dan Bima

Sebarkan artikel ini
Puncak Musim Kemarau, BMKG NTB Peringatkan Potensi Kekeringan Ekstrem di Sumbawa dan Bima
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan masyarakat bahwa wilayah NTB kini berada pada periode puncak musim kemarau. Potensi bencana hidrometeorologi kekeringan diprediksi meningkat, terutama di beberapa wilayah Sumbawa dan Bima yang masuk kategori “Awas” kekeringan ekstrem.

Forecaster BMKG NTB, I Gede Widi Hariarta, menyebut curah hujan pada dasarian I Agustus 2025 (1–10 Agustus) umumnya berada pada kategori rendah, yakni 0–50 mm per dasarian. Hanya sebagian kecil wilayah Lombok Timur dan Lombok Utara yang mencatat curah hujan menengah (51–150 mm/dasarian).

“Curah hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Lenenk Duren, Lombok Timur, sebesar 86 mm/dasarian. Namun sebagian besar wilayah NTB mengalami hari tanpa hujan berturut-turut dengan kategori pendek hingga sangat panjang,” ujarnya, Senin (11/8/2025).

Baca Juga :  OJK Perkuat Sinergi dan Kolaborasi untuk Tingkatkan Stabilitas Sistem Keuangan Melalui Penguatan GRC dan Audit Internal

Hasil pemantauan menunjukkan sejumlah wilayah mengalami hari tanpa hujan yang masuk kategori kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari tanpa hujan).

  • Kabupaten Sumbawa: Pos Hujan Lape (77 hari), Pos Hujan Rhee (61 hari)

  • Kabupaten Bima: Pos Hujan Wera (75 hari)

Berdasarkan analisis, potensi kekeringan meteorologis terbagi menjadi tiga level peringatan:

  • Level Waspada: Tambora (Bima), Kediri (Lombok Barat), Aikmel & Pringgasela (Lombok Timur), Pemenang (Lombok Utara), Batulanteh & Lenangguar (Sumbawa), Brang Rea (Sumbawa Barat)

  • Level Siaga: Kilo, Pajo, Pekat (Dompu), Palibelo, Sanggar, Sape, Soromandi (Bima), Raba (Kota Bima), Pringgabaya, Sambelia, Sembalun, Suela (Lombok Timur), Alas, Alas Barat, Buer, Empang, Labuhan Badas, Moyo Utara, Moyohilir, Plampang, Unter Iwes (Sumbawa), Jereweh, Maluk, Taliwang (Sumbawa Barat)

  • Level Awas: Wawo (Bima), Lape & Rhee (Sumbawa)

Baca Juga :  Remaja 15 Tahun Hilang Terseret Arus Banjir di Lombok Tengah, Tim SAR Lakukan Pencarian

BMKG memproyeksikan peluang hujan pada dasarian II Agustus (11–20 Agustus) sangat kecil. Potensi hujan di atas 20 mm per dasarian hanya <10% dan terjadi di hampir seluruh wilayah NTB.

Secara klimatologis, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada di angka -0,6 (netral) dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun. Sementara anomali suhu muka laut di Nino3.4 sebesar -0,37 juga menunjukkan kondisi netral. Aliran massa udara masih didominasi angin timuran, dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) diperkirakan tetap tidak aktif pada awal Agustus.

Dengan kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta memanfaatkan setiap hujan yang turun untuk mengisi embung, waduk, atau penampungan air lainnya.

Baca Juga :  Ketua DPD HNSI NTB Targetkan 3.000 Nelayan Memiliki KTA Berbasis Online

“Informasi iklim ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian,” kata Gede.

BMKG juga meminta warga NTB untuk memperhatikan pembaruan informasi cuaca dan iklim agar perencanaan kegiatan, terutama yang bergantung pada sumber daya air, dapat berjalan aman dan efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *