Lombok Timur, Jurnalekbis.com – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di keruak/">Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, berlangsung dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan. Upacara yang dipusatkan di Lapangan Arjanjang, Minggu (17/8/2025), dipimpin langsung oleh Camat Keruak, Azhar, S.Pd, yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat hadir, mulai dari aparatur pemerintah desa, pelajar, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga kelompok penyandang disabilitas. Upacara berlangsung tertib, meriah, sekaligus menjadi momentum penting dalam memperkuat semangat kebersamaan dan pembangunan inklusif di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Camat Azhar membacakan amanat Gubernur Nusa Tenggara Barat. Pesan utama yang disampaikan adalah tekad pemerintah provinsi dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia.
“Pembangunan di NTB harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tidak boleh ada yang tertinggal, termasuk kelompok marginal dan penyandang disabilitas,” tegas Camat Azhar ketika menyampaikan amanat tersebut.
Amanat itu sejalan dengan program nasional yang menargetkan Indonesia keluar dari kemiskinan ekstrem pada 2030. Di NTB, program tersebut diimplementasikan melalui penguatan ekonomi berbasis komunitas, pariwisata, dan pemberdayaan kelompok rentan.
Usai pelaksanaan upacara, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan khusus bagi lima penyandang disabilitas. Mereka dinilai berhasil menginspirasi masyarakat karena berkontribusi nyata dalam pembangunan sosial di tingkat desa.
Penerima penghargaan tersebut di antaranya adalah:
- Marsah – Ketua kelompok Self Help Group (SHG) yang aktif menggerakkan ekonomi komunitas,
- Sahrul – Ketua SHG di desa lain yang fokus pada pemberdayaan sosial,
- Dua orang ODDP (Orang Dengan Disabilitas Psikososial) yang telah pulih, mampu bekerja, dan kembali menjalani kehidupan normal,
- Satu perwakilan disabilitas yang aktif dalam kegiatan komunitas desa.
Bagi pemerintah kecamatan, penghargaan ini bukan sekadar simbol, melainkan bentuk nyata apresiasi atas perjuangan kaum disabilitas dalam membuktikan bahwa keterbatasan fisik maupun psikososial bukan penghalang untuk berkontribusi.
“Semangat mereka adalah bagian dari semangat kemerdekaan itu sendiri. Mandiri, pantang menyerah, dan memberi manfaat bagi orang lain,” ujar Azhar.
Selain penghargaan untuk penyandang disabilitas, momentum HUT ke-80 RI di Keruak juga diwarnai dengan penyerahan bantuan perlengkapan sekolah kepada 15 anak dari keluarga kurang mampu.

Bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah kecamatan dengan PT Autore, sebuah perusahaan swasta yang mendukung program sosial di Lombok Timur. Paket bantuan meliputi seragam, tas, buku, dan alat tulis.
Menurut Azhar, pendidikan adalah kunci utama memutus rantai kemiskinan. “Anak-anak dari keluarga kurang mampu harus tetap mendapat kesempatan sekolah yang layak. Ini bagian dari komitmen kita untuk masa depan Keruak yang lebih baik,” ujarnya.
Camat Azhar menekankan bahwa pembangunan di Keruak tidak boleh hanya berorientasi pada infrastruktur, tetapi juga harus berbasis inklusi sosial. Ia menegaskan komitmennya untuk memberi ruang yang lebih besar bagi kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, agar bisa meraih kehidupan mandiri dan bermartabat.
“Pembangunan inklusif adalah arah kebijakan kita. Semua warga tanpa kecuali harus merasakan manfaat kemerdekaan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Azhar juga memberikan apresiasi kepada LIDI Foundation, sebuah lembaga sosial yang selama ini mendampingi komunitas disabilitas di Keruak. Menurutnya, peran LIDI Foundation sangat signifikan, baik dalam aspek pendampingan, pelatihan, maupun advokasi kebijakan.
“Mereka tidak hanya membantu pemberdayaan, tapi juga memberi masukan yang sangat berharga bagi pemerintah kecamatan. Itu membantu saya sebagai pemimpin wilayah dalam menyusun kebijakan yang lebih adil,” kata Azhar.
Tahun 2025 menandai usia ke-80 tahun Indonesia merdeka. Bagi masyarakat Keruak, peringatan ini tidak sekadar seremonial, melainkan refleksi tentang bagaimana kemerdekaan dimaknai dalam kehidupan sehari-hari.
Camat Azhar menutup sambutannya dengan pesan reflektif:
“Semangat kemerdekaan bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga tentang bagaimana kita terus membangun masa depan yang lebih baik dan setara bagi semua,” tegasnya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di NTB mencapai puluhan ribu jiwa. Sebagian besar di antaranya masih menghadapi hambatan dalam pendidikan, pekerjaan, maupun akses layanan publik.
Di Lombok Timur sendiri, upaya pemberdayaan disabilitas dilakukan melalui kelompok SHG yang mendorong kemandirian ekonomi, keterampilan, dan penguatan komunitas. Namun, tantangan terbesar masih pada stigma sosial dan keterbatasan fasilitas yang ramah disabilitas.
Kehadiran program seperti pemberian penghargaan dan dukungan CSR dianggap dapat menjadi momentum untuk menghapus stigma, sekaligus membuka ruang partisipasi lebih luas.
Selain pemerintah, peran swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR) terbukti mampu membantu masyarakat. PT Autore misalnya, berkomitmen mendukung keberlanjutan pendidikan di Keruak.
Program bantuan perlengkapan sekolah yang disalurkan pada HUT RI ini menjadi bagian kecil dari upaya besar untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang putus sekolah karena alasan ekonomi.
Acara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Arjanjang Keruak akhirnya ditutup dengan doa bersama. Suasana penuh haru dan bangga terasa ketika masyarakat menyanyikan lagu-lagu perjuangan sambil mengibarkan bendera Merah Putih.
Bagi masyarakat Keruak, momentum ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika semua warga, tanpa kecuali, dapat merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kesempatan yang sama untuk maju.
