jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/08/image-8-1-250x190.png" alt="" width="250" height="190" />JE,Mataram, – Pulau Lombok tidak hanya kaya dengan keindahan alam dan budaya, namun juga kaya akan kuliner khas, seperti salah satu lesehan yang ada di Kelurahan Sayang- sayang, kecamatan Sandubaya Kota Mataram, menyajikan menu makan khas yakni bebek goreng tujuh sambel.
Sebelum dihidangkan, berbagai macam bahan-bahan yang dipersiapkan untuk membuat 7 sambal, seperti cabai, bawang putih, bawah merah, tomat, nanas, bebek dan lain-lainya, selanjutnya bumbu di ulek menggunakan cobek dari batu, untuk menghasilkan aroma rasa yang khas.
Sedangkan bebek, dikukus selama satu jam agar tekstur daging lebih empuk tidak alot, selanjutnya bebek yang sudah di kukus, direndam dalam kuali yang berisi berbagai macam bumbu yang sudah dihaluskan selama beberapa menit agar bumbu meresap kedalam daging bebek, terakhir baru digoreng.
Setelah bahan sudah dimasak dengan sempurna, selanjutnya baru disajikan bebek utuh dengan 7 sambel khas yang memiliki citra yang berbeda dan tingkat kepedasan yang berbeda pula.
Pemilik lesehan 7 Sambal. Hendra Wijaya mengatakan, awal mula ia dan istrinya memilih menu bebek dengan 7 sambel, terinspirasi karena keduanya pecinta bebek dan sambal.
“Saya pecinta bebek, akhirnya saya buka lesehan 7 sambel, jadi setiap orang yang datang membeli bebek utuh, atau ayam utuh mendapatkan 7 jenis sambal,” ungkapnya.
Adapun 7 sambal yang disajikan mulai sambal nanas dengan sensasi pedas manis yang merupakan sambal favorit para pengunjung, sambal rempah, sambal kecap, sambal terasi, sambal bawang, sambal ijo, dan sambal matah.
“Sambal favorit di sini adalah sambal nanas, karena sambal ini tidak ada di tempat lain,” ucapnya.
Sementara itu, untuk menghasilkan tekstur daging bebek lebih lembut dan gurih serta tidak menimbulkan bau amis, bebek dimasak hingga satu jam, sehingga rasa daging bebek lebih lezat dan gurih.
“Kalau kita disini memasaknya tidak di presto, tidak diungkep, masakan mungkin satu jam paling lama, nah kenapa dia bisa lembut?, karena dimasak dengan hati yang ikhlas,” jelasnya.
Lanjut Hendra, dalam sehari sekitar 13 hingga 15 ekor bebek ludes terjual, baik di nikmati di tempat maupun yang dipesan melalui online, satu ekor bebek utuh di jual dengan harga Rp. 130 ribu dengan porsi cukup empat orang, bahan pengunjung akan mendapatkan sayur kelor yang cukup nikmat.
“Selain bebek goreng utuh, menu lainnya seperti cumi lumpur Lapindo, Sop ikan Pegagan, dan tak kalah enaknya nasi goreng nasi padang itu yang banyak dipesan oleh pengunjung,” pungkasnya.
Salah seorang pengunjung, Riska Anjani mengungkapkan, ia tidak terlalu suka makan bebek, namun menu bebek yang disajikan berbeda bebek goreng pada umumnya, bebek goreng yang disajikan tidak berbau dan daging hingga tulang yang cukup gurih.
“Ini enak banget tidak ada bau dan gurih, jujur saya bukan tipikal suka dengan bebek,karena saya mikirnya itu, bebek itu amis, tapi setelah saya coba, ini tidak ada bau amisnya dan terasa nikmat, saya coba tadi tilangnya, memang benar-benar renyah,” ungkapnya.
Ditambahkan Riska, bahwa 7 varian sambal yang disajikan, mulai pedas, manis dan asin, menjadikan kenikmatan sendiri saat menyantap bebek dan sambal bersama nasi putih, sehingga bisa menggoyang lidah.
“Disini banyak varian rasa, mulai rasa pedas, manis dan asin, ada sambal khas Lombok juga, tadi saya sudah nyobain sambal matah dan tomat, rasanya nikmat dan pedasnya nampol,” ujarnya.
Bagi anda yang tidak suka dengan masakan berbahan bebek, tenang saja, pengunjung bisa menggantinya dengan ayam.
Karena letak lokasi lesehatanyang di pinggir sawah, membuat pengunjung seakan berada di nuansa pedesaan. Untuk menuju lesehan 7 sambal ini, pengujung cuman membutuhan 10 menit dari pusat kota Mataram.