JE-Lombok Timur- Kantor Perwakilan Wilayah jurnalekbis.com/tag/bank/">Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi NTB, terus berupaya mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga cabai di pasaran. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menambah luas area tanam cabai organik yang berada di kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur NTB.
“Kita ditantang oleh presiden, untuk kita segera secara nasional bisa mengatasi permasalahan yang jangan sampai cabai lagi menjadi kontributor terjadinya inflasi di daerah maupun secara nasional,” ungkap PJ Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi. Jumat (12/1/2024).
Dikatakan Miq Gita sapaan akrabnya, bahwa dari hasil rapat evaluasi dengan pemerintah pusat, NTB menjadi salah satu penyuplai cabai untuk kebutuhan nasional, sehingga area penanaman cabai organik terus diperluas hingga diterbitkan di tahun 2024 sekitar 600 hektar.
“Alhamdulillah sekarang kita berada di desa dari binaan BI, untuk produksi cabai yaitu di desa Krongkong kecamatan Suralaga Lombok Timur Ini, dimana juga disebutkan oleh pak Subhan sebagai Pioner di tahun 2022 luas area 80 hektar dan di 2023 200 hektar dan di 2024 bersama BI area nya 600 hektar,” ujarnya.
Ditambahkan Miq Gita, perluasan area tanam cabai organik, akan meningkatkan produksi, sehingga tidak ada lagi cabai sebagai peyumbang inflasi, meski produksi melimpah, kesejahteraan petani harus dijamin agar tidak merugi.
“Dengan area seperti itu produksi akan meningkat dan harapnya, bahwa setelah kiat fokus meningkatkan produksi petani berharap ada jaminan keamanan harga, sehingga pertani tetap mendapatkan keuntungan dari usaha tani,” tegasnya.
Selain itu, dengan penerapan tanam cabe pola organik, akan meningkatkan produksi,meskipun di musim hujan, cabai sehingga tidak ada lagi kelangkaan cabai di pasar baik lokal maupun nasional.
“Jika menguntungkan dengan pola ini kita akan tetap mempertahankan tingkat produksi bahkan tadi usia 8 bulan tetap stabil produksinya ini sesuatu yang sangat menguntungkan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI NTB, Berry A Harahap mengatakan dengan sentuhan teknologi cara pola tanam cabai organik ini, tetap mampu produksi meskin luar dari musim.
“Jadi ini salah satu teknologi cara tanam ternyata bisa dan tetap produksi di off season di luar dari musimnya, sehingga ini merupakan salah satu upaya kita dalam membuat harga cabai itu lebih stabil Tidak hanya produksi tetap tinggi dan juga lebih lama waktunya tetapi juga dia bisa di tanam di di luar musim,” ucapnya.
Selain itu, menurut Berry, dengan pola tanam organik terlebih d dengan perluasan area tanam hingga 600 hektar di Lombok Timur, akan mengurangi inflasi di sektor cabai.
“Kemarin pak Subhan ini merupakan penyuplai yang paling besar di Indonesia di masa off seion, itu dengan hanya 200 hektar atau bisa di bayangi 600 hektar ini, akan menjadi besar pasar dari klaster dari cabai kita, untuk memenuhi cabai nasional ini berdasarkan cara organik kalsternay,” ujarnya.
Untuk meningkatkan hasil produksi, BI akan menerapkan dan menyebarkan teknologi pertanian digital farming, tidak hanya di lombok namun juga akan di kembangakn di pulau Sumbawa.
“Kiat akan sebarkan termasuk penggunaan digital farming nanti ini kiat sebarkan untuk meningkatkan produksi cabai Kami juga mencari klaster tidak hanya di Lombok tapi juga di Sumbawa, sehingga akan menjadi besar peran dari NTB,” pungkasnya.