jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/05/MG_3706-250x190.jpg" alt="" width="120" height="91" />Jurnalekbis.com- Percaloan umrah yang mengatasnamakan sebuah travel umrah tertentu, marak terjadi. Terutama dalam merektrut calon jamaah yang akan berangkat ke tanah suci. Namun masih saja banyak aski percaloan dilakukan, sehingga masyarakat diminta mewaspadai hal tersebut. Rabu (10/5/2023)
Pengurus nasional Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Alhabib Sayyid Muhammad Salim Alkaff mengatakan, maraknya calo umrah yang mengatasnamakan travel umrah kerap terjadi. Dimana calo umrah berpotensi memicu banyaknya kasus terkait jamaah umrah. Bahkan merugikan pihak travel itu sendiri.
“Banyak oknum-oknum yang mengatasnamakan dirinya dari perusahaan travel haji dan umrah tertentu. Padahal hanya calo, dan ada juga yang ngaku-ngaku sebagai pemilik travel,” ujar Alhabib Sayyid Muhammad
Apalagi belakangan ini cukup ramai kasus travel umrah, diantaranya tidak memberangkatkan hingga menelantar para calon jamaah. Hal tersebut sangat disayangkan, terlebih baru-baru ini mencatut nama travel umrah Darul Abidin di Lombok. Dimana ada oknum yang mencatuet nama travel umrah tersebut, hingga pihak travel merasa dirugikan atas kejadian tersebut.
“Ada lebih dari 30 calon jamaah umrah sudah ditarik dananya oleh oknum ini. Tapi Nyatanya, dana jamaah tidak diserahkan ke Darul Abidin. Dana yang terkumpul lebih dari Rp800 juta itu justru dimanfaatkan oleh oknum untuk kepentingan pribadi dan yang kena travelnya,” terangnya.
Dikatakan sejak 2021 hingga kini Darul Abidin sudah memberangkatkan lebih dari 500 jamaah umrah dan tidak pernah ada masalah. Namun ada seorang oknum yang mengaku dari Darul Abidin kemudian menarik dana calon jamaah dan sudah lunas. Sayangnya dana tersebut tidak ada yang sampai ke Darul Abidin.
“Jadi oknum ini meyakinkan calon jamaah melibatkan tokoh agama salah satu pondok pesantren di Aikmel, Lombok Timur. Karena nama Darul Abidin sudah dijual, akhirnya calon jamaah harus diberangkatkan dengan dana talangan,” jelas owner biro Travel Haji dan Umrah Darul Abidin cabang Lombok ini.
Jika tidak diberangkatkan maka berdampak juga bagi travel, sebab layanan jasa haji dan umrah ini adalah bisnis kepercayaan. Bahkan oknum tersebut menjanjikan akan menyelesaikan pembiayaan jamaah. Sayangnya, hingga jamaah kembali dana talangan tidak diganti. Bahkan dibuat seolah-olah jamaah terlantar di tanah suci.
“Padahal sudah jelas, jamaah diberangkatkan, dilayani, malah sampai kembali lagi kesini. Sudah jadi korban, travel umrah Darul Abidin malah difitnah. Ini contoh kasus harus diantisipasi masyarakat,” imbuhnya.
Disebutkan dengan maraknya calo umrah ini sama seperti banyaknya travel umrah tidak berizin. Akibat kurang penanganan dari otoritas, Kementerian Agama di Wilayah NTB sebagai Koordinator Satgas. Kemenag menurutnya tidak bisa hanya menunggu laporan, baru melakukan tindakan.
“Sama seperti perampokan di depan kantor Polisi misalnya. Masak iya harus nunggu laporannya dulu baru diambil tindakan. Padahal perampokannya dilihat sendiri, Kemenag tidak bisa begitu. Nunggu laporan dulu baru bergerak,” katanya.
Untuk itu diingatkan kepada masyarakat yang ingin berumrah, diingatkan agar jangan percaya kepada calo. Pastikan agen-agen travel umrahnya memiliki id card yang menerangkan tentang legalitas travel umrahnya.
“Sebisa mungkin, jamaah melakukan penyetoran langsung ke kantor travel umrah. Tanpa melalui calo atau perantara untuk menghindari persoalan ini,” imbuhnya.