BeritaBerita ViralDaerahPariwisata

Ritual Ngalun Aik, Cara Suku Sasak Lombok Hadapi Musim Kemarau

×

Ritual Ngalun Aik, Cara Suku Sasak Lombok Hadapi Musim Kemarau

Sebarkan artikel ini

jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/06/Ritual-Ngalun-Aik-Cara-Suku-Sasak-Lombok-Hadapi-Musim-Kemarau-2-250x190.png" alt="" width="182" height="138" />Jurnalekbis.com- Warga masyarakat Desa Aik Dewa Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki tradisi unik dalam mengatasi debit air yang berkurang pada musim kemarau, yakni tradisi Ngalun Aik ( Merayu Air). Jumat (23/6/2023).

Prosesi Ngalun Aik dimulai dengan arak-arakan ratusan perempuan membawa dulang atau sesajen yang berisikan berbagai macam makan khas suku sasak berjalan, mengawal tokoh agama dan tokoh adat desa setempat  dari rumah adat desa menuju tempat mata Aik Dewa (Mata Air Dewa).

Selanjutnya, prosesi ritual Ngalun Aik yakni mengelilingi sumber mata air Aik Dewa yang dilakukan  oleh tokoh agama dan tokoh adat sasak di iringi dengan wanita yang membawa kendi dan pria yang membawa bambu untuk menyimpan air.

Ritual sakral ini dimulai dengan membaca doa yang dipimpin tokoh agama, dan pemangku adat membakar dupa dan membuka mata air dengan sebilah keris. Prosesi dilanjutkan dengan pengambilan air dengan kain reragian  hingga ritual ngayu ayu.

Baca Juga :  Golkar Resmi Usung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo

Pemangku Adat Desa Aik Dewa, Saifuddin Zohri mengatakan bahwa ritual Ngalun Aik sudah ada sejak nenek moyang mereka dan terus dilakukan secara turun menurun, sehingga ritual tersebut sudah menjadi bagian dari masyarakat Aik Dewa.

“Ngalun Aik Kokok yang pertama mungkin untuk kita mengerti bahwa ngalun Aik artinya merayu air supaya mata air itu sendiri  untuk mengeluarkan air yang lebih besar lagi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Saifuddin menyatakan bahwa tujuan tradisi Ngalun Aik ini, untuk tetap melestarikan adat budaya sasak sekaligus untuk memperkenalkan adat budaya sasak ini, kepada generasi muda agar tidak hilang dimakan zaman modern.

“Tujuan kita untuk melestarikan adat budaya sasak lombok warisan nenek moyang kita, dan memperkenalkan adat budaya ini, kepada generasi muda kita yang menjadi penerus kami tentunya,”  ujarnya.

Baca Juga :  ITDC dan MGPA Diminta Angkat Kaki oleh Aktivis Lombok Tengah, Ini Alasannya

Ritual tradisi Ngalun Aik dilakukan oleh tokoh agama dan tokoh adat warga desa setempat, saat datangnya musim kemarau panjang melanda desa mereka, dan melihat kondisi debit air sudah mulai menyusut.

“Ngalun Aik kokok kebanyakan orang-orang tua kita dulu melaksanakan apabila musim kemarau dia lihat keadaan air agak kecil, nah kemudian dilakukan ritual ngalun aik Kokok,” terangnya.

Selain itu, lanjut Saifuddin tradisi Ngalun Aik di gelar, untuk memperkenalkan sumber mata air yang ada di desa mereka, menjadi destinasi wisata yang nanti bisa dikenal banyak warga.

“Untuk memperkenalkan Sumber mata air ini, menjadi satu potensi yang bisa di jual nantinya untuk menjadi destinasi wisata, dan kami sangat berharap keterlibatan semua unsur termasuk pemerintah untuk memajukan destinasi wisata di desa mereka,” pungkasnya.

 Sementara itu, Ketua Panitia Hirpan Rosidi mengatakan bahwa kegiatan ritual adat digelar rutin dalam kegiatan Gawe Desa  Aik Dewa, di mana pada pelaksanaan kali ini ritual Ngalun Aik digandeng dengan ritual Mandi Pengantin.

Baca Juga :  Hadir Perdana di Lombok, HokBen Sediakan Promo Gratis Voucher Makan Setahun, Ini Syaratnya

“Jadi pengangkatan tema mandi penganten ini lama, ada sekitar sembilan bulan yang lalu, jadi beberapa adat yang ada di desa kami, kami sengaja mengangkat mandi penganten ini, karena sepuluh tahun belakang ini sudah mulai dilupakan,” ungkapan.

Melalui gelaran Gawe Desa dari gerakannya pemuda tersebut diharapkan dapat terus melestarikan adat dan budaya yang ada di Desa Aik Dewa, sehingga ke depan ritual tersebut dapat terus dapat diingat dan disaksikan oleh generasi yang akan datang.

“Melalui kegiatan ini, pemuda di desa kami bisa mengenal tradisi mereka,” terangnya

Ritual tradisi Ngalun Aik ini, akan terus tetap di pertahanan, untuk menjaga warisan nenek moyang leluhur mereka, agar tidak hilang dengan perkembangan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *