JE-Nilai tukar jurnalekbis.com/tag/dolar/">dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada hari ini, Kamis (20/10/2023), mengalami pelemahan tipis sebesar 0,03% atau 10 poin menjadi Rp 15.679 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi setelah dolar AS sempat menguat di awal pekan, mencapai level tertinggi sejak Maret 2020 di Rp 15.714 per dolar AS.
Pelemahan dolar AS terhadap rupiah ini sejalan dengan pelemahan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, seperti euro, poundsterling, yen, dan dolar Australia. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,04% atau 0,05 poin menjadi 113,192.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan dolar AS adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Federal Reserve (Fed), bank sentral AS. Meskipun Fed telah memberikan sinyal bahwa akan mulai mengurangi program pembelian aset (tapering) pada November mendatang, pasar masih menantikan rincian lebih lanjut mengenai besaran dan jadwal pengurangan tersebut.
Selain itu, pasar juga menanti perkembangan terkait rencana stimulus fiskal senilai US$ 3,5 triliun yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden. Rencana ini masih menghadapi hambatan di Kongres AS, karena adanya perbedaan pendapat antara fraksi Demokrat yang moderat dan progresif.
Sementara itu, dari dalam negeri, rupiah mendapatkan dukungan dari kinerja ekonomi Indonesia yang menunjukkan pemulihan. Bank Indonesia (BI), bank sentral Indonesia, melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 mencapai 5,2% secara tahunan (yoy), meningkat dari 4,9% pada kuartal II-2023.
BI juga menyatakan bahwa akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. BI menetapkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada hari ini sebesar Rp 15.679 per dolar AS, turun 10 poin dari hari sebelumnya.
