JE-Lombok Tengah – Seorang pedagang kain di Pantai Tanjung Aan, Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi viral di media sosial karena kemampuannya berbahasa asing. Pedagang kain tersebut bernama Baiq Mahnep (32), yang bisa berkomunikasi dengan lancar menggunakan jurnalekbis.com/tag/bahasa-inggris/">bahasa Inggris, Italia, Prancis, Jerman, dan Spanyol.
Aksi Mahnep yang menawarkan dagangan sarungnya kepada wisatawan asing dengan menggunakan berbagai bahasa asing itu terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @voluptuous_chickenlegs. Dalam video berdurasi 2 menit 8 detik itu, terlihat Mahnep berbicara dengan seorang turis asal Australia dengan menggunakan bahasa Inggris, Italia, dan Prancis.
Turis tersebut tampak kagum dan salut dengan kemampuan Mahnep. Ia pun membeli sarung yang ditawarkan oleh Mahnep dengan harga Rp 100 ribu. Mahnep juga mengaku bisa berbahasa Jerman dan Spanyol, meski tidak sempat menunjukkannya dalam video tersebut.
Video tersebut pun mendapat banyak respons positif dari warganet. Hingga Senin (1/1/2024), video tersebut sudah ditonton 5,7 juta orang dan mendapat 457,5 ribu komentar. Banyak warganet yang memuji Mahnep sebagai pedagang yang pintar, rajin, dan ramah. Beberapa warganet juga merasa minder dengan kemampuan bahasa asing Mahnep yang melebihi mereka.
Mahnep mengatakan bahwa ia belajar bahasa asing secara otodidak sejak berjualan di Pantai Tanjung Aan. Ia mengaku bisa delapan bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, Rusia, dan Jepang. Namun, ia mengatakan bahwa ia paling suka dan bisa menulis bahasa Italia.
“Saya bisa pakai bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, Rusia, sama Jepang. Tapi kalau bahasa Jepang tidak terlalu bisa karena itu sulit belajarnya,” kata Mahnep kepada detikBali.
Mahnep juga mengatakan bahwa ia belajar bahasa asing untuk mempermudah komunikasi dengan wisatawan asing yang datang ke Pantai Tanjung Aan. Ia mengatakan bahwa hampir semua pedagang asongan di sana bisa berbahasa Inggris, namun hanya ia yang bisa berbahasa asing lainnya.
“Jadi kami belajar bahasa apa aja yang penting bisa komunikasi dengan bule di Kuta,” ujarnya.
Mahnep merupakan mantan mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram (sekarang Universitas Pendidikan Mataram). Ia memilih menikah pada 2017 saat sedang mengurus proposal skripsi. Namun, pernikahannya berakhir dengan perceraian pada 2015. Kini, ia menghidupi dirinya dan anaknya dengan berjualan sarung di Pantai Tanjung Aan.