JE-Mataram- jurnalekbis.com/tag/bank/">Bank Indonesia tetap berupaya dalam meningkatkan kualitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (TPID Provinsi NTB) dengan konsisten melakukan sinergi bersama pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka menjaga laju inflasi daerah tetap terkendali.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (KPwBI Provinsi NTB) melaksanakan kegiatan Capacity Building di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya dan
Dalam kesempatannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menyampaikan bahwa pelaksanaan capacity building ini merupakan salah satu upaya pengendalian inflasi daerah melalui pengembangan, pemahaman dan penyeragaman persepsi seluruh anggota TPID di Provinsi NTB.
“Sebagaimana kita ketahui, Kabupaten Tasikmalaya beberapa kali berhasil meraih penghargaan">penghargaan TPID berprestasi dari Presiden Joko Widodo atas prestasinya menekan inflasi. Selain itu, Provinsi NTB dan Provinsi Jawa Barat memiliki karakteristik yang sama dari sektor pertanian, yakni sebagai “Lumbung Pangan” untuk wilayah sekitarnya. Hal itu lah yang menjadi alasan utama capacity building tahun ini diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.
Ditambahkan Berry, bahwa TPID Kabupaten Tasikmalaya merupakan juara bertahan TPID Award tahun 2023 untuk Wilayah Jawa dan Bali. Dalam kesempatannya, Narasumber Atep Dadi Sumardi menjelaskan bahwa terdapat beberapa program kerja unggulan yang dapat disesuaikan dengan provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Beberapa program tersebut diantaranya pengembangan terpadu agribisnis khususnya untuk komoditas Padi Organik Telur Ayam Ras dan Cabai melalui Program Mawaraharja yang mampu meningkatkan produktifitas komoditas tersebut,” jelasnya.
Selain itu, terdapat 7 faktor kunci keberhasilan dalam pengendalian inflasi yaitu
1) Strong Leadership/Komitmen Kepada Daerah;
2) Optimalisasi fungsi koordinasi dan kolaborsi dengan konsep Pantahelix;
3) Melaksanakan kegiatan secara Masif dan mempunyai Daya Ungkit Tinggi;
4) Konvergensi program kegiatan di setiap SKPD dalam Pengendalian Inflasi;
5) Inovasi kegiatan pengendalian inflasi, Agribisnis, Hilirisasi dan Marketing;
6) Mencatat apa yang dilakukan dan melakukan apa yang dicatat;
7) Optimalisasi peranan BUMD dalam pengendalian inflasi daerah.
“Kegiatan studi tiru yang dilaksanakan di Klaster Champion Eptilu Kabupaten Garut, merupakan upaya peningkatan produktivitas pangan sektor pertanian di NTB. Diketahui bahwa Klaster Champion Eptilu merupakan binaan BI Jawa Barat yang berhasil mengembangkan bisnis model Hulu ke Hilir,” ucapnya.
Klaster Eptilu yang dimotori oleh Rizal yang berhasil menjadi percontohan success story Petani Milenial melalui 2 strategi utama yaitu peningkatan ekonomi petani dan perbaikan agribisnis.
Melalui kunjungan tiru ini, TPID Provinsi NTB berharap bisa mereplikasi keberhasilan Klaster Eptilu dalam rangka pengendalian inflasi melalui ketersediaan pasokan. Klaster Eptilu juga berkontribusi dalam penyediaan pasokan daerah di luar Jawa barat bahkan sampai Sumatera sehingga mendukung realisasi Kerja sama Antar Daerah. Lebih lanjut, klaster ini juga berhasil mendorong kesejahteraan masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan baru.
“Hasil capacity building dan studi tiru ini akan diimplementasikan oleh masing-masing OPD dan dievaluasi secara berkala. Bank Indonesia berharap melalui kegiatan ini dapat mendukung kinerja TPID yang optimal di masing-masing wilayah kerja serta menghasilkan inovasi dan program baru dalam mengamankan inflasi di Provinsi NTB,” pungkasnya.