jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG_4756-180x130.jpg" alt="Womenpreneur Day" width="180" height="130" />JE-Mataram – Pejabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat (Dekranasda NTB) Bunda Hj Lale Prayatni, menekankan pentingnya diversifikasi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) agar semakin kompetitif di pasar nasional. Hal ini disampaikannya dalam acara Womenpreneur Day yang diselenggarakan di Mataram. Sabtu (25/5).
“Dengan Womenpreneur Day ini, kami berharap produk UKM tidak hanya berupa barang jadi, tapi juga mulai membuat produk bahan untuk olahan makanan,” ujar Bunda Lale.
Ia optimistis bahwa UKM NTB memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar nasional dan bahkan internasional.
Pemerintah Provinsi NTB melalui Dekranasda terus menjalin kerjasama untuk pengembangan UKM. Salah satu peluang yang diidentifikasi adalah kerajinan kulit di Tanggulangin Solo, Jawa Tengah, yang dapat menghasilkan sepatu murah untuk kebutuhan anak sekolah. Selain itu, galeri NTB Mal Surabaya juga menunjukkan tingginya minat pengunjung terhadap terasi dan gula merah.
“Kami mendorong agar peluang usaha ini mulai dilirik. Kami sudah menjajaki peluang pasar dan kerjasama untuk pelatihan penyamakan kulit. Kita juga menjajaki pembukaan galeri di Malang dan berharap NTB memiliki creative center seperti di Malang, Jawa Timur,” jelas Bunda Lale.
Acara Womenpreneur Day yang diselenggarakan oleh Lombok Womenpreneur Club (LWC) ini merupakan perayaan tahun kelima untuk memperingati kemerdekaan perempuan dalam berbagai peran, terutama dalam berwirausaha. LWC memiliki berbagai program untuk mendukung pemberdayaan UKM dan perempuan pengusaha NTB, termasuk program harian (Jejualan), program bulanan (Women Talk dan Kajian), serta program tahunan Womenpreneur Day dan Gathering.

“Semua anggota LWC terus mengasah ilmu, memperluas jejaring, dan menjadi pengusaha yang sukses,” ujar Indah Purwanti, Ketua LWC.
Indah menambahkan bahwa selama dua tahun terakhir, expo yang digelar dengan transaksi non-tunai (QRIS Bank Indonesia) mencatatkan transaksi yang baik. Bahkan sebelum praevent tahun ini, sudah tercatat 58 ribu volume transaksi dari 70 booth yang ada.
Deputi Perwakilan BI NTB Linda Putri Listya memaparkan tentang momentum ekonomi keuangan syariah yang semakin meningkat di Indonesia, dengan Indonesia menempati peringkat ketiga global. Pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 15,8 persen dan Islamic Social Finance terus berkembang.
“Salah satu program inovasi Pemprov NTB, Mawar Emas yang memberikan pinjaman syariah melalui pengurus masjid, tingkat kegagalan pengembaliannya nol persen,” sebutnya.
Linda Putri Listya juga menekankan tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah, yaitu bahan baku halal, proses produksi, dan literasi ekonomi syariah. Namun, dia optimistis bahwa NTB memiliki potensi besar dengan wisata ramah Muslim, komunitas jamaah masjid sebanyak 5.663 buah, dan demografi penduduk yang mayoritas Muslim.
“Semoga anggota LWC dapat meneladani Siti Khadijah dalam kiprahnya sebagai pengusaha wanita dengan sistem dan manajemen yang mampu menguasai jazirah Arab pada zamannya,” ungkapnya.