BeritaBisnisDaerahNewsPariwisata

BI Dorong Desa Wisata NTB Kelola Sampah dan Tingkatkan Standar Hunian

×

BI Dorong Desa Wisata NTB Kelola Sampah dan Tingkatkan Standar Hunian

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami
jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2024/06/IMG_4865-180x130.jpg" alt="pelatihan Capacity Building Penguatan Green Tourism dan Standarisasi Sarana Hunian Pariwisata" width="180" height="130" /> pelatihan Capacity Building Penguatan Green Tourism dan Standarisasi Sarana Hunian Pariwisata

JE-Lombok Tengah – Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB terus berkomitmen dalam mendorong optimalisasi potensi wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu upayanya adalah dengan menggelar pelatihan Capacity Building Penguatan Green Tourism dan Standarisasi Sarana Hunian Pariwisata (SARHUNTA) terhadap 7 desa wisata di kawasan mandalika/">KEK Mandalika dan Pulau Sumbawa.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola pariwisata, menciptakan lingkungan desa wisata yang bersih, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,” ungkap Achmad Fauzi, Deputi Kepala Perwakilan BI NTB. Saat membuka kegiatan pelatihan Capacity Building Penguatan Green Tourism dan Standarisasi Sarana Hunian Pariwisata (SARHUNTA) di Desa wisata Bilabante. Rabu (5/6).

Lebih lanjut Fauzi menegaskan, bahwa salah satu fokus utama pelatihan ini adalah pengelolaan sampah di desa wisata. Sampah di desa wisata, baik organik maupun non-organik, perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan nilai ekonomi.

“Para peserta diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk dan produk-produk turunan lainnya yang memiliki nilai jual, sampah non-organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi produk-produk bernilai ekonomis,” ungkapnya.

Selain itu, pelatihan ini juga membahas tentang standarisasi hunian pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hunian wisata di NTB memenuhi standar kualitas dan kenyamanan bagi para wisatawan.

Achmad Fauzi menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang baik di kawasan wisata, khususnya di KEK Mandalika. “Sampah merupakan salah satu masalah utama di kawasan wisata, oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien,” katanya.

Ia juga berharap agar pelatihan ini dapat membantu para peserta dalam mengurangi permasalahan sampah di desa wisata masing-masing dan mampu mengelola sampah menjadi nilai ekonomi.

Sementara itu, Lalu Ardhyka, Kabid SDM Pariwisata Lombok Tengah, berharap pelatihan ini dapat membantu para peserta dalam mengelola desa wisata mereka dengan lebih baik.

“Saya harap setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari di desa wisata mereka masing-masing,” ujarnya.

Salah satu contoh desa wisata yang berhasil mengelola sampah dengan baik adalah Desa Wisata Aiq Beriq. Desa ini memiliki jarak yang cukup jauh antara pintu masuk dengan air terjun Benang Stokel, namun masalah sampah di desa ini dapat teratasi dengan baik.

Dengan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan desa-desa wisata di NTB dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Diskon Gede Suzuki Grand Vitara Juni 2024, Potongan Puluhan Juta!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *