pendidikan

Sekolah Disegel, Ratusan Siswa SDN 1 Jangkih Jawa Belajar di Pinggir Jalan

×

Sekolah Disegel, Ratusan Siswa SDN 1 Jangkih Jawa Belajar di Pinggir Jalan

Sebarkan artikel ini
Sekolah Disegel, Ratusan Siswa SDN 1 Jangkih Jawa Belajar di Pinggir Jalan
Kunjungi Sosial Media Kami

JE-Lombok Tengah – Masa depan ratusan siswa SDN 1 Jangkih Jawa, praya-barat/">Kecamatan Praya Barat, Kabupaten jurnalekbis.com/2024/07/08/bocah-perempuan-7-tahun-tenggelam-di-kolam-renang-lombok-tengah-keluarga-tolak-autopsi/" target="_blank" rel="noopener">Lombok Tengah, terancam. Sekolah mereka disegel oleh warga yang mengklaim sebagai pemilik tanah, sehingga proses belajar mengajar terpaksa dilakukan di luar gerbang sekolah, tepatnya di pinggir jalan raya.

Situasi ini sudah berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 7 Juli 2024. Para orang tua siswa, memilih untuk tidak mengizinkan anak mereka masuk sekolah.

“Karena disegel, proses belajar mengajar kami terhambat betul, terlebih sekarang ini tahun ajaran baru,” ungkap Baiq Aminah, Kepala Sekolah SDN 1 Jangkih Jawa, pada Rabu (10/7).

Penyegelan sekolah ini tidak hanya berdampak pada proses belajar mengajar, tetapi juga pada penerimaan murid baru. “Banyak murid baru ada sekitar 15 orang, tapi saya tidak tahu apakah 15 orang ini akan bertahan atau tidak,” kata Baiq Aminah.

Baca Juga :  Peringati Hari Guru, Ratusan Warga Desa Kediri Gelar Girab dan Festival Kota Santri

Kekhawatiran terbesar adalah SDN 1 Jangkih Jawa bisa tutup jika masalah ini tidak segera diselesaikan. “Jadi secara otomatis guru di sini khawatir, nanti jangan-jangan SDN 1 ini tidak ada penyelesaian tuntas, bisa saja akan tutup,” ujarnya.

Pihak desa telah berusaha membantu dengan bersurat kepada Dinas Pendidikan dan BPKAD, namun belum ada tanggapan yang memuaskan. “Pertama pihak desa bersurat ke Disdik dan BPKAD untuk berkoordinasi, bahwa di bawah tidak bisa aktifitas belajar, karena tanah ini sudah di klaim,” ungkap Sahrun, Sekretaris Desa Persiapan Jangkih Jawa.

Upaya terakhir, desa memohon kepada Bupati untuk menyelesaikan masalah ini. “Terakhir kami memohon kepada Bupati untuk menyelesaikan masalah ini, memohon dengan sangat sudah hari tiga anak-anak tidak bisa belajar di dalam ruang sekolah,” kata Sahrun.

Baca Juga :  Cegah Pernikahan Dini, IWAPI NTB Gelar Edukasi di Sekolah dan Pondok Pesantren

Pihak sekolah, warga, dan pemerintah desa berharap penyelesaian masalah tanah sekolah ini segera terselesaikan. Hal ini agar anak-anak mereka bisa kembali bersekolah dengan aman dan nyaman, serta mendapatkan hak pendidikan yang layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *