Bisnis

KK-NTB x LSTF: Panggung Baru Bagi Kreativitas Indonesia

×

KK-NTB x LSTF: Panggung Baru Bagi Kreativitas Indonesia

Sebarkan artikel ini
KK-NTB x LSTF: Panggung Baru Bagi Kreativitas Indonesia
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com- Provinsi Nusa Tenggara Barat (qris-di-ntb-transaksi-tembus-10-juta-kali/" target="_blank" rel="noopener">NTB) memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif, terutama dalam bidang wastra dan kriya. Kekayaan budaya NTB yang tercermin dalam keindahan wastra tenun dan kerajinan kriya menjadi salah satu aset berharga yang dapat mendukung perekonomian daerah. Dalam upaya mengoptimalkan potensi tersebut, sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak sangat diperlukan.

Salah satu bentuk nyata kolaborasi ini adalah penyelenggaraan kegiatan Karya Kreatif NTB x Lombok Sumbawa Tenun Festival (KK-NTB x LSTF). Inisiatif ini digagas oleh Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) se-Provinsi NTB, dengan tujuan untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif di wilayah ini.

Sebagai pembuka rangkaian kegiatan Road to KK-NTB x LSTF 2024, pada tanggal 18 Agustus 2024 lalu telah diselenggarakan Pekan QRIS Nasional Wilayah NTB. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran digital yang lebih mudah dan aman, tetapi juga menjadi ajang bagi pelaku ekonomi kreatif untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung usaha mereka.

Pekan QRIS Nasional di NTB merupakan bagian dari strategi jangka panjang Bank Indonesia dalam mendukung ekonomi digital, khususnya bagi UMKM yang bergerak di sektor ekonomi kreatif. Dengan penggunaan QRIS, para pengrajin tenun dan pelaku kriya diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik secara lokal maupun nasional.

Baca Juga :  Lebih Dekat, MR.DIY Kini Hadir Di Woha kabupaten Bima

Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah penyelenggaraan Karya Kreatif NTB x mi6-di-sumbawa-mendekatkan-aspirasi-warga-dengan-pasangan-rohmi-firin/" target="_blank" rel="noopener">Lombok Sumbawa Tenun Festival 2024, yang akan berlangsung pada tanggal 24-25 Agustus 2024 di Lombok Epicentrum Mall. Event ini dirancang untuk menampilkan kekayaan wastra dan kriya NTB dalam berbagai bentuk, serta membuka peluang bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan produk-produk mereka kepada khalayak yang lebih luas.

Beberapa kegiatan utama dalam festival ini antara lain:

  • Fashion Show dari Dekranasda Kabupaten/Kota se-NTB: Acara ini akan menampilkan koleksi busana yang terinspirasi dari tenun NTB, memperlihatkan bagaimana kekayaan budaya lokal dapat diintegrasikan dalam dunia fashion modern.
  • Dekranasda Award: Penghargaan ini diberikan kepada pelaku usaha kriya dan wastra yang telah menunjukkan dedikasi dan inovasi dalam mengembangkan produk-produk mereka.
  • Bazaar Kriya dan Fashion Wastra: Bazaar ini menjadi ajang bagi para pengrajin untuk memamerkan dan menjual produk-produk mereka, mulai dari kerajinan tangan hingga busana berbahan dasar tenun.
  • Jalan Sehat dan Lombok Food Market: Kegiatan ini tidak hanya mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam olahraga, tetapi juga memperkenalkan kuliner khas Lombok yang menjadi bagian dari warisan budaya NTB.
  • Panggung Edukasi, Talkshow, dan Bincang UMKM: Sesi ini dirancang untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pelaku usaha tentang berbagai aspek dalam pengembangan bisnis, mulai dari pemasaran hingga inovasi produk.
  • Penampilan Band Pop-Rock Indonesia, RAN: Sebagai hiburan, festival ini akan dimeriahkan oleh penampilan band pop-rock terkenal, RAN, yang akan menarik lebih banyak pengunjung dan menambah semarak acara.
Baca Juga :  Populerkan Olahan Teh, Sheraton Senggigi Beach Resort Gelar Lokakarya Teh

Pada Rapat Koordinasi Persiapan KK-NTB x LSTF Tahun 2024, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, menyatakan harapannya agar seluruh stakeholder dapat bekerja sama untuk menyukseskan kegiatan ini. “Melalui KK-NTB x LSTF, kami optimis bahwa ekonomi kreatif di Provinsi NTB akan terus tumbuh dan menjadi salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi di masa depan,” ujarnya.

Harapan ini bukan tanpa alasan, mengingat ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sektor ekonomi kreatif berkontribusi sekitar 7,8% terhadap total PDB pada tahun 2022. Sektor ini mencakup 16 subsektor industri kreatif, termasuk arsitektur, desain produk, kriya, fashion, dan kuliner, yang semuanya memiliki potensi besar untuk terus berkembang di NTB.

Baca Juga :  OJK Gandeng 400 Bikers Jadi Investor Baru, Dorong Literasi Keuangan Lewat Komunitas

Potensi ekonomi kreatif di NTB tidak terbatas pada wastra dan kriya saja. Keberagaman budaya dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat NTB menjadi modal penting dalam mengembangkan sektor-sektor lainnya, seperti kuliner, seni pertunjukan, dan desain produk. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan berbagai instansi terkait, NTB memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif terkemuka di Indonesia.

Penyelenggaraan KK-NTB x LSTF juga diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Melalui kegiatan ini, NTB dapat memperlihatkan kepada dunia bahwa kekayaan budaya dan kreativitas masyarakatnya dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam era digital seperti sekarang ini, pengembangan ekonomi kreatif tidak bisa dilepaskan dari peran teknologi. Penggunaan platform digital dan media sosial menjadi kunci dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk-produk ekonomi kreatif. Oleh karena itu, kegiatan seperti Pekan QRIS Nasional sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada pelaku usaha tentang manfaat digitalisasi.

Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Dekranasda berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi di sektor ekonomi kreatif. Dukungan ini tidak hanya dalam bentuk penyediaan infrastruktur digital, tetapi juga melalui edukasi dan pelatihan bagi pelaku usaha agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *