News

Pencarian WNA Hilang di Rinjani Gunakan Drone Thermal

×

Pencarian WNA Hilang di Rinjani Gunakan Drone Thermal

Sebarkan artikel ini
Lombok Timur, Jurnalekbis.com –  Tim SAR gabungan terus melakuakn pencarian terhadap salah  seorang Warga Negara Asing (WNA) bernama Mordovina Alexandra (44) asal Rusia dilaporkan hilang saat mendaki. Untuk mempermudah pencarian korban Kantor SAR menggunakan drone thermal. Hingga saat ini, pencarian masih berlangsung dengan fokus pada beberapa titik yang diduga sebagai lokasi terakhir korban terlihat. Minggu (15/9). Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahmanjaya, menjelaskan bahwa setelah menerima laporan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melalui jalur Senaru, tim SAR langsung diberangkatkan. "Kami telah mengerahkan 16 personel yang dibagi menjadi dua tim untuk melakukan pencarian," ujar Saidar. Pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan ini tidak hanya mengandalkan upaya darat, tetapi juga memanfaatkan teknologi udara berupa drone thermal. “Dua titik utama yang menjadi fokus pencarian dari udara adalah sekitar Puncak Sangkareang dan Lembah Santong,” ucap Saidar. Teknologi drone thermal menjadi andalan dalam operasi pencarian ini, terutama karena medan Gunung Rinjani yang sulit dijangkau melalui jalur darat. Drone thermal mampu mendeteksi panas tubuh manusia, yang diharapkan bisa memberikan petunjuk mengenai keberadaan korban yang hilang. Pencarian dimulai dari pintu gerbang Senaru hingga puncak Sangkareang, namun hasilnya masih nihil hingga saat ini. "Setelah kami melakukan penyisiran dengan drone di lokasi-lokasi yang kami curigai, seperti area yang berpotensi korban terpeleset atau terperangkap, kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban," tambah Saidar. Kendala terbesar yang dihadapi tim SAR saat ini adalah kurangnya informasi akurat mengenai lokasi pasti korban. Koordinat yang didapat masih belum jelas, sehingga pencarian menjadi lebih sulit. "Kami belum tahu pasti koordinat korban yang sebenarnya, Informasi yang ada saat ini sebagian besar berasal dari porter-porter yang bekerja di Gunung Rinjani dan instansi terkait. Berdasarkan informasi ini, tim SAR terus menggali data tambahan untuk menentukan strategi pencarian yang lebih efektif.," kata Saidar. Porter, yang biasanya berfungsi sebagai pemandu dan pembawa barang di jalur pendakian, seringkali memiliki pengetahuan lokal yang luas. Meskipun demikian, informasi yang mereka berikan harus terus diverifikasi dan diolah lebih lanjut agar bisa memberikan hasil yang lebih pasti dalam pencarian. "Ini adalah tugas kemanusiaan, dan kami akan terus berusaha sebaik mungkin, pihak SAR gabungan berencana melakukan evaluasi hasil pencarian setiap hari melalui briefing tim. Dari hasil evaluasi tersebut, strategi pencarian untuk hari-hari berikutnya akan ditentukan," tegas Saidar. Evaluasi harian penting untuk menyesuaikan metode pencarian dan alokasi sumber daya yang tepat, terutama mengingat kondisi alam yang berubah-ubah. Angin kencang, curah hujan, serta kabut tebal seringkali menjadi kendala tambahan dalam pencarian di Gunung Rinjani. Upaya pencarian ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kedutaan Besar Rusia. Kantor SAR Mataram menerima surat dari Kedubes Rusia yang meminta bantuan dalam pencarian WNA yang hilang tersebut. “Pihak Kapolsek Bayan juga telah mengeluarkan surat resmi terkait laporan orang hilang ini. Dengan dasar surat-surat tersebut, tim SAR berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban,” pungkas Saidar. Gunung Rinjani dikenal sebagai salah satu gunung dengan medan yang cukup sulit, terutama bagi pendaki yang tidak berpengalaman. Selain kondisi alam yang ekstrim, jalur pendakian yang terjal dan berbatu sering kali menjadi penyebab kecelakaan pendakian. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah beberapa kali dilaporkan kasus pendaki yang hilang atau mengalami kecelakaan di gunung ini. Sebagai destinasi favorit bagi pendaki dari dalam dan luar negeri, Gunung Rinjani memiliki daya tarik yang luar biasa. Namun, pendaki sering kali mengabaikan persiapan yang matang, baik dari segi fisik maupun peralatan pendakian. Hal ini membuat mereka rentan terhadap kecelakaan, terutama di kondisi cuaca yang tidak menentu.

Lombok Timur, Jurnalekbis.com –  Tim SAR gabungan terus melakuakn pencarian terhadap salah  seorang Warga Negara Asing (2024/09/07/terjebak-di-tebing-saat-memancing-wna-belanda-berhasil-dievakuasi/" target="_blank" rel="noopener">WNA) bernama Mordovina Alexandra (44) asal Rusia dilaporkan hilang saat mendaki. Untuk mempermudah pencarian korban Kantor SAR menggunakan drone thermal. Hingga saat ini, pencarian masih berlangsung dengan fokus pada beberapa titik yang diduga sebagai lokasi terakhir korban terlihat. Minggu (15/9).

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahmanjaya, menjelaskan bahwa setelah menerima laporan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melalui jalur Senaru, tim SAR langsung diberangkatkan. “Kami telah mengerahkan 16 personel yang dibagi menjadi dua tim untuk melakukan pencarian,” ujar Saidar.

Pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan ini tidak hanya mengandalkan upaya darat, tetapi juga memanfaatkan teknologi udara berupa drone thermal. “Dua titik utama yang menjadi fokus pencarian dari udara adalah sekitar Puncak Sangkareang dan Lembah Santong,” ucap Saidar.

Teknologi drone thermal menjadi andalan dalam operasi pencarian ini, terutama karena medan Gunung Rinjani yang sulit dijangkau melalui jalur darat. Drone thermal mampu mendeteksi panas tubuh manusia, yang diharapkan bisa memberikan petunjuk mengenai keberadaan korban yang hilang. Pencarian dimulai dari pintu gerbang Senaru hingga puncak Sangkareang, namun hasilnya masih nihil hingga saat ini.

Baca Juga :  Baru 29,26 Persen Tenaga Kerja di NTB Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan

“Setelah kami melakukan penyisiran dengan drone di lokasi-lokasi yang kami curigai, seperti area yang berpotensi korban terpeleset atau terperangkap, kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” tambah Saidar.

Kendala terbesar yang dihadapi tim SAR saat ini adalah kurangnya informasi akurat mengenai lokasi pasti korban. Koordinat yang didapat masih belum jelas, sehingga pencarian menjadi lebih sulit.

“Kami belum tahu pasti koordinat korban yang sebenarnya, Informasi yang ada saat ini sebagian besar berasal dari porter-porter yang bekerja di Gunung Rinjani dan instansi terkait. Berdasarkan informasi ini, tim SAR terus menggali data tambahan untuk menentukan strategi pencarian yang lebih efektif.,” kata Saidar.

Porter, yang biasanya berfungsi sebagai pemandu dan pembawa barang di jalur pendakian, seringkali memiliki pengetahuan lokal yang luas. Meskipun demikian, informasi yang mereka berikan harus terus diverifikasi dan diolah lebih lanjut agar bisa memberikan hasil yang lebih pasti dalam pencarian.

Baca Juga :  Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadhan, Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar Gelar Bagi-bagi Takjil Ceria

“Ini adalah tugas kemanusiaan, dan kami akan terus berusaha sebaik mungkin, pihak SAR gabungan berencana melakukan evaluasi hasil pencarian setiap hari melalui briefing tim. Dari hasil evaluasi tersebut, strategi  untuk mencari hari-hari berikutnya akan ditentukan,” tegas Saidar.

Evaluasi harian penting untuk menyesuaikan metode pencarian dan alokasi sumber daya yang tepat, terutama mengingat kondisi alam yang berubah-ubah. Angin kencang, curah hujan, serta kabut tebal seringkali menjadi kendala tambahan dalam pencarian di Gunung Rinjani.

Upaya pencarian ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kedutaan Besar Rusia. Kantor SAR Mataram menerima surat dari Kedubes Rusia yang meminta bantuan dalam pencarian WNA yang hilang tersebut.

Baca Juga :  Berkunjung Ke Lombok, Nyai Djuwairiyah Fawaid Ajak Menangkan AMIN

“Pihak Kapolsek Bayan juga telah mengeluarkan surat resmi terkait laporan orang hilang ini. Dengan dasar surat-surat tersebut, tim SAR berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban,” pungkas Saidar.

Gunung Rinjani dikenal sebagai salah satu gunung dengan medan yang cukup sulit, terutama bagi pendaki yang tidak berpengalaman. Selain kondisi alam yang ekstrim, jalur pendakian yang terjal dan berbatu sering kali menjadi penyebab kecelakaan pendakian. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah beberapa kali dilaporkan kasus pendaki yang hilang atau mengalami kecelakaan di gunung ini.

Sebagai destinasi favorit bagi pendaki dari dalam dan luar negeri, Gunung Rinjani memiliki daya tarik yang luar biasa. Namun, pendaki sering kali mengabaikan persiapan yang matang, baik dari segi fisik maupun peralatan pendakian. Hal ini membuat mereka rentan terhadap kecelakaan, terutama di kondisi cuaca yang tidak menentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *