Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam menghadapi dinamika harga beras yang cenderung meningkat di beberapa wilayah, bulog-berikan-beasiswa-dorong-mahasiswa-berprestasi/" target="_blank" rel="noopener">Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya menjaga stabilitas harga melalui penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Dengan cadangan beras yang cukup memadai, Bulog NTB optimis bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus menstabilkan harga beras di pasaran, terutama menjelang akhir tahun. Jumat (4/10).
Kepala Perwakilan Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati,mengatakan harga beras di pasaran NTB saat ini relatif tinggi. Untuk itu, Bulog sebagai lembaga yang bertugas menjaga stabilitas harga pangan telah mengandalkan cadangan beras pemerintah yang dikelola dengan baik.
“Kami menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah melalui Bulog untuk memastikan ketersediaan beras yang dapat dijangkau masyarakat. Beras SPHP saat ini dipatok dengan harga Rp11.400 per kilogram, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram,” jelasnya.
Meski demikian, kenaikan harga di pasaran masih menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, Bulog terus mendorong distribusi beras SPHP agar masyarakat dapat membeli beras berkualitas dengan harga terjangkau.
“Penyaluran ini akan dilakukan dengan lebih intensif pada triwulan akhir 2024, untuk memastikan stok yang ada dapat tersalurkan dengan baik ke setiap daerah di NTB yang membutuhkan,” ujarnya.
Bulog NTB memiliki stok beras sebesar 45 ribu ton yang siap didistribusikan hingga akhir tahun. Jumlah ini dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk penyaluran beras bantuan pangan maupun SPHP.
“Kami optimis stok beras yang ada akan mampu memenuhi kebutuhan penyaluran hingga akhir tahun, baik untuk bantuan pangan maupun beras SPHP bagi masyarakat umum,” ujar Sri Muniati.

Program bantuan pangan tahap ketiga juga akan dilanjutkan pada Oktober 2024, dengan alokasi sekitar 6.430 ton beras untuk disalurkan kepada 643 ribu penerima manfaat di NTB. Setiap penerima manfaat akan mendapatkan 10 kilogram beras.
“Masyarakat yang tidak masuk dalam daftar penerima bantuan pangan juga tetap bisa membeli beras SPHP dengan harga terjangkau,” tegasnya.
Untuk memperluas cakupan distribusi beras SPHP, Bulog NTB mengharapkan adanya kerja sama dengan berbagai pihak, terutama di tingkat kabupaten dan kota. “Kami berharap semakin banyak pihak yang bermitra dengan kami untuk menyalurkan beras SPHP, khususnya di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga beras. Dengan demikian, masyarakat di daerah tersebut dapat membeli beras SPHP dengan harga yang terjangkau,” kata Sri Muniati.
Kemitraan ini penting untuk memastikan beras SPHP bisa tersebar merata, terutama di wilayah yang mengalami lonjakan harga. Diharapkan, dengan adanya kolaborasi antara Bulog dan berbagai mitra, distribusi beras SPHP bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan membantu menurunkan harga beras di pasaran.
Menghadapi kondisi tersebut, Bulog sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan stabilitas pangan, berusaha untuk mengendalikan situasi dengan menyalurkan beras SPHP secara merata. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memperkuat stok dan distribusi beras di tingkat regional, termasuk di NTB.
“Dengan stok yang masih kuat di NTB, kami optimis mampu menjaga pasokan beras hingga akhir tahun. Langkah ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga beras, terutama di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi,” tambah Sri Muniati.
Program bantuan pangan yang dilaksanakan Bulog NTB tidak hanya bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, tetapi juga sebagai upaya menstabilkan harga pangan di tengah kenaikan harga beras. Setiap bulan, Bulog NTB menyalurkan sekitar 6.430 ton beras bantuan kepada 643 ribu penerima manfaat.
Penyaluran bantuan pangan ini tidak hanya terbatas pada penerima manfaat yang terdaftar, tetapi juga mencakup masyarakat umum melalui program SPHP. Dengan demikian, masyarakat yang tidak masuk dalam kategori penerima bantuan tetap dapat memperoleh beras dengan harga yang terjangkau.