Di pasarmotogp-dan-warisan-budaya-sasak-di-ayom-suite/" target="_blank" rel="noopener">internasional, harga emas spot diperdagangkan pada kisaran USD 1.860 per ons, mencatatkan kenaikan sebesar 0,5% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah nilai emas sempat merosot ke level USD 1.835 per ons pada awal pekan, yang merupakan level terendah dalam dua bulan terakhir.
Pakar ekonomi menilai fluktuasi harga emas ini erat kaitannya dengan kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di sejumlah negara besar, terutama Amerika Serikat. Federal Reserve (The Fed) yang terus mengkaji kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut memicu ketidakpastian di pasar, membuat investor cenderung beralih ke aset safe-haven seperti emas.
“Setiap kebijakan terkait suku bunga The Fed pasti memiliki dampak signifikan pada pergerakan harga emas. Tingginya suku bunga biasanya membuat investor beralih ke aset berisiko rendah lainnya, seperti obligasi, sehingga mengurangi permintaan emas,” ujar Budi Santoso, analis pasar komoditas dari Jakarta Future Exchange.
Di Indonesia, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) tercatat mengalami kenaikan tipis sebesar Rp 5.000 per gram. Per hari ini, harga emas Antam dijual seharga Rp 1.080.000 per gram, naik dari Rp 1.075.000 per gram pada hari sebelumnya. Sementara itu, harga buyback (harga yang digunakan Antam untuk membeli kembali emas dari konsumen) juga ikut naik sebesar Rp 4.000, menjadi Rp 970.000 per gram.

Kenaikan ini terjadi setelah harga emas domestik cenderung stabil dalam beberapa pekan terakhir, dengan sedikit penurunan yang tidak terlalu signifikan. “Kenaikan harga emas Antam ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas global serta rupiah/">nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih cukup fluktuatif,” ujar Taufik Hidayat, seorang pengamat komoditas logam mulia.
Kenaikan harga emas saat ini didorong oleh sejumlah faktor penting di tingkat global maupun domestik, antara lain:
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi global, perang dagang antara beberapa negara besar, dan potensi resesi di sejumlah negara maju menjadi faktor utama yang mendorong investor mencari perlindungan di emas. Ketika kondisi ekonomi tidak stabil, emas menjadi pilihan aset yang dianggap lebih aman.
- Kebijakan Moneter Bank Sentral: Kenaikan suku bunga oleh bank sentral, terutama The Fed, menyebabkan perubahan signifikan dalam pergerakan aset-aset berisiko, termasuk emas. Meskipun suku bunga tinggi biasanya mendorong investor menjauh dari emas, ketidakpastian mengenai kebijakan di masa depan justru menambah daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
- Pergerakan Nilai Tukar Rupiah: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut memengaruhi harga emas di dalam negeri. Jika rupiah melemah terhadap dolar, harga emas di pasar domestik cenderung naik, karena emas dihargai dalam mata uang asing.
Para analis memprediksi bahwa harga emas akan tetap fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada dinamika kebijakan ekonomi global. Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini diperkirakan masih bersifat sementara, mengingat banyaknya ketidakpastian yang melingkupi pasar global.
“Kami memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran USD 1.850 hingga USD 1.900 per ons dalam jangka pendek. Namun, jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga lagi, kita mungkin akan melihat tekanan yang lebih besar pada harga emas,” kata Susanto Pratama, ekonom dari PT IndoGold Futures.
Di pasar domestik, harga emas Antam diprediksi akan tetap bergerak mengikuti tren global serta dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dalam negeri. Nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, serta permintaan emas dari masyarakat Indonesia akan menjadi faktor penting yang menentukan pergerakan harga emas di pasar lokal.
Bagi masyarakat yang telah lama menjadikan emas sebagai instrumen investasi, kenaikan harga emas ini memberikan angin segar, terutama bagi mereka yang berencana untuk menjual emasnya dalam waktu dekat. Wahyu, seorang pedagang emas di Jakarta, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, permintaan emas cenderung meningkat seiring dengan kenaikan harga ini.
“Banyak orang yang datang untuk menjual emas mereka karena harga sedang naik. Tapi ada juga yang membeli, karena mereka percaya harga emas masih akan terus naik ke depannya,” ungkapnya.
Namun, bagi mereka yang baru berencana berinvestasi emas, kenaikan harga ini menjadi tantangan tersendiri. Beberapa calon investor memilih menunggu hingga harga emas stabil atau mengalami koreksi sebelum memutuskan untuk membeli.