BisnisNews

BI NTB Tingkatkan Produktivitas Beras untuk Kendalikan Inflasi

×

BI NTB Tingkatkan Produktivitas Beras untuk Kendalikan Inflasi

Sebarkan artikel ini
BI NTB Tingkatkan Produktivitas Beras untuk Kendalikan Inflasi

Lombok Tengah, Jurnalekbis.com — Provinsi Nusa Tenggara Barat (2024/10/13/pj-gubernur-dorong-pemberdayaan-petani-bawang-putih-sembalun/" target="_blank" rel="noopener">NTB) mencatat inflasi sebesar 0,09% (mtm) pada bulan Oktober 2024, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,06% (mtm). Hal ini menyebabkan inflasi tahunan NTB berada pada angka 1,77% (yoy), yang masih terkendali dalam rentang target 2,5±1% (yoy).

Kondisi inflasi yang relatif stabil ini didukung oleh berbagai upaya pengendalian harga yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB serta inovasi di sektor pertanian yang berperan besar dalam menjaga ketersediaan pasokan pangan, khususnya beras. Beras menjadi salah satu komoditas dengan bobot tertinggi yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi di NTB.

Dalam sambutannya di acara Capacity Building TPID Kediri di NTB, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, menjelaskan pentingnya meningkatkan produktivitas beras untuk menjaga kestabilan harga. Salah satu inovasi yang diusulkan adalah pemanfaatan varietas padi unggul Gamagora 7, hasil inovasi Universitas Gajah Mada (UGM). Varietas ini memiliki keunggulan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan memberikan hasil panen yang tinggi. Pada panen perdana yang dilakukan pada 16 Mei lalu, Gamagora 7 menghasilkan 12,16 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP) di lahan seluas 30 are.

Baca Juga :  Pertamina Jatimbalinus Beri Sanksi Tegas Agen Nakal Penjual LPG 3 Kg di Atas HET di Sumbawa dan Bima

Berry Arifsyah Harahap mengungkapkan harapannya agar bibit unggul Gamagora 7 dapat disebarkan ke Pulau Sumbawa guna memperluas cakupan teknik pertanian terbaik di wilayah NTB. “Dengan penyebaran bibit unggul ini, kita bisa menjaga ketersediaan pasokan dan menekan inflasi pangan,” ujarnya.

Selain inovasi pertanian, BI NTB dan TPID juga menginisiasi integrasi ekosistem pengendalian inflasi dengan melibatkan klaster pangan binaan. Klaster ini sudah menerapkan budidaya pertanian organik dan digital farming untuk memastikan pasokan beras tetap stabil. Salah satu contoh keberhasilan sinergi ini adalah penjualan beras di Pasar Kebon Roek melalui Warung Pantasi Mentaram, hasil kerja sama dengan TPID Kota Mataram dan Koperasi Mutiara Amanah sebagai offtaker swasta.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pihak swasta bisa menjadi solusi efektif untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di wilayah NTB.

Baca Juga :  OJK Perkuat Sektor Asuransi dan Dana Pensiun dengan Empat Pilar Utama

Selain upaya teknis di lapangan, Bank Indonesia NTB bersama Dinas Perdagangan melakukan edukasi kepada masyarakat melalui media. Program edukasi melalui siaran radio pada waktu prime time telah dilakukan untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya belanja bijak dan diversifikasi pola konsumsi. Edukasi ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bagaimana mengelola pengeluaran dan mencegah kenaikan harga akibat permintaan yang berlebihan pada komoditas tertentu.

Selain itu, Operasi Pasar Murah (OPM) juga terus dilakukan sebagai langkah konkret dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok. Hingga 25 September 2024, OPM telah dilaksanakan sebanyak 183 kali di berbagai wilayah NTB, dengan tujuan memperluas akses masyarakat terhadap bahan pangan yang terjangkau.

Di sisi lain, pemerintah daerah juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga melalui berbagai program unggulan. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, Ir. Miftahurrahman, ST., MT, menyampaikan mengenai program AKU HATINYA PKK Plus yang berfokus pada pengelolaan hasil pertanian yang ramah lingkungan serta inisiatif Warung Pantasi Mentaram sebagai tempat penjualan pangan berkualitas. Selain itu, program Gerakan Tanam Cabai (Gertam Cabai) di sekolah-sekolah juga dijalankan untuk mendukung kestabilan pasokan cabai dan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya pertanian.

Baca Juga :  MR.DIY Toko Perlengkapan Rumah Tangga Harga Hemat, Ribuan Pilihan Dan Dekat Anda.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Lombok Barat, H. Lalu Najammudin, ST, MM, memaparkan keberhasilan program kolaborasi seperti SITEBEL, Ten Ten Tani, dan E-Kaki yang mendukung pengembangan UMKM lokal dan ketahanan pangan di wilayah Lombok Barat.

Acara Capacity Building ini juga dihadiri oleh 34 peserta dari TPID Kediri, termasuk Kepala Perwakilan BI Kediri, Yayat Cadarajat, dan Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri, Wihujeng Ayu Rengganis. Mereka berkesempatan melakukan site visit ke Klaster Champion Binaan BI NTB di Orong Balak, Kabupaten Lombok Timur. Kunjungan ini juga melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Tetu Tetu, yang fokus pada pengembangan klaster cabai dan pengolahan produk turunan sebagai bagian dari upaya hilirisasi pertanian.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk bertukar ide dan gagasan antara NTB dan Kediri, khususnya dalam hal penerapan inovasi pertanian untuk mendukung ketahanan pangan yang lebih baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *