jurnalekbis.com/tag/jakarta/">Jakarta, Jurnalekbis.com – PT Bursa Efek Indonesia (2024/09/04/ojk-tegaskan-larangan-penyuapan-dan-gratifikasi-komitmen-penerapan-tata-kelola-yang-baik/" target="_blank" rel="noopener">BEI) mencatat pencapaian penting dalam pengembangan pasar modal Indonesia dengan melampaui 14 juta Single Investor Identification (SID). Pada Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah SID mencapai 14.001.651, meningkat sebesar 1.833.590 SID dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang tercatat sebanyak 12.168.061 SID.
Pertumbuhan signifikan ini mencerminkan sinergi kuat antara BEI, Otoritas Jasa Keuangan (ntb-dorong-literasi-keuangan-di-wilayah-pesisir-bima/" target="_blank" rel="noopener">OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Salah satu kunci sukses adalah strategi inovatif BEI dalam mengintegrasikan digitalisasi edukasi guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Menurut Iman Rachman, Direktur Utama BEI, pasar modal berperan krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, hal ini tetap membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat,” ujar Iman.
Pertumbuhan jumlah investor yang pesat juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pasar modal Indonesia dalam menghadapi tantangan global, termasuk fluktuasi aliran dana asing. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melek literasi keuangan dan berinvestasi di pasar modal, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Sejak awal 2024 hingga akhir September, BEI telah menyelenggarakan lebih dari 19.779 kegiatan edukasi yang diikuti oleh lebih dari 24 juta peserta di seluruh Indonesia. Program-program edukasi ini meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM), Duta Pasar Modal (DPM), serta berbagai webinar yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi dan pasar modal.
Salah satu inisiatif BEI yang cukup sukses adalah kampanye #AkuInvestorSaham, yang berhasil menarik perhatian generasi muda Indonesia. Berdasarkan data BEI, 79% dari investor baru di pasar modal Indonesia saat ini berusia di bawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan antusiasme dan partisipasi tinggi generasi muda dalam berinvestasi, yang memberikan harapan cerah bagi masa depan pasar modal Indonesia.
Dalam rangka mendukung peningkatan literasi keuangan masyarakat, BEI terus mengembangkan infrastruktur digitalnya. Salah satu platform edukasi yang telah dikembangkan adalah IDX Mobile, yang kini memiliki lebih dari 193.968 pengguna. Platform ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses informasi pasar modal yang akurat dan dapat diandalkan, sekaligus menjadi sarana edukasi digital bagi calon investor.
Strategi digitalisasi ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan literasi pasar modal di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap informasi finansial. Dengan dukungan teknologi, BEI berharap semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar dan berinvestasi di pasar modal.
Selain pengembangan digital, BEI juga terus memperluas jaringan Galeri Investasi (GI) di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, terdapat 927 GI BEI yang tersebar di berbagai daerah, menjadikan galeri ini sebagai salah satu pilar utama dalam mendekatkan masyarakat dengan pasar modal.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menekankan bahwa GI BEI memiliki peran penting sebagai jembatan antara dunia akademis dan pasar modal. “Galeri Investasi BEI tidak hanya menjadi tempat edukasi bagi kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat umum. GI BEI membantu memperluas akses literasi pasar modal ke seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Jeffrey.
Dengan adanya GI di berbagai daerah, BEI dapat menjangkau lebih banyak masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. GI menjadi platform yang efektif untuk mengenalkan pasar modal, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses atau pengetahuan mengenai investasi.
Meskipun pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia sangat pesat, Jeffrey Hendrik menekankan bahwa jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Oleh karena itu, BEI terus berupaya meningkatkan inklusivitas pasar modal agar lebih banyak masyarakat yang dapat terlibat.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pasar modal di Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di beberapa wilayah. Namun, BEI optimistis bahwa melalui berbagai program edukasi, seperti SPM dan DPM, serta dukungan dari infrastruktur digital, angka partisipasi masyarakat dalam pasar modal akan terus meningkat.
Ke depan, BEI berencana untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, OJK, dan pelaku industri. Kolaborasi ini penting dalam menciptakan ekosistem pasar modal yang kondusif dan inklusif, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, BEI optimistis bahwa jumlah investor di pasar modal Indonesia akan terus bertumbuh. Peningkatan literasi keuangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, menjadi salah satu faktor penting yang akan menentukan masa depan pasar modal Indonesia.