Mataram, Jurnalekbis.com — Dunia perbankan syariah indonesia/">di Indonesia kembali mencatat langkah signifikan dengan penunjukan H. Kukuh Rahardjo sebagai salah satu direktur di Bank Muamalat Indonesia Tbk. Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang berlangsung di Jakarta. Penunjukan tersebut menjadi bagian dari strategi besar Bank Muamalat untuk memperkuat eksistensi dan komitmennya dalam memajukan keuangan syariah di tanah air.
Selain H. Kukuh Rahardjo, RUPS-LB juga menetapkan Imam Teguh Saptono sebagai Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia. Imam sebelumnya dikenal sebagai tandem Kukuh di BNI Syariah sebelum Kukuh bergabung dengan Bank NTB Syariah. Penunjukan keduanya menandakan sinergi antara pengalaman dan visi yang selaras untuk membawa Bank Muamalat ke tahap berikutnya dalam industri perbankan syariah.
H. Kukuh Rahardjo yang dikonfirmasi mengenai pengangkatannya menyatakan rasa syukur dan siap menjalankan tanggung jawab baru ini. “Proses hingga saya ditunjuk sebagai salah satu direksi telah berjalan dalam beberapa bulan terakhir. Bank Muamalat membutuhkan orang-orang yang berkomitmen untuk membesarkan perbankan syariah di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam keterangannya, Kukuh Rahardjo menjelaskan bahwa diskusi dengan Bank Muamalat telah menunjukkan adanya kesamaan visi untuk memperbesar keuangan syariah nasional. Sebagai salah satu pionir perbankan syariah di Indonesia, Bank Muamalat memiliki peran strategis dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah.
“Setelah diajak diskusi, saya melihat tujuan besar yang ingin dicapai, yaitu membesarkan keuangan syariah di Indonesia. Karena semangat ini, saya bersedia bergabung,” tambahnya.
H. Kukuh Rahardjo telah menghabiskan enam tahun terakhir memimpin transformasi Bank NTB dari bank konvensional menjadi bank syariah penuh. Sejak konversi pada tahun 2018, Bank NTB Syariah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, baik dari sisi kinerja keuangan maupun adopsi teknologi.
“Saya melihat Bank NTB Syariah sudah cukup kuat. Enam tahun saya membantu membangunnya, infrastruktur dan teknologinya sudah mapan, sehingga bank ini sudah stabil. Sekarang saatnya saya bisa berkontribusi di tingkat nasional,” ujarnya.

Keputusan untuk bergabung dengan Bank Muamalat, menurut Kukuh, tidak berarti meninggalkan Bank NTB Syariah begitu saja. Ia telah mengomunikasikan rencananya kepada komisaris Bank NTB Syariah, termasuk langkah-langkah untuk memastikan transisi yang mulus.
“Saya akan segera melapor kepada pemegang saham Bank NTB Syariah, termasuk OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank Jatim sebagai mitra KUB (Kelompok Usaha Bank). Proses pengunduran diri ini akan saya lakukan sesuai prosedur yang berlaku,” jelasnya.
Transformasi Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah adalah salah satu pencapaian besar H. Kukuh Rahardjo. Di bawah kepemimpinannya, bank ini berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat, memperluas layanan, dan memperkuat modal inti melalui kerja sama strategis dengan Bank Jatim. Tren positif ini memberikan keyakinan bahwa Bank NTB Syariah akan tetap berkembang meskipun terjadi pergantian kepemimpinan.
Dengan penetapannya sebagai direktur di Bank Muamalat Indonesia, H. Kukuh Rahardjo menghadapi tanggung jawab baru untuk membawa Bank Muamalat ke arah yang lebih baik. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat memiliki sejarah panjang dalam memimpin sektor keuangan syariah. Dalam beberapa tahun terakhir, bank ini telah menunjukkan komitmen besar untuk memperluas layanan dan inovasi produk guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kukuh Rahardjo optimis bahwa pengalaman dan dedikasinya akan memberikan kontribusi signifikan untuk memperkuat posisi Bank Muamalat di pasar keuangan syariah.
Penunjukan H. Kukuh Rahardjo sebagai salah satu direksi Bank Muamalat Indonesia adalah langkah strategis yang mencerminkan komitmen bank dalam mencari figur-figur berpengalaman untuk memperkuat daya saing. Dengan latar belakang sukses di Bank NTB Syariah, Kukuh diharapkan membawa perspektif baru untuk mendukung ekspansi layanan Bank Muamalat sekaligus memperkuat perannya dalam mendorong keuangan syariah di Indonesia.
Ke depan, industri perbankan syariah nasional menghadapi tantangan sekaligus peluang besar. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan berbasis syariah, Bank Muamalat memiliki peluang untuk memperluas pangsa pasar dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian syariah Indonesia.