Mataram, Jurnalekbis.com – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan performa positif dalam kinerja fiskal dan ekonomi hingga November 2024. Hal ini tercermin dari peningkatan penerimaan negara, realisasi belanja yang efektif, dan pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil.
Hingga 30 November 2024, NTB mencatat penerimaan negara sebesar Rp8,47 triliun atau 86,78% dari target. Penerimaan perpajakan menjadi kontributor utama dengan Rp7,66 triliun, meningkat 44,32% dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor tambang, terutama ekspor konsentrat tembaga, menjadi penggerak utama kenaikan ini. Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp809,59 miliar, melampaui target sebesar 163,34%.
Realisasi belanja negara di NTB mencapai Rp24,13 triliun, digunakan untuk mendukung program-program prioritas seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Sektor kesehatan mendapat alokasi sebesar Rp1,48 triliun, sementara sektor pendidikan menerima Rp3,76 triliun. Dalam sektor infrastruktur, pemerintah membelanjakan Rp2,11 triliun untuk proyek konektivitas dan perumahan.
Kebijakan fiskal NTB difokuskan untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Penghapusan kemiskinan ekstrem mendapat alokasi Rp341,65 miliar, sementara penanganan stunting menerima Rp47,63 miliar. Pemerintah juga membelanjakan Rp564,35 miliar untuk pengendalian inflasi melalui program distribusi, keterjangkauan harga, dan ketersediaan pasokan.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp5,3 triliun kepada lebih dari 108 ribu debitur, mayoritas di lombok-tengah/">Kabupaten Lombok Tengah. Skema Ultra Mikro (UMi) juga terealisasi sebesar Rp167,02 miliar, mendukung pelaku usaha kecil di NTB.
Ekonomi NTB tumbuh sebesar 6,22% (yoy) pada triwulan III-2024. Sektor tambang tetap menjadi motor utama dengan kontribusi 2,84%, sementara sektor lainnya tumbuh moderat. Konsumsi rumah tangga berkontribusi terbesar terhadap PDRB, didukung oleh tren ekspor yang terus meningkat.
Meski inflasi tahunan mencapai 1,46% (yoy), pemerintah terus memantau daya beli masyarakat melalui pasar/">operasi pasar murah dan pengawasan distribusi barang. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas harga dan keseimbangan permintaan-pasokan di pasar.
Untuk meningkatkan kontribusi NTB terhadap PDB nasional, pemerintah mendorong industrialisasi dan hilirisasi pada sektor pariwisata dan pertanian. Pengembangan pariwisata diarahkan menuju “quality tourism” untuk keberlanjutan ekonomi lokal.
Kepala Kanwil DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, menyatakan, “Komitmen NTB dalam menjaga stabilitas fiskal dan mengoptimalkan potensi ekonomi regional menjadi fondasi penting menuju transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Provinsi ini terus memperkuat posisinya sebagai salah satu kontributor penting dalam pembangunan nasional.”
Dengan langkah-langkah strategis ini, NTB optimis dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.