BusinessEkonomiPasar

Jelang Nataru, Harga Daging Ayam dan Cabai Naik

×

Jelang Nataru, Harga Daging Ayam dan Cabai Naik

Sebarkan artikel ini
Jelang Nataru, Harga Daging Ayam dan Cabai Naik
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Kondisi pasar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini masih stabil, meskipun terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditas. Baiq Nelly Yuniarti, Kepala perdagangan/">Dinas Perdagangan NTB, menyampaikan bahwa kenaikan harga terutama terjadi pada cabai merah dan cabai rawit merah. Kenaikan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk permintaan yang tinggi dan cuaca ekstrem.

Menurut Baiq Nelly Yuniarti, harga cabai merah mengalami kenaikan signifikan mencapai Rp 3.600 per kilogram. Sementara itu, harga cabai rawit merah naik hingga Rp 7.000 per kilogram, dari Rp 28.000 menjadi Rp 36.000 per kilogram.

 “Harga memang ada kenaikan terutama di harga cabai merah dan cabai rawit merah. Kenaikan ini besar sekali, dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi dan cuaca ekstrem,” jelas Baiq Nelly. Selasa (24/12).

Baca Juga :   Pertamina Genjot Pasokan LPG 3 Kg di NTB, Atasi Kelangkaan di Sumbawa & Bima

Baiq Nelly mengungkapkan harapannya agar memasuki bulan Ramadhan, harga-harga tersebut dapat mulai turun. Saat ini, selain cabai, harga komoditas lainnya sudah mulai terkendali.

“Harapan kita memasuki bulan Ramadhan harga-harga ini sudah mulai turun. Kenaikan hanya terjadi pada cabai, kalau yang lainnya sudah mulai terkendali,” tambahnya.

Meski cabai mengalami kenaikan, harga bawang menunjukkan tren penurunan. Sementara itu, harga daging ayam ras mengalami sedikit kenaikan sebesar Rp 200, dari Rp 41.500 menjadi Rp 41.700 per kilogram, yang dinilai tidak terlalu signifikan dan tidak menjerat konsumen.

“Untuk harga daging ayam ras masih aman, kenaikan hanya Rp 200 dan tidak menjerat konsumen,” jelas Baiq Nelly.

Baca Juga :  Awal Mula Google Tercipta

Kondisi stok daging ayam ras saat ini masih aman. Namun, Baiq Nelly menyebutkan bahwa kondisi kedelai sempat rawan karena NTB merupakan penghasil tahu dan tempe, tetapi saat ini stok kedelai sudah masuk dan aman.

“Stok daging ayam ras masih aman, meskipun kemarin kondisi kedelai sempat rawan karena NTB penghasil tahu dan tempe,” ungkapnya.

Untuk stok gas LPG, Baiq Nelly memastikan bahwa kuota telah dinaikkan 100 persen dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, masalah distribusi masih menjadi perhatian, terutama di desa-desa yang jauh dari pangkalan LPG.

“Stok LPG masih aman, kuota sudah dinaikkan 100 persen dari Migas, hanya masalah distribusi saja. Kami sudah minta kepada ESDM untuk memperbanyak pangkalan, terutama di desa-desa yang jaraknya jauh dari pangkalan,” jelasnya.

Baca Juga :  Mangrove di Bima: Sinergi PLN dan Pemerintah untuk Ekonomi Berkelanjutan

Baiq Nelly menyarankan agar setiap desa memiliki setidaknya dua pangkalan LPG untuk mengatasi masalah distribusi dan memastikan harga LPG tidak naik di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Kami minta agar setiap desa memiliki setidaknya dua pangkalan LPG untuk mengatasi masalah distribusi dan memastikan harga tidak naik di atas HET,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *